BerandaReviewEventMelestarikan Hutan Demi Generasi Nanti

Melestarikan Hutan Demi Generasi Nanti

Author

Date

Category

Lestarikan alam hanya celoteh belaka
Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu

ohohoooo
Jelas kami kecewa

Seorang perempuan usia lanjut memulai bercerita kalau negara adikuasa seperti Amerika pernah merasakan suhu minus 40 derajat celcius dan Australia mencapai 50 derajat celcius. Saya ikut membayangkan panas yang tinggi seperti ada 5 matahari di berbagai titik. Pernah dalam satu hari saya mandi lebih dari tiga kali karena cuaca panas sekali. Badan selalu gerah. Kalau orang suka bilang seperti api neraka, sayangnya saya belum pernah mengunjungi ke neraka.

Fenomena cuaca ekstrim karena pemanasan global memang tidak bisa dianggap sepele. Kota-kota yang tidak siap mengantisipasi perubahan iklim telah merasakan akibatnya. Di musim hujan, intensitas curah hujan meningkat membuat kota dilanda banjir. Sebaliknya, di musim kemarau justru kesulitan air bersih, pertanian alami kekeringan dan gagal panen yang mengancam ketahanan pangan.

***

mengelola hutan lestari
Kuto Besak Theater Restaurant – Diskusi Lestari Hutan Bersama Yayasan Dr. Sjahrir

Pagi itu saya hadir ke acara diskusi ringan mengenai “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” dari Yayasan Dr. Sjahrir. Apa yang menarik perhatian karena berbicara mengenai hutan dan alam. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan di dunia dan berperan penting di dalamnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terdampak perubahan iklim. Ini yang harus diatasi bersama, ujar Dr. Amanda Katili Niode selaku Manager Climate Reality Indonesia di acara Forest Talk with Blogger Palembang.

bagaimana mencegah perubahan iklim
Ibu Amanda Katili Niode membuka perkenalan dengan presentasi berbobot

Yayasan Dr. Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk untuk meneruskan warisan Dr. Sjahrir (alm.) yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan.

The Climate Reality Project Indonesia merupakan bagian dar The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika yang memiliki lebih dari 300 relawan di Indonesia yang fokus melakukan sosialisasi perubahan iklim dan mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dan solusi.

Membuka cakrawala mengenai #LestariHutan untuk millennial. Yayasan Dr Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia mendorong generasi muda kreatif dan inovatif dalam menjaga hutan dan lingkungan. Hutan, sebagai sistem penyangga kehidupan seperti menjaga siklus hidrologi yang penting bagi makhluk hidup.

MITIGASI DAN ADAPTASI

Tentang perubahan iklim serta dampak yang terjadi, seperti bencana yang kita rasakan. Mulai dari kegiatan manusia berlebihan yang menyebabkan efek rumah kaca, pemanasan global, dampak bencana terhadap kehidupan warga serta solusi yang tepat untuk adaptasi dan mitigasi sehingga terbentuk ekonomi rendah karbon. Dimulai dari diri sendiri dulu. Ya, kita tidak bisa mengubah orang lain kalau dari diri kita tidak memulai.

bagaimana mencegah perubahan iklim
Ada 7 cara mencegah perubahan iklim saat ini

Bumi semakin panas, bukan karena akibat melihat pacar berjalan dengan pria lain atau perbedaan pilihan politik. Panas bumi mulai berdampak pada mencairnya lapisan es di wilayah Kutub. Sama seperti es krim yang baru kamu beli lalu langsung meleleh. Hal ini bisa mengakibatkan pertambahan massa air di lautan termasuk wilayah Indonesia. Dampak dari peristiwa ini adalah banyak wilayah pantai yang mengalami kebanjiran, erosi, dan hilangnya daratan di pulau–pulau kecil, serta masuknya air laut ke wilayah air tawar.

Beberapa wilayah di Indonesia sudah mengalami dampak dari hilangnya pulau-pulau kecil akibat naiknya tinggi muka laut. Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup di dalamnya terancam punah. Banyak manusia, khususnya warga desa setempat yang menggantungkan hidup mereka dari hutan juga sedang terancam.

Tahu nggak kalau setiap tahun total 1 Triliun kantong plastik sekali pakai digunakan di seluruh dunia. Traveler asal Inggris pernah membagikan fotonya di Bali. Sebuah foto di Pantai Batu Bolong, Canggu. Dia berada di antara sampah-sampah yang membuat ratusan ribu mata pengguna media sosial sadar dan mengambil langkah positif untuk membuat membersihkan pantai dari tumpukan sampah plastik.

DI MANA RUMAHKU?

Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia

penanggulangan perubahan iklim
Ibu Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia

Hutan menjadi fokus utama dalam upaya penerapan mitigasi perubahan iklim. Di dalamnya bukan hanya ada flora dan fauna. Namun juga ikut tinggal warga desa yang hidup dan berkembangbiak. Kerusakan hutan menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana-bencana yang dialami saat ini. Seperti bencana penyebab banjir dan tanah longsor maka dibutuhkan penyerapan air yang berlimpah.

faktor penyebab perubahan iklim
Tanpa kita sadari, ternyata kita menjadi penyebab perubahan iklim

Lalu apa jadinya kalau fungsi hutan sudah tidak ada karena banyaknya penebangan liar atau illegal logging, perluasan pemukiman warga yang berubah fungsi. Maka jangan heran kalau semua itu menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim. Seperti yang disampaikan Dr. Atiek Widayati dari Tropenbos Indonesia. Misi Tropenbos Indonesia untuk memberdayakan masyarakat melalui pengembangan mata pencaharian berkelanjutan dan memiliki nilai ekonomis.

Hutan juga peneduh hingga mengurangi pemakaian energi. Salah satu jalan, dengan menjadikan hutan sumber ekonomi hijau masyarakat alias mengelola dan manfaatkan hasil hutan bukan kayu. Kala warga bergantung hidup dari hutan, otomatis menjaga kelestarian hutan itu.

konflik manusia dan hewan
Awal konflik antara manusia dan hewan. Bahwa di dalam hutan masih ada ekosistem yang hidup
faktor penyebab kerusakan iklim
Lahan hutan yang kosong
mitigasi fungsi hutan
Upaya mengembalikan fungsi hutan
kebakaran hutan
Kebakaran hutan tahun 2015

Sebuah peta area hutan yang kosong terpampang di depan saya. Jalur hutan terputus karena ada pembukaan lahan terutama di perkebunan sawit. Populasi hewan juga terancam seperti Orang Utan dan Gajah.  Kekosongan area hutan menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk membuat lahan itu kembali terisi. Seketika saya jadi ingat waktu saya mengunjungi pusat pelatihan gajah Padang Sugihan di Jalur 21, Banyuasin, bagaimana gajah-gajah liar berpindah ke tempat warga dan merusak lahan warga karena tempat tinggal mereka beralih fungsi. Termasuk saya juga tidak ingin kejadian kebakaran hutan yang menyebabkan setiap tahunnya Palembang terkena dampak asap, seperti tahun 2015 yang cukup parah.

Reboisasi salah satu alternatif mengembalikan fungsi hutan. Termasuk kearifan tradisional suatu tempat. Ketika saya ke Desa Tenganan, Karangasem, saya berjumpa dengan salah satu warga desa yang menjaga kearifan dan tradisi di desa. Mereka tidak diperbolehkan asal menebang hutan, apabila ingin menebang pohon untuk keperluan membangun rumah maka harus wajib melapor ke ketua adat. Sistem tebang pilih dan tanam masih terjaga di desa adat ini. Bahkan warga desa tidak segan untuk memberikan hukuman apabila ada penebang liar.

BANGGA PAKAI PRODUK LOKAL

marketplace lokal indonesia
Ibu Murni Titi Resdiana menjelaskan mengenai ekonomi kreatif

Pernah merasa aneh ketika kalian memiliki kebiasaan yang positif dalam menjaga iklim saat ini? Mungkin pada awalnya kalian akan dianggap aneh. Yakinlah ketika itu sudah jadi kebiasaan kalian maka orang akan ikut. Hal-hal kecil dan sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, menggunakan kriya lokal, serta mendukung ekonomi masyarakat tepi hutan yang produksi produk hutan non kayu.

Masyarakat setempat biasanya memproduksi produk hutan non kayu sangat beragam seperti; madu hutan, sagu, lateks, kakao, rotan, dsb. Yang perlu diingat adalah dengan menggunakan produk hutan non kayu kita sudah berkontribusi melestarikan dan mengembalikan fungsi hutan.

mengembangkan ekonomi kreatif
Melatarbelakangi produk ekonomi kreatif
produk hutan non kayu
Membantu ekonomi rakyat dengan membeli produk mereka
produk hutan non kayu
Produk hutan non kayu yang sudah banyak beredar

Hal ini senada seperti yang dibagikan oleh Bu Murni Titi Resdiana dari utusan khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim. Bagaimana saat ini membantu warga desa dalam social entrepreneur memaksimalkan hasil hutan bukan kayu. Mereka juga bisa bergerak lewat marketplace atau memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan produk yang dijual. Dulu ada sebuah marketplace yang menjual kriya lokal milik UMKM warga. Marketplace bernama Qlapa ini pernah saya review di blog berdasarkan pengalaman pribadi membeli produk lokal untuk dikenalkan ke orang asing. Saya sendiri sangat mendukung adanya marketplace tersebut.

Selain itu ada produk Javara Indonesia yang mengunggulkan produk pangan yang ditanam secara organik oleh petani Indonesia. Untuk setiap produk petani, Javara kemas secara eksklusif yang menonjolkan sisi kearifan budaya Indonesia. Produk-produk Javara ini telah tersebar di 23 negara yang ada di lima benua.

Warga desa dekat hutan diberikan edukasi mengenai menanam pohon untuk ekonomi kreatif. Mulai dari pohon sebagai sumber serat, pewarna alam, bahan kuliner, furniture hingga barang dekorasi. Lima aspek pengelolaan pohon ini ternyata bisa dengan mudah kita jumpai. Ketika saya ke Desa Kumarakom di Kerala, India, saya diajak ke satu kelompok desa yang memanfaatkan buah kelapa dari kulit, daun, daging hingga akar. Mereka membuat tali dan atap rumah yang nantinya dijual.

Ekonomi kreatif intensif mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Tentunya menyertakan aspek sosial, budaya, dan ekonomi dalam pengembangan. Di jantung ekonomi kreatif terdapat industri kreatif.

Menjadi pertanyaan untuk kita renungkan, sudah banggakah kalian menggunakan produk lokal?

HUTAN KELOLA MASYARAKAT

DMPA Sinar Mas
Hasil olahan dari warga DMPA binaan APP Sinar Mas

Dua jam dari Palembang, tepatnya di Sungai Baung, OKI ada sebuah pabrik kertas besar yaitu APP Sinar Mas. Saya beruntung pernah diundang untuk diajak berdiskusi dengan warga Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Tujuan dibentuk DMPA agar dapat mengedukasi warga setempat dapat mengelola perkebunan lebih maksimal, memiliki nilai ekonomis serta masyarakat juga peduli kepada kebakaran. Program DMPA ini sudah ada sejak tahun 2015 tersebar di 5 provinsi yaitu Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Sumatera Selatan sendiri APP Sinar Mas menggandeng perusahaan sejenis untuk memberikan dana bantuan ke desa-desa terpilih.

DMPA Sinar Mas
Pilar DMPA untuk membangun warga dekat hutan

Kriteria desa terpilih :

  1. Lokasi desa berada dalam hutan konsesi atau berjarak 3 km dari hutan konsesi APP Sinar Mas.
  2. Warga desa yang menggantungkan hidup pada hutan.
  3. Lokasi desa yang 3 tahun berturut-turut terjadi kebakaran.

Adanya Desa Makmur Peduli Api menjadi bentuk kecil pencegahan ancaman global perubahan iklim. Untuk itu penting pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Skema perhutanan masyarakat (sosial) ini dapat menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat adat/lokal sekaligus menjaga fungsi ekologis hutan.

MELIHAT PROSES ECOPRINT

cara membuat eco print
Eco Print yang tengah dilirik

Semakin siang, ilmu dari tiga perempuan pemantik sangat menarik dan berbobot. Diskusi yang jarang saya jumpai sebab contoh-contoh kasusnya sesuai dengan yang pernah saya jumpai saat traveling. Apalagi mengenai produk hutan non kayu yang akhirnya merangsang warga untuk bersaing di ekonomi kreatif.

Di dalam ruang Kuto Besak Theater Restaurant, ada pameran kecil produk hutan non kayu dan produk kreatif yang berasal dari limbah kayu dari penggiat UMKM Palembang. Budaya seni kain Indonesia juga tak kalah dengan negara lain. Jenis tenun, celup ikat, dan batik menjadi contoh luasnya corak kain di Indonesia. Potensi serat alam Indonesia untuk tekstil bisa juga dihasilkan dari serat eucalyptus, serat daun nanas, serat bambu, dan juga serat pelepah pisang. Bahan katun yang biasa dipakai di Indonesia ternyata kebanyakan berasal dari impor, dan serat tidak hanya katun.

galeri wong kito
Barang dagangan dari Galeri Wong Kito
UMKM Palembang
Pameran kain dan hasil rotan dari para UMKM yang ada di Palembang
umkm palembang
Gantungan kunci karya Mellin Galery
kalung gaharu asli
Kalung dari kayu Gaharu

Bergerak di limbah kayu, Mellin Gallery memanfaatkan kayu sisa panglong/depot kayu yang selama ini dibuang disulap menjadi kerajinan tangan yang menarik dan bernilai jual tinggi. Termasuk kain jumputan khas Palembang yang menggunakan pewarna alami dari Galeri Wong Kito. Perkenalan saya dengan ecoprint menimbulkan rasa untuk bertanya lebih lanjut mengenai teknik tersebut. Oleh pemilik Galeri Wong Kito, saya dijelaskan kalau mereka menggunakan zat dan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan selama ini. Sehingga ini menjadi nilai unik dan tinggi untuk mereka jual dan ekspor ke luar negeri.

Selesai acara, kami diajak melihat proses ecoprint dari daun jati. Aktivitas yang menarik sekaligus seru untuk diikuti. Proses diawal daun jati direndam dalam air tawas supaya warna daun bisa keluar saat ditumbuk. Metode yang dilakukan dengan cara daun ditutupi kain kemudian ditumbuk mengikuti alur. Nantinya warna hijau daun akan keluar dan menempel di kain. Tahap selanjutnya, apabila ingin warna daun lebih terang atau gelap tinggal direndam dengan zat lainnya yang ramah lingkungan.

demo masak makanan sehat
Melihat demo masak
menu makanan dari jamur
Mushroom Paradise

Momen yang tidak kalah seru adalah ketika melihat demo masak menggunakan bahan jamur. Semua peserta terutama ibu-ibu selalu antusias untuk bertanya rahasia resep membuat gorengan yang enak. Demo masak ini menjadi rangkaian terakhir dari acara diskusi bersama Yayasan Dr. Sjahrir.

lestari hutan
Foto bersama para pemantik diskusi Lestari Hutan

Perubahan iklim saat ini memang nyata. Namun, apakah perubahan ini akan semakin cepat? Jawabannya, itu semua tergantung pada gaya hidup kita. Acara kemarin membuka wawasan saya tentang apa yang sedang terjadi saat ini. Menyuarakan suara yang tertahan dan kekhawatiran karena seharusnya kita juga bisa partisipasi untuk melestarikan hutan.

Adaptasi adalah proses belajar. Setiap kita perlu memperbaiki strategi adaptasi. Mulai mengurangi gas-gas rumah kaca, penggunaan plastik, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim. Tingkatkan pemahaman tentang perubahan iklim, kesadaran dalam masyarakat untuk adaptasi. Kita tentu tidak ingin mewarisi anak cucu kita dengan alam yang sudah rusak. Ayo, saatnya bertindak!

Terimakasih Yayasan Dr. Sjahrir dan The Climate Reality Project sudah berkenan hadir di Palembang dan berbagi dengan kami.

Informasi mengenai Lestari Hutan bisa diikuti di media sosial Twitter (@YSjahrir) dan Instagram (@yayasandoktorsjahrir)

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

16 KOMENTAR

  1. […] informasi bahwasanya, The Climate Reality Project Indonesia adalah bagian dari The Climate Reality Project yang berbasis di Amerika dimana Proyek ini telah […]

  2. Semoga dengan adanya artikel ttg pentingnya menjaga hutan ini dapat sampai ke pembaca dgn bijak. Semoga mereka tau betapa pentingnya paruparu kita ini. Jaga bumi kita, dengan mengaja hutan agar lestari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru