BerandaTravelingIndonesiaMenduniakan Al Quran Al Akbar Raksasa Palembang

Menduniakan Al Quran Al Akbar Raksasa Palembang

Author

Date

Category

Terkadang ada sebuah perjalanan yang tak selalu mulus dan lurus. Perjalanan yang mungkin akan membuat kita bosan sendiri dengan lamanya waktu untuk sampai ke tujuan. Kadang pula jalan itu berbelok dan menikung. Medan jalan yang harus berbagi ruas bersama pengendara lainnya. Lalu saat dilewati bisa jadi jalan itu berbatu, berlobang dan tak semulus pasir. Namun kita selalu bisa melewatinya, bukan?

Perjalanan yang saya tempuh melewati jalanan yang tak mulus dengan pemandangan rumah-rumah panggung khas rumah daerah di pinggiran Sumsel. Pada waktu tertentu air dari Sungai Musi akan pasang hingga semata kaki di atas rawa. Lokasi yang ingin saya tuju masih jauh ke dalam Gandus, sebuah kecamatan di Kota Palembang.

Kawasan ini bukan saja dikenal sebagai kawasan jalur karet karena memang terdapat pabrik karet. Tapi bagi warga setempat menjadi akses utama menuju kota Palembang. Selain itu kawasan ini pun sering dikunjungi bagi para penikmat sejarah dan wisata religi saat sedang singgah ke Kota Palembang. Jaraknya sekitar dua kilo dari Jembatan Musi II, kita masih harus masuk ke dalam destinasi wisata religi Bayt Al Quran Al Akbar.

Sejenak saya tertegun melihat pondasi bangunan tinggi beratap seng dari arah jauh. Mobil kami parkir di lapangan Pondok Pesantren Al Ihsaniyah, masih satu wilayah dengan bayt al quran yang akan saya datangi. Inikah bayt al quran raksasa yang tersembunyi itu?

Takjub Melihat Museum Al Quran Raksasa

Loket tiket masuk wisata religi al quran Al Akbar, Gandus, Palembang

Sungai Musi yang membelah daerah Ulu dan Ilir menjadi sungai terpanjang yang ada di Sumatera. Tetapi, masih belum banyak yang tahu kalau di sepanjang alirannya tersimpan suatu mahakarya membuat decak kagum semua orang yang singgah. Bukan hanya saya tapi juga terutama umat muslim.

Kita akan mendengar alunan nasyid saat akan masuk ke dalam rumah. Bangunan rumahnya sama seperti rumah tinggal pada umumnya. Musik nasyid memang menenangkan sekaligus meneduhkan hati saat kita berada di Bayt Al Quran Al Akbar. Halaman samping rumah dijadikan oleh pemiliknya sebagai Museum Al Quran raksasa yang berlokasi di Jalan M. Amin Fauzi, Gandus.

Pelataran halaman belakang rumah

“Yakin nih saya boleh masuk ke dalam?” tanya saya diawal sama salah satu teman muslim. Mereka mengangguk kepala.

Setelah melepas alas kaki di rak khusus, kita bisa segera masuk ke dalam. Dari arah luar, terdapat sebuah al quran ukuran raksasa menjulang tinggi di sebuah bangunan bertingkat lima. Saya mengamati sekeliling bangunan ke atas. Banyak informasi yang bisa kita tangkap dan baca langsung sebab terpampang di sekitar dinding.

Subhanallah…

Allahu akbar! Indah sekali.

Sekilas saya mendengar sayup orang di sebelah saya berdecak kagum tatkala melihat kepingan kayu-kayu terukir dengan warna emas. Terdapat pula aksen ukir ornamen khas Palembang. Ini kali pertama saya melihat langsung isi pembagian al quran dalam bentuk raksasa. Saya kagum!

Berawal Dari Sebuah Mimpi

Megahnya al quran raksasa ukir terbesar di dunia

Dilihat dari depan, Al quran ini terdiri dari beberapa sisi yang saling menutupi. Namun, masing-masing kepingan kayu dapat dibolak-balik. Saya mendapat pengertian tentang juz saat berjalan mendekati Bayt Al Quran Al Akbar. Juz merupakan sebuah cara pembagian al quran di mana keseluruhan al quran dipecah atas 30 juz. Tujuan pembagian ini agar memudahkan umat muslim yang ingin menyelesaikan pembacaan al quran atau mengaji dalam 30 hari.

Kita seperti sedang berkelana di sebuah labirin Al Quran raksasa. Penerangan seadanya di antara lorong-lorong, kiri kanan lorong seperti dinding kayu berisi ayat suci. Saya meletakkan tangan di salah satu kepingan kayu. Ukiran dan pahatan huruf arab yang detil. Jari telunjuk saya terus meraba tiap ukiran sampai bertemu dengan seorang bapak yang menyapa saya saat tengah terbuai kagum. Dia mengajak saya ikut bergabung bersama pengunjung lain duduk lesehan di antara lorong.

Mendengarkan pak Syarkoni bercerita

Saya akhirnya berkenalan dengan Bapak Syarkoni, salah satu pemandu di Bayt Al Quran Al Akbar. Beliau berbaik hati bercerita sekilas mengenai al quran raksasa di Gandus. Ide pembuatan al quran Al Akbar digagas oleh putra daerah Sumatera Selatan yaitu H. Syofwatillah Mohzaib yang dalam mimpinya mendapat perintah untuk membuat kaligrafi Al Quran yang bisa dinikmati umat manusia.

Mimpinya itu perlahan diceritakan dan diwujudkan. Kepingan-kepingan al quran yang terdapat di bayt ini memiliki tinggi 177cm lebar 144cm serta ketebalan kayu 2,5cm. Terbuat dalam bentuk kayu agar lebih tahan lama dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Satu kepingan kayu memiliki berat sekitar 50kg.

Ukiran kayu terbuat dari kayu tembesu yang dibuat di lorong Budiman Tangga Buntung Palembang. Proses pembuatan terbilang cukup lama, butuh 7 tahun mulai dari tahun 2002-2009 dengan menghabiskan biaya keseluruhan sekitar Rp. 1.2M. Dana besar tersebut di dapat para “hamba Allah” yang ingin ikut membantu mewujudkan realisasi Al Quran raksasa ini.

Dalam proses pengerjaannya dikerjakan para tenaga ahli mulai dari tukang ukir hingga pemasangan. Dengan kemeja batik lengan panjang dan mengenakan kopiah, Bapak Syarkoni juga bercerita bahwa proses dimulai dari penulisan, penjiplakan hingga penyiapan papan. Ayat-ayat suci ditulis dikertas karton, lalu disalin ke kertas minyak.

Penyiapan papan pengukiran dan pemberian warna serta motif bingkai ornamen al quran Al Akbar sendiri dari gambar bungai teratai dan daun pakis. Kemudian, untuk warnanya sendiri menggunakan warna cat kuning, emas serta merah maron. Perpaduan corak tiga warna ini melambangkan 3 bangsa yaitu Nusantara, Tiongkok dan Arab.

Sudut Lain Al Quran Al Akbar

Obrolan kami harus usai bersama Bapak Syarkoni sebelum dia mengajak pengunjung lain untuk Al Fatihah bersama. Bangunan al quran raksasa ini terdiri dari dua sisi. Sisi utama yang terdiri dari lima tingkat. Namun pengunjung hanya diperbolehkan naik di lantai dasar, mungkin alasan keselamatan. Sedangkan sisi lainnya berada berseberangan yang digunakan sebagai musholah sementara.

Dua anak remaja membenarkan posisi kerudung

Salah satu pengunjung baru terlihat sedang meminjam kerudung yang ada di dekat pintu masuk. Meski niatnya mengunjungi destinasi wisata, namun berkunjung ke tempat religi ada baiknya pengunjung juga menghormati dengan berpakaian sopan pantas.

Sambil menunggu salah satu teman menyelesaikan Ashar, saya mengambil sepatu dan menunggu mereka di luar. Terekam gambar salah satu petugas yang lebih muda dengan ramah menyapa tiap pengunjung yang akan masuk.

30 juz al quran terpampang nyata

“Sudah kak masuk dalem?” sapanya dalam logat Palembang.

“Barusan keluar, ini lagi nunggu teman masih sholat di pucuk,” jawab saya. “Ramai ya tiap kunjungan?” sambung saya kemudian mengajaknya mengobrol.

Kami berjabat tangan erat saling berkenalan. Pemuda itu bernama Idris, dia salah satu pengurus wisata religi al quran raksasa. Lewat tutur Idris saya menemukan cerita sudut lain Al Quran Al Akbar yang sangat menarik.

Tingkat kunjungan yang ramai setiap hari

Fakta tentang Al quran Al Akbar telah diakui oleh dunia sebagai Al quran ukiran kayu satu-satunya terbesar di dunia. Selain itu juga tercatat di Rekor Dunia Muri Indonesia. Wisata religi ini diresmikan oleh mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 30 Januari 2012 yang dihadiri oleh 51 negara-negara Islam sedunia dalam konferensi parlemen Islam untuk meresmikan penggunaan al quran sebagai al quran terbesar yang dicetak di atas lembaran kayu trembesi (kayu ulin).

Menurut Idris, dalam satu hari tempat wisata religi ini bisa dikunjungi sekitar 800 hingga 900 orang setiap hari. Tidak hanya hari libur, namun hampir tiap hari Museum Al-Quran besar ini ramai dikunjungi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Untuk dapat menikmati kekhusyukan wisata religi, pengunjung hanya dikenakan tarif tiket masuk Rp 5000 tiap orang.

Besar Namun Tak Begitu Diperhatikan

Keberadaan Al Quran raksasa ini cepat terdengar di kalangan masyarakat baik dalam dan luar kota provinsi Sumsel dan Indonesia. Bahkan sampai dunia internasional juga mengakui kemegahan dan ketakjuban karya seni Islam dengan ukiran khas Palembang dan memiliki ukuran terbesar yang pernah ada ini.

Saya bertanya pada Idris mengenai lokasi wisata religi yang jaraknya lumayan jauh dari pusat kota. Akses transportasi umum yang terbatas menjadi salah satu kendala bagi tempat wisata religi ini. Bagi pengunjung yang memiliki kendaraan pribadi tentunya dapat langsung menuju ke arah Gandus. Sementara bagi yang ingin menggunakan transportasi online akan mengalami sedikit kesulitan pada saat pulang.

Seni ukir kaligrafi al quran
Pengunjung senang berfoto di balik kepingan kayu

Salah satu hal yang membuat Bapak Syofwatillah, pemilik rumah sekaligus tempat wisata religi Al Quran raksasa masih mempertahankan dikarenakan dia mendambakan Al quran Al Akbar menjadi daya tarik wisata religi favorit untuk masyarakat Palembang, walau jarak jauh namun orang akan tetap datang. Apalagi pendanaan tempat wisata ini tidak melibatkan dana pemerintah dalam artian tak didukung baik oleh APBN maupun APBD, sehingga menjadi milik umat sepenuhnya.

Adanya destinasi baru ini secara tidak langsung membantu perekonomian warga lokal setempat. Seperti Idris dan bapak Syarkoni yang termasuk warga di sekitar lingkungan al quran untuk membantu mengurus. Saya pun melihat, warga-warga setempat berjualan mulai dari cinderamata hingga makanan tak jauh dari kawasan wisata religi.

Makna Sebuah Perjalanan Religi

Menelusuri jejak agama memang menjadi aktivitas yang menarik, selain paradigma wisata itu haruslah “alam” kini berubah menjadi “ketenangan jiwa dan spiritual”. Apalagi kalau tempat tersebut menjadi sarana bagi kita kontemplasi nan menyejukan hati. Saya percaya ditiap daerah pasti memiliki tempat yang indah sebagai objek wisata religi, begitu juga dengan Palembang.

Selfie bersama Yuk Annie dan Yayan

Entah sudah berapa kali saya mengajak teman-teman saya dari luar kota Palembang berkunjung ke tempat Wisata Religi Al Quran Al Akbar. Ada rasa bangga dapat menemani mereka melihat potensi wisata yang besar. Bukan tanpa alasan, objek wisata religi ini disebut al quran wisata religi muslim. Indonesia pasti bangga dengan keberadaan al quran ukir terbesar di dunia ini.

Benar katanya kalau jalan hidup tak selalu mulus. Datang ke tempat wisata religi al quran Al Akbar, khazanah saya tentang Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika nyata di tempat ini. Tidak ada larangan bagi pengunjung yang bukan muslim untuk melihat mahakarya indah dan mendunia ini. Semua orang dapat berkunjung untuk membuktikan sendiri karya seni kaligrafi yang indah tersebut. Berada di tempat ini membuat saya tampak seperti manusia kecil jikalau dibandingkan megahnya al quran Al Akbar.

Saya yakin ditiap pahatan tangan pembuat ada niat yang tulus sepenuh hati agar ukiran ayat-ayat suci ini dapat segera diperlihatkan ke seluruh penjuru dunia. Berkunjung ke al quran raksasa ini bisa menjadi salah satu alternatif tujuan wisata warga lokal. Bisa melihat indahnya karya seni ukir kaligrafi, serta mendapatkan sebuah siraman rohani.

Tips Berkunjung Masuk Al Quran Al Akbar

Saat kalian sedang berkunjung ke rumah orang, tentunya ada aturan-aturan yang berlaku. Termasuk saat kita ingin berkunjung ke Wisata Religi Al-quran Al Akbar Palembang.

  1. Kawasan wisata ini dibuka setiap hari mulai dari pukul 9.00 hingga 17.00 WIB.
  2. Harga tiket masuk dipatok Rp 5000/orang.
  3. Pakai pakaian sopan dan pantas.
  4. Bagi pengunjung pria disarankan tidak menggunakan celana pendek. Namun, pengurus juga menyediakan sarung untuk dipinjamkan.
  5. Bagi pengunjung perempuan disarankan untuk menutupi kepala menggunakan kerudung atau syal.
  6. Bagi yang ingin melakukan sesi foto pre-wedding dapat menghubungi pengurus dan mendapat pendampingan saat pemotretan.
  7. Akses transportasi menuju tempat wisata religi ini lebih baik menggunakan kendaraan pribadi.

Selamat menikmati perjalanan wisata religi di Palembang!

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

105 KOMENTAR

  1. Subhanallah, jadi pingin singgah ke Palembang melihat mushaf Al Quran terbesar dan Pulau Kemaro,,,dulu ke kota Palembang cuma mampir makan saja belum sempat ke destinasi wisatanya. Terimakasih koh Deddy Huang untuk infonya ..

  2. Udah sempet denger, sih, kalau di Palembang ada Alquran terbesar. Namun, baru saat ini baca ceritanya langsung. Indah sekali diukir di trembesi begitu. Selama ini saya cuma lihat ayat-ayatnya, ya, palingan di kertas atau gadget. Haha. :))

    Murah pula harga tiket masuknya. Kalau minjem sarung itu gratis, Koh?

  3. Oh ya, beberapa kali berkunjung ke Al-Quran Al Akbar ini, rasanya berkunjung di pagi hari (baru buka banget) lebih sepi dibanding setelah jam 12 siang. Untuk yang mencari kenyamanan dan kekhusyukan barangkali bisa datang lebih pagi 🙂

  4. Kemarin di palembang aku jg kesanaaa.. Suka ama tempatnya, kagum ama kaligrafi alqurannya, walopun aku ga bisa lupain bau karetnya :D. Berasa langsung nempel di baju.. Pulang dr tempat ini, aku jg diajak makan mie celor poligon yg deket situ.. Mie celor terenak sih menurutku 🙂

  5. murah banget biaya masuknya untuk ukuran museum Al Quran ini…. Apa karena hanya begitu2 aja ya KOh? Biasanya tempat wisata semacam itu memang murah biaya masuknya. wkwkwk… masuk ke Lawang Sewu aja cuma 15rebu.. eh segitu gak si? aku lupa…. tapi kalo dimahalin juga pasti dikit yang dateng ya…

  6. subhanallah
    indah banget koh
    dan hasil karya luar biasa
    iya sayang masih belum banyak yang tahu
    semoga bisa mendunia terutama setelah ada yang membaca tulisan ini
    amin

  7. Masya Allah. selain unsur religinya, unsur lokalitasnya juga kuat karena desain museum dan ornamen di dalamnya. Destinasi ini perlu mendapat perhatian bersama ya agar tetap terpelihara… Dan saya baru tahu ada museum ini di Indonesia. 🙂

  8. Sejenak aku terdiam dan tak mampu membayangkan bisa berdiri di hadapan megahnya alquran raksasa dari kayu ini. Sedari dulu sudah mendengar, namun belum berkesempatan untuk data g langsung. Benar benar terasa damai melihat setiap ukiran ayat ayat alquran yang tergores. Semoga saja jika umur panjang aku dapat bertandang ke palembang. Amin

  9. Koh Deddy, asli sih baru tau soal Alquran segede gitu. Aku bacanya amazed banget.
    Cuma sayang belum ada transportasi umum yg ke sana jadi aku kepikiran kalo ke sana, pulangnya gimana ?

    Dan kamsiah ya ko buat sharingnya, keep writing 🙂

    -ceritaliana.com

  10. Wah, benar-benar indah ya Al Quran-nya, apalagi dihias dengan ukiran khas palembang. 😀
    Mudah-mudahan tetap terawat ya koh. 🙂

  11. Al-Qur’an nya gede banget. Wisata Religi memang jadi sesuatu yang menarik dan berbeda ya Ko. Dan salut dengan pengelolaan yang santun dan ramah. Karena dari situ membuat tempat ini menjadi lebih adem.

  12. Saya pernah loh ke sini, agak miris di lantai atas hampir rusak karena terkena panas dan hujan. Kalau saya sendiri entahlah, dana tersebut mungkin akan lebih baik disumbangkan daripada membangun kemegahan. Ah tapi saya juga suka sesuatu yang megah.

  13. Saya kira dulu bangunan lokasi wisata ini ditengah-tengah kota dan punya bangunan khusus layaknya wisata lain. Ternyata malah dikelola sama pihak perorangan, bahkan hanya berlokasi di halaman samping rumah.

  14. Pas ke Palembang waktu itu mau minta anterin mas Yayan ke tempat ini. Ternyata lokasinya jauh. Berhubung diriku ada lomba lari di Ampera, akhirnya niat ini ditunda dulu. Mungkin nunggu LRT di Palembang sudah beroperasi hehehe 🙂

  15. Sebuah ide: Dibikin parkir di suatu lokasi, terus dikasih semacam shuttle yg berangkat tiap berapa menit sekali. Tapi nanti eksekusinya kayak gimana bisa dipikir lagi. Wkwk

  16. Di Sumedang ada bang,tapi bentuknya mirip buku, berlembar-lembar, besar,kira-kira hampir 2 meteran lah kalau nggak salah,sayang kurang ke urus, jadinya sudah rusak disana sini.

    Itu mah diurus dengan baik, design nya juga keren, pantas mendunia. Jadi pengen kesana ….

  17. As a moslem, I’m so proud to know that this was written by You, Koh.
    Berharap, suatu hari nanti saya bisa berkunjung ke tempat ini. 🙂
    Btw, Idenya ok juga nih koh, anti-mainstream 🙂
    Good luck, Koh Ded….

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru