BerandaIdeaKotak Kado Cerita Baik Bersama JNE

Kotak Kado Cerita Baik Bersama JNE

Author

Date

Category

Tiga bulan pertama setelah saya mengalami perampingan perusahaan terasa hampir mati gaya dalam dunia online, bukan saja penghasilan bulanan yang berhenti sementara. Namun badan ini serasa ingin tetap berkarya lewat bekerja, apalagi berdampak lanjut membuat saya lebih bersabar untuk hasrat belanja online :mrgreen:.  Hingga akhirnya saya mengaktifkan kembali kemampuan menulis saya mencari peluang baru untuk kelangsungan hidup saat ini.

Seperti kata seorang teman, tiap orang memiliki kisah hidup masing-masing yang kita tak pernah tahu kapan titik terendah tersebut datang mendekati kita. Apa yang saya alami dalam tahun ini ada begitu banyak kegagalan, kisah yang memilukan yang membuat keluarga saya apes dalam hitungan jam, rasa bersalah, saya menjadi beban bagi ibu saya dan terakhir rasa ingin pergi jauh hingga tidak ada orang yang mengenal saya kembali.

Sejenis paket ini dulunya sering datang ke rumah
Jenis paket ini dulunya sering datang ke rumah

Tuhan selalu punya cara yang ajaib kalau saya katakan. Selalu ada cara untuk membuat saya bangkit kembali dikala saya sedang jatuh dan dipandang rendah oleh orang lain. Membuat saya selalu menulis apa yang saya rasakan tentang #BahagiaItuSederhana bahwa burung saja Tuhan beri makan, apalagi saya sebagai makhluk ciptaan-Nya? Barangkali, kalau saya menyerah pada keadaan saat itu nama saya hanya tinggal kenangan.

Pertanyaannya, kenangan seperti apa yang ingin saya tinggalkan buat kalian? Baik atau buruk?

cerita-baik-bersama-jne

Tersirat harapan yang saya rasakan selama ini, hingga mau menutup akhir tahun 2016 beberapa hari lagi. Harapan untuk lebih baik bahkan selalu saya bawa dalam doa sebelum tidur. Tak pernah saya putus berdoa akan tiap berkah-berkah yang saya peroleh selama ini. Jika dipikir secara akal sehat, ini gila dan mustahil, namun faktanya saya mengalaminya sendiri.

Aktifitas saya menulis di blog lalu mencoba peruntungan lewat lomba menulis yang bertaburan tiap bulannya. Saat ini menjadi harapan saya untuk tetap bertahan hidup. Tidak banyak orang yang tahu, namun bukankah sebaiknya begitu? Orang hanya ingin tahu keadaan kita yang menarik, tapi tidak mau melihat proses dibaliknya?

Dari sekian banyak lomba menulis yang pernah saya ikutin, banyak juga yang tidak menghasilkan buah yang manis. Pernah dalam satu bulan menulis untuk 8 lomba namun Tuhan hanya mengizinkan saya mendapat 2 hadiah dari 8 lomba tersebut. Apa saya kesal? Tentu tidak, saya tetap berprasangka baik sama Tuhan karena tandanya Tuhan hanya beri saya rejeki sampai situ saja. Lagi pula, kalau semua yang saya ikutin lalu nama saya keluar jadi pemenang lomba, hikmah apa yang nanti saya dapatkan kalau saya tidak merasakan suatu kekalahan? Kita sedari kecil diajarkan untuk terus memenangkan perlombaan dan tidak legowo menerima kekalahan inilah yang mengakibatkan kita tidak sportif dalam hidup.

Nikmat dari #BahagiaItuSederhana berupa saya diganjar hadiah dari sponsor yang dikirimkan ke rumah saya. Silih berganti kurir JNE Express mengantarkan barang ke rumah saya, hingga saya pun jadi mengenal beberapa kurir. Apabila saya sedang diluar terkadang bapak kurir mengirimkan sms menanyakan keberadaan saya lalu kemudian saya janjian bertemu untuk kembali ke rumah. Bayangkan sampai sebegitu dekatnya saya dengan kurir tersebut.

sebuah-curhatan-colongan

Tiap paket hadiah yang saya terima, secepat mungkin saya mencari calon pembeli. Jujur, ada rasa kurang enak di hati saya sewaktu menjual kembali hadiah yang saya dapatkan. Seperti rasa bersalah namun posisi saya seperti buah simalakama. Tidak saya jual berakibat saya tidak memiliki penghasilan untuk biaya sehari-hari. Kalau pun saya pakai barangnya tentu kurang bisa saya manfaatkan karena barang elektronik terkadang memiliki usia ekonomis yang akan menyusut.

Terkadang menatap kotak hadiah setelah menerima dari kurir saya pun berkata dalam hati, “mbok e kapan saya bisa cicip sendiri hadiah ini, capek-capek dapatnya dijual semua.” Hati saya seolah merintih namun rasa itu segera saya hilangkan dan lewat tulisan inipun saya tulus meminta maaf dengan sponsor yang telah berbaik hati. Namun, kalianlah yang menyelamatkan hidup saya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, mungkin kalau tidak ada harapan saya sudah tidak ada sampai sekarang.

Saat saya mau melepaskan barang saya ke orang lain, terlebih dahulu saya selalu berdoa meminta agar dipertemukan dengan orang baik yang dapat merawat barang saya. Tidak ada paksaan. Bersyukur akan hal tersebut, orang yang membeli hadiah saya adalah teman-teman saya dan saya percaya merekalah yang memakai barang tersebut dan merawatnya. Kadang menertawain diri sendiri, kenapa juga masih dipikirkan toh barangnya sudah dijual. Entahlah, saya masih suka teringat dengan proses sewaktu mendapatkan hadiah tersebut.

Prosesnya tidaklah gampang. Saat ini, dalam sebuah perlombaan kita harus bisa menyisihkan tulisan-tulisan peserta lainnya yang sangat kreatif. Dari isi tulisan sampai cara penyajiannya. Sering kali saya menghapus peluh sewaktu di depan laptop. Bosan di depan laptop, saya keluar mencari angin segar. Walaupun sudah berusaha tetap hasil akhir di selera juri yang kita tidak tahu seperti apa selera juri. Suka duka seperti inilah yang membuat saya termotivasi untuk tetap bertahan hingga saat ini dan tersenyum sambil menatap ke langit tanda bersyukur

pucuk-cinta

“iPhone-nya masih pak?” bunyi isi pesan whatsapp dari orang yang saya belum kenal dalam ponsel. Saya pun segera membalas isi pesan dari orang tersebut yang berada di Jogja. Lewat percakapan yang alot mulai dari harga sampai kondisi barang, malahan saya berikan lengkap foto barangnya tapi tetap saja dia menyudutkan seperti cara menawar di sebuah pasar dan trik kalau dia pura-pura lari maka pedagang akan memanggilnya kembali. Saya menjadi tidak nyaman dengan si calon pembeli ini sebab dari sikap seperti robana dan rojali yaitu rombongan banyak nanya dan rombongan jarang beli.

chat-1

Bagi saya, tidak perlulah menjatuhkan nilai barang dengan kondisi barang apabila tidak memiliki niat untuk membeli, atau pun orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan. Terlalu jahat menurut saya kalau ada orang memiliki sifat seperti itu. Tiap orang memiliki harga yang sudah ditentukan, kalau pun tidak cocok cukup ucapkan belum tertarik mungkin lebih dihargai. Lagipula barang yang saya tawarkan bukanlah barang curian. Saya pun meninggalkan obrolan malam itu dengan tidak melanjutkan percakapannya kembali.

Awalnya saya memang tidak berniat menjual iPhone sebab memang saya membutuhkan ponsel baru untuk menggantikan ponsel lama saya yang sudah mulai tersoak-soak dengan banyaknya aplikasi dan data penyimpanan. Selain itu, sebagai apresiasi diri dari hasil selama ini. Situasi berkata lain, sekali lagi saya pun bertanya dalam hati apabila iPhone ini jodoh saya maka akan saya buka dan gunakan sebagai ponsel sehari-hari. Tapi kalau belum, tentunya akan ketemu calon pembeli yang tepat.

“iPhone dah laku belum?” Tanya orang yang sama setelah 3 hari sejak pesan pertamanya.

“Masih ada kok, cuma rencana mau saya pakai saja. Kenapa mas?”

“Mau jual berapa lagi? Sudah dipakai yaa..”

“Belum kok, nanti lihat lah kalo cocok lepas kalo gak pake sendiri.”

“5 jt kirim aja gimana?”

“Gak mas, tetap diharga kemarin mas.” Entah kenapa beliau masih menyebalkan ya. Masih mau adu argumen yang menurut saya tidak penting karena hati saya tetap di awal.

“Oke semoga bisa laku. Makasih pak sukses.” Akhir pesan dia memberikan saya doa dan membuat saya lega untuk tidak terus melanjutkan obrolan. Tentunya hal seperti ini pernah kalian rasakan apabila berkecimpung di belanja online sewaktu bertransaksi dengan calon pembeli. Sabar saja dengan para robana dan rojali sebab jika diposisi mereka tentu mereka menginginkan barang bagus dengan harga termurah sampai mencekik leher. Namun, kalau kamu bersabar percaya saja ada hasil manisnya.

chat-3
There is not such a thing can buy like people who trust to you. I am so proud.

Selang beberapa jam kemudian, saya masih sibuk dengan aktifitas di luar bersama teman-teman saya. Pikir saya baiknya kalau memang belum bertemu peminatnya saya pakai sendiri saja iPhone tersebut.

“Huang, iPhonenya masih ada?” Meldud mengirimkan pesan. Saya senang membalasnya sebab ada calon pembeli. Sudah lama juga saya juga tidak berjumpa dengan dia.

“Masih kok, mel.”

“Aku minat nih… berapaan? Nomer rekening berapa?”

“Yakin kamu mau deal?” tanyaku tidak percaya dengan apa yang baru saja saya alami. Berharap saya salah membaca pesan yang dia tulis : Aku percaya sama kamu, Huang. Hanya perlu menunggu waktu sekitar 5 menit setelah saya mengirimkan nomor rekening, tiba-tiba ada pesan sms masuk ke dalam ponsel saya memberitahukan kalau ada sejumlah uang yang masuk ke dalam tabungan saya. Oh Tuhan! Kamu sedang tidak bercanda sama saya bukan? Pengalaman manis seperti ini kedua kalinya saya rasakan setelah tiga bulan sebelumnya. Saya merasakan kebaikan Tuhan dalam merencanakan kebaikannya bagi orang yang memang membutuhkan.

Hati saya saat itu girang sekali hingga meneteskan air mata tanda #BahagiaItuSederhana. Bagaimana bisa saya yang tadinya diperlakukan kurang enak sama calon pembeli pertama, tapi ternyata berkat “doa” dia saya pun mendapatkan balasan baik malahan lebih baik kalau boleh saya ungkapkan.

chat-2

“Mas, terima kasih ya buat doanya tadi. Barusan saja iPhone saja terjual malahan harganya lebih dari yang saya pikirkan.” Tanpa ragu saya menekan tombol kirim ke orang tersebut dan tidak berapa lama dia membaca namun tidak membalas. Pikir saya, ah sudahlah, saya sudah bisa membayangkan bagaimana reaksinya dia setelah membaca pesan saya karena setelah itu dia tidak membalas kembali. Keep up the good soul!  :mrgreen:

unboxing-iphone-6Besoknya saya segera packing rapi iPhone yang sebentar lagi berpindah tangan ke teman saya. Namun, sebelumnya saya menulis di secarik kertas :

Thank you very much for you kindness. Now, this iPhone is belong to you. Wish be useful for you, taking dozens picture of your son, and remain connected with your husband. Please take care of well this iPhone ya.”

Begitulah tulisan saya disecarik kertas putih kemudian melipat dua dan menyelipkan di dalam bungkusan. Entahlah apa yang saya perbuat adalah alami karena saya merasa sangat senang untuk menuliskan kalimat ucapan terima kasih tersebut. Setelah selesai packing iPhone dengan rapi saya pun bergegas memanaskan motor menuju ke JNE Express pusat yang ada di Palembang.

jne-belakang-bank-indonesia
JNE Cabang Utama Mayor Ruslan Palembang

Jasa pengiriman JNE seperti menjadi sahabat saya. Sudah lama menggunakan jasa ekspedisi yang telah ada sejak 26 tahun lalu lamanya menginspirasi negeri. Tentunya JNE telah membantu ribuan orang untuk mengantarkan paket ke seluruh penjuru Indonesia sampai pelosok. Barangkali, cerita saya ini hanya segelintir dari kisah-kisah baik orang lainnya. Salah satu hal yang membuat saya betah menggunakan JNE Express karena kenyamanan dalam proses pengiriman serta kurir JNE yang ramah.

Terbiasa menggunakan JNE YES dengan slogan Yakin Esok Sampai tentunya menjadi opsi bagi saya untuk memilih YES sebagai paket mengirimkan barang saya ke teman saya di Jambi. Tidak ada syarat khusus dalam mengirimkan barang lewat JNE Express, selama barang yang kita kirim tidak melanggar peraturan dan berisi barang yang membahayakan. Makanya sedari awal petugas JNE akan bertanya terlebih dahulu mengenai isi barang yang akan kita kirimkan.

suasana-jne-palembang

fragile-pecah-belah

Paket pengiriman lewat JNE Express juga menggunakan plastik pelindung yang berguna sebagai segel barang kita. Selain itu, petugas JNE juga menawarkan untuk packing kayu dan asuransi apabila barang yang dikirim merupakan barang penting pecah belah. Namun tetap memberikan opsi bagi kita untuk menerimanya atau tidak. Apabila tidak maka kita wajib menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Asuransi. Tujuannya apabila dalam proses pengiriman terjadi kerusakan atau kehilangan pihak JNE Express tidak bertanggung jawab.

cek-nomor-resi-jne

Selanjutnya, petugas JNE akan menginformasikan jumlah harga pengiriman sesuai dengan jarak dan lokasi. Apabila sepakat dengan harga tersebut maka barang kita siap diproses oleh petugas JNE. Nantinya kita akan diberikan tanda bukti pengirim (e-consignment note) berisi nomor RESI yang bisa kita lacak lewat situs JNE atau aplikasi MyJNE dari ponsel pintar kita.

aplikasi-myjne

Kemudahan kita memantau pengiriman lewat aplikasi JNE atau website tentunya menimbulkan rasa nyaman dan aman sebab kita bisa tahu pergerakan barang telah sampai di mana. Bahkan, apabila barang kita sudah sampai ditujuan kita pun segera mendapatkan informasi bahwa barang telah diterima. Terbukti besok lusa saya sudah mendapatkan pesan sms kalau barang saya telah sampai dengan selamat ke teman saya di Jambi. Sangat praktis cara JNE Express melayani pengiriman tiap orang di seluruh Indonesia.

cara-melacak-nomor-resi-jne

Sementara itu untuk merayakan hari ulang tahun JNE ke-26, kemarin tanggal 26 – 27 November 2016 ternyata JNE berbagi kebahagiaan buat kita pengguna JNE Express lewat #Harbokir yaitu Hari Bebas Ongkos Kirim di 55 kota besar Indonesia. Serius gratis? Betul! Malahan diberikan gratis sampai maksimal 2 kg per resi pengiriman. Bayangkan asiknya para pelapak yang berjualan atau kita yang sedang punya kepentingan mengirimkan barang.

hadiah-dari-jne
Hadiah berikutnya yang dikirim oleh JNE Express. Penasaran buat dibuka isinya 😀

Beberapa minggu lalu, waktu saya di Jakarta juga mendapatkan pesan serupa yang memberitahukan kalau paket saya akan segera datang karena sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Palembang. Senangnya waktu saya baru tiba di rumah ternyata ada paket kayu dengan label JNE ukuran besar. Ternyata, paket kayu tersebut merupakan paket hadiah saya hasil menang lomba beberapa waktu lalu. Banyak cerita yang sudah dilaluin dengan kebaikan JNE Express sebagai jasa ekspedisi yang sudah lama eksis di Indonesia.

chat-4

Last but not least, kelegaan saya terbayar lunas sudah sewaktu teman saya mengirimkan pesan kalau iPhone yang saya kirimkan sudah dia terima dengan baik dan dia sangat suka sekali. Rasa senang karena barang telah sampai dengan selamat dan tentunya bermanfaat buat dia pakai.

Arti status facebook-ku beberapa hari lalu, semoga sudah tidak penasaran lagi
Terjawab sudah maksud status facebook-ku beberapa hari lalu, semoga kalian sudah tidak penasaran lagi

Walaupun sudah begitu banyak kisah memilukan yang saya alami, ternyata masih terselip cerita-cerita baik yang saya alami tanpa pernah saya rencanakan. Semuanya terjadi secara alami bahkan seperti janji Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya. Rasa yang membuat saya untuk tetap bertahan hingga detik ini adalah bagaimana merasakan kebaikan tiap orang yang sudah baik kepada saya. Sekecil apapun itu selalu saya syukurin. Terima kasih JNE yang telah hadir membantu saya selama ini.

Kira-kira saya bakal dikirim apa lagi sama JNE ya? :mrgreen:

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

63 KOMENTAR

  1. Koh…lagi iseng blog walking, nemu tulisan ini. Terharu, terinspirasi, tersemangati 😉
    Be blessed always ya. Dan jangan pernah berhenti berbagi.

  2. Terharu pas baca komen ini:

    … Iya mbak Haya, seperti yang dialami kadang gak percaya kalau kita masih dijaga sama Sang Pencipta. Udah berusaha kalau pun gagal atau digagalin oleh orang lain, pasti ada jalan lainnya.

    Ingatanku langsung kepada sebuah lomba dan aku dinyatakan sebagai pemenang utama, namun sampai saat ini belum jelas statusnya.

    Aku percaya, jika pintu yang ini tertutup, pasti masih ada pintu lain yang terbuka bahkan menganga.

    Insya Allah… intinya, jangan pernah berburuk sangka pada Sang Maha Pencipta.

  3. Selamat, Koh. Tulisa keren seperti ini layak dapat notebook. Hihihi.
    MacBook Air-ku sempat rencana mau dijual, cuma ya gitu karena sudah dipake jatuhnya barang second dong, dan orang nawar seenaknya aja. Sementara masih dipake sendiri, alhamdulillah masih ada sumber lain sih. Entah nanti kalo pas butuh uang banyak, bakalan lego juga kali. Hihihi.

  4. Terharu bacanya. Mataku sampai berkaca-kaca. Tuhan Maha Baik, Koh. Selalu ada jalan untuk hamba-nya yang mau berusaha. Selamat ata kemenangannya. 🙂

    • Iya mbak Haya, seperti yang dialami kadang gak percaya kalau kita masih dijaga sama Sang Pencipta. Udah berusaha kalau pun gagal atau digagalin oleh orang lain, pasti ada jalan lainnya.

      Makasih ya mbak Haya buat doa baiknya. Semoga menginspirasi. Aamiin.

  5. Belum pernah dapat iphone sih, tapi memang kalau jual smartphone atau Gadget lain rasanya nyesek. Kadang belum punya barang kayak gitu dan pengin nyobain, eh, tapi apa daya kl dipakai malah jd bekas entar. Tapi yakin ana sih, hadiah akan datang lagi dan lagi selama kita berusaha. Semoga lancar terus ya koh…

  6. Selamat ya Koh udah berhasil jadi jawara dalam kontes ini. Ceritanya mirip saya, hanya beda status aja hehehe kalo saya dah beranak bini tapi mengandalkan juga lomba Blog sebagai salah satu sumber pendapatan, apalagi skarang proses pindah ke kampung. Bakal sering ikut lomba. Makanya ngintip tip kemenangan dari Koh Deddy biar ketularan rezeki hadiah lomba.

    Saya pun kalau jual barang online, entah barang sendiri atau dari hadiah kadang ketemu pembeli yang rewel. Emang sengaja cari celah biar harga jadi rendah. Akhirnya saya blok aja di whatsapp haha, jahat ya. Kalau ga cocok, cari aja yg lain. Jangan nawar dan meragukan kualitas barang saya dong.

  7. Kok kita samaban sih mas.. kadangkala kalau jual barang yang udah susah payah kita dapetin dari berbagai kompetisi itu rasanya gimana gitu.. agak gak rela, tapi kalau gak dijuak ya buat apa.. toh memang barang yg hampir serupa kita sudah punya..

    Bedanya.. aku belum berani mas kalau mencoba untuk menjual barang ke beda kabupaten.. nah, mas sudah berani melayani pembeli kolot dari kalimantan itu saya rasa sudah hebat.. saya mentok mentok jual barang cuma sama orang satu kebupaten aja.. itupun harus cod, biar sama sama ndak nipu..

    Btw selamat ya mas… duh, aku terlena lagi sama tulisannya..

  8. jadi gitu toh cerita di balik lomba-lomba serta hadiah, yah orang cuma lihat suksesnya saja jadi kadang ada yang iri padahal di balik tersebut kita kan tidak tahu prosesnya. termasuk soal menjual kembali hadiah-hadiah tadi.

  9. Ngeri bah..sampai menghapus peluh di depan laptop ya 😛 wwkwk..Semangat..
    Jne masih ttp pilihan yang aku percaya waktu masih di Indonesia…

  10. Sampai di bagian ini, gue banget!

    “Terkadang menatap kotak hadiah setelah menerima dari kurir saya pun berkata dalam hati, “mbok e kapan saya bisa cicip sendiri hadiah ini, capek-capek dapatnya dijual semua.”

    Namun kadang kala suami yang mengingatkan, simpan saja dulu, buat dipakai sendiri saja bunda.

    Dan intuisi beliau sering benar. Ada saja kejadian yang akhirnya memberikan alasan misalnya Hp rusak.

  11. Waah ikut terharu, Koh Deddy. Aku pun, beberapa hadiah sering Kali dilego. Hehehe… Btw, tulisannya lengkap Dan keren banget. Calon juara euy. Good luck, Kokoh…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru