Ujian dimulai.
Tampak para siswa saya berkonsentrasi sama materi ujian online di hadapan mereka. Apa yang mereka siapin sayapun gak tahu, apa ada di antara mereka yang belajar atau yang sudah menyiapkan contekan dari rumah. Saya gak menyalahkan mereka karena itu namanya usaha.
Kemudahan dalam pengaksesan materi online sekilas tampak mengagumkan, padahal hal ini tak luput dari minus-minus oleh kecanggihan teknologi. Teknologi yang seharusnya memudahkan kita justru menjadikan kita sebagai budak teknologi. Dalam rapat, kita sebagai pengajar selalu menyampaikan apa yang terjadi di lapangan namun tetap hal ini gak mendapat solusi. Selalu ada yang menyalahkan, selalu ada yang merasa benar sampai akhirnya masalah ini menjadi lagu lama.
Masalah kebocoran soal ujian. Bukannya ini sudah tampak lumrah? Bahkan UAN kemarin saja soal-soal masih bisa dibocorkan. Dan saya percaya ini adalah ulah oknum. Oknum yang tak jelas siapa dan apa jabatannya, namun tujuannya sama. Sama juga seperti siswa saya, walaupun sistem berbasis online ternyata security-nya masih dapat dijebolkan dengan cara yang sederhana.
Lantas upaya apa yang dilakukan? saya rasa percuma sama seperti OS Windows yang selalu dapat diserang oleh virus. Begitu muncul solusi yang baru maka gak berapa lama akan dapat diakalin untuk dijebol. Intinya disini adalah hirarki manajemen yang baik dan awardness dari setiap individu. Manajemen yang baik dapat berupa penanganan yang responsif terhadap segala masalah yang timbul. Regulasi-regulasi yang bersifat fleksibel dan gak menyulitkan.
p.s : Kenapa sekolah itu ada namanya ujian ya? 😀
Namanya aja juga ujian. “Sesuatu untuk menguji (apakah seseorang berhak lulus atau tidak)”. 😀
Kalau saya lihat kampus di sini, ujian pakai komputer memang efektif. Ngga perlu pengawas yang aktif, soal berbeda atau diacak, dan setiap selesai menjawab pertanyaan, tidak boleh mundur ke nomer itu lagi. Jadi, peluang mencontek itu hampir ngga ada.
Bermasalah dengan OS Windows? 😆 .Ya itu konsekuensinya pakai Windows. Kalau pakai windows, sudah menjadi kewajiban:
1. Punya Firewall
2. Punya antivirus
3. Punya anti-spyware
4. Ketiganya bukan yang bajakware, melainkan freeware atau original sekalian
5. Mengupdate ketiganya idealnya setiap hari.
Itu yang saya lakukan, jadi si mikocok window ini aman dari virus dan kroni-kroninya 😆 .Nah, kalau ngga mau repot yah harus ganti ke Linux.
=======================================
Oke menjawab pertanyaan, untuk apa ada ujian di sekolah?
Ini menjadi penolong orang tua untuk meng-rem permintaan anaknya akan mainan. Kalau anak minta mainan, ortu bisa bilang “eh, nilai ujianmu kurang bagus. Belajar dulu, setelah nilai bagus, baru papa beliin mainan”
😆
ada yang bilang banyak belajar banyak lupa
sedikit belajar, sedikit lupa
ga belajar ya ga akan pernah lupa
jadi pilih mana?
buatku ujian (kalo mmg menguji apa yang udah dipelajari) berarti menguji tingkat daya tangkap kita
yuppppsss… mau pinter … belajar…. hihihihi -____-
Tapi belajar tetap wajib, walau ilmunya banyak yang tidak aplikatif nantinya 🙂
Evaluasi dari apa yg telah dipelajari sebelumnya
gitu bukan yak? heheeeeeee
p.s : Kenapa sekolah itu ada namanya ujian ya? 😀 —> karena seperti hidup kalau mau naik tingkat ya mesti diuji. gimana lagi kita tau tingkatannya seseorang tanpa diuji?? 😀
ujian seh ndak papa…asal gak bikin stress muridnya sampai pada bunuh diri kayak UN…itu sih ujian dah gak bener.. 😀
mengutip kata pak anggi, ngawas ujian=magabut, wkwkwkw..