BerandaCulinaryKedai Kopi Tak Kie Glodok Nuansa Klasik Lintas Generasi

Kedai Kopi Tak Kie Glodok Nuansa Klasik Lintas Generasi

Author

Date

Category

Caution : Sejauh ini saya masih belum bisa menjawab apakah kedai kopi Tak Kie ini termasuk kategori makanan halal atau non halal. Jadi silahkan bijak sendiri.

***

Terik matahari siang itu makin tak sopan, saya dibuat berjalan lebih jauh mencari Gang Gloria oleh Google Maps. Tiba-tiba saya teringat dari cerita teman, ada sebuah kedai kopi legend yang sudah buka sejak 1927, yakni Kedai Kopi Tak Kie. Inilah tujuan akhir saya untuk bersantai melepas dahaga.

petak sembilan glodok
Menusuri petak sembilan Glodok
pancoran tea house
Bangunan Pancoran Tea House

Glodok dikenal sebagai kawasan peranakan Cina di Jakarta. Dari pintu masuk dekat Pantjoran Tea House, saya masuk ke dalam mengikuti kerumunan banyak orang. Hiruk pikuk di tengah jalan membuat saya asyik berjalan sendiri masuk ke gang-gang kecil, melihat aktifitas warga lokal.

Membelah Ruas Glodok Nan Ramai

Ruas Glodok banyak jejeran penjual makanan. Kalau tidak kuat menahan rayuan penjual tentu kita juga bisa ikut tertarik membeli. Bermacam-macam makanan yang dijual. Dari yang halal sampai non halal. Bahkan di sini saya bisa menemukan aneka jeroan babi. Surga bagi para pemburu kuliner non halal.

gang gloria glodok
Gang sempit bernama Gang Gloria
makanan non halal di glodok
Jeroan babi yang lengkap!

Suara-suara pelapak cukup nyaring. Mereka sangat luwes menawarkan dagangannya ke setiap orang yang berjalan.

“Masuk sini kak buat makan”

“Ayo kak coba mie pangsitnya.”

Hati saya masih kuat menepikan keinginan untuk makan. Google Maps tetap mengarahkan saya ke sebuah gang kecil bertuliskan Gang Gloria. Tapak kaki saya tiba di sebuah rumah berbentuk bedeng. Tak ada papan nama yang megah, cuma saya yakin kalau tempat yang saya tuju adalah Kedai Kopi Tak Kie.

Segarnya Es Kopi Tak Kie

Bagian depan Kedai Kopi Tak Kie ditutupi oleh gerobak penjual mie babi. Selain menjual mie juga ada Sekba dan Bektim yang merupakan jeroan babi.

kedai kopi tak kie
Sudah ramai dikunjungi oleh penikmat kuliner

Saya masuk ke dalam kedai kopi, mencari meja kosong untuk mengambil jeda nafas. Kedai kopi Tak Kie terletak beberapa meter saja dari bibir Gang Gloria. Tempatnya tidak terlalu besar. Tak ada papan nama yang megah. Tipikal kopitiam yang sederhana sejak tahun 1927.

Lima menit saya duduk di meja dekat bagian dapur. Interior kedai kopi Tak Kie jauh dari bentuk kedai kopi kekinian saat ini. Beberapa pigura foto jadul, tidak ada pendingin ruangan apalagi mendambakan koneksi internet. Di bagian atas dekat dapur ada sebuah papan berukuran bersar bertuliskan “Kopi Es Tak Kie”.

kedai kopi tak kie
Papan nama yang sudah melegenda sejak 1927
kedai kopi tak kie
Kita harus mau berbagi meja dengan tamu yang lain untuk menikmati kopi

Suasana hari minggu cukup ramai. Hampir sulit untuk mendengar obrolan tamu, selain masing-masing minta untuk dilayani lebih dulu, termasuk saya. Beberapa kali seruan saya untuk memesan es kopi pun harus mengalah dengan tamu lain. Namun, itulah keunikan dari sebuah kopitiam yang sudah melegenda.

Kopi Arabika diracik Sederhana

Saya tersenyum ke arah seorang pelayannya yang masih muda. Kebetulan pandangan mata kami saling bertemu. Dimaklumi saja kalau kedai kopi ini ramai. Apalagi kalau kamu datang ketika weekend karena kedai kopi ini buka hanya sampai pukul 14.00 siang. Namun tak menutup kemungkinan kalau tutup lebih cepat kalau sudah habis jualannya.

“Pesan es kopi susu satu, bang.” seru saya lega.

Tak ada menu kopi macam-macam di Kopi Tak Kie. Pengunjung hanya bisa memesan dua pilihan yaitu kopi hitam dan kopi susu. Panas atau dingin. Di kedai kopi ini mungkin barista bukan nama yang cocok karena memang cara penyajian kopi Tak Kie sangat sederhana seperti memasukkan tiga sendok teh kopi dan satu sendok teh gula dan susu kental manis.

kedai kopi tak kie
Es Kopi Susu Tak Kie

Ada pemandangan yang menarik ketika menunggu es kopi susu kita disajikan. Kita bisa melihat pegawainya langsung di dapur ketika menuang susu kental manis ke dalam gelas panjang, lalu mencampur dengan kopi hitam dari dalam teko aluminium. Diaduk sedikit hingga warnanya jadi kecoklatan.

Es kopi susu saya pun tiba. Tiga tegukan saja langsung menyisakan separuh isi dalam gelas plastik. Rasanya hanya melewati sesaat membasahi kerongkongan. Sensor pengecap saya mulai bekerja mencoba menerka-nerka nikmat kopi yang baru saya teguk. Rasa asam kopi agak tersamar oleh karena susu kental manis.

Sudah Ada Peminatnya Sendiri

Seorang pasangan suami istri dan temannya menyapa saya. Bertanya apakah saya boleh berbagi meja dengan mereka. Inilah yang menarik dari sebuah cerita kopitiam yaitu tempat untuk bertukar informasi sekaligus menambah teman baru.

Pasangan suami istri itu sedang mengajak temannya untuk mencicipi secangkir kopi Tak Kie. Saya diberitahu kalau biji kopi yang digunakan adalah Arabika dari Lampung. Namun, kedai Tak Kie melakukan proses roasting sendiri dengan mesin kopi tradisional. Tak lama sedari itu, si suami memesan untuk dibungkus kopi bubuk untuk dibawa pulang.

kedai kopi tak kie
Cocok untuk keluarga yang ingin mencari menu sarapan pagi

Di kedai kopi es Tak Kie ini, ada pelanggan yang setiap pagi mendatangi kedai hanya untuk menyeruput kenikmatan kopi. Ada pula pelanggan puluhan tahun yang sudah melanglang buana namun selalu kembali mendatangi kedai kopi ini untuk mendapatkan sensasi rasa kopi yang khas dari Kedai Kopi Tak Kei.

Di tengah menjamurnya kedai kopi kekinian dengan aneka menu yang menggiurkan. Kedai kopi seperti ini tetap akan ada peminatnya sendiri.

Seruputan sisa setengah es kopi susu segera saya tuntaskan. Saya beranjak keluar, menggerakan pantat dari kursi ke kasir. Seorang bapak tua menyambut kedatangan saya. Rasanya tidak enak kalau ingin duduk lebih lama. Tak lama saya beranjak, seorang pegawai Tak Kie langsung membereskan meja.

Oh iya, kalau kalian sudah mencoba Kopi Tak Kie, jangan lupa buat cobain Laksa Lao Hoe yang jaraknya tidak terlalu jauh. Selamat berburu kuliner Glodok ya!

[googlemaps https://www.google.com/maps/embed?pb=!1m18!1m12!1m3!1d3966.922000619163!2d106.81160341487454!3d-6.141179895553569!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i1024!2i768!4f13.1!3m3!1m2!1s0x2e69f606b234cd91%3A0x68389930566cbb81!2sKopi%20Es%20Tak%20Kie!5e0!3m2!1sid!2sid!4v1584002576194!5m2!1sid!2sid&w=600&h=450]

Kopi Es Tak Kie

Gang Gloria, Glodok, Jl. Pintu Besar Selatan III No.4-6, RT.7/RW.6, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11120

***

Follow @deddyhuang for latest update.
Disclosure: This is just my personal experience. Thanks as always for your support!

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

16 KOMENTAR

  1. Wah boleh juga nih koh, minggu depan mau mampir ke Kedai Kopi Tak Kie juga pengen cicipi segelas es kopi susu ini. Terima kasih informasinya.

  2. Dulu saat masih di Jakarta, saat naik bus TJ dari Kota ke Harmoni saya selalu melihat bangunan pancoran tea house ini, rasanya pengen banget mencicipi kuliner sekitaran glodok, dan ya, termasuk Kedai Kopi Tak Kie ini, cuma saya blm pernah menyempatkan diri untuk explore wilayah ini,

    Mudah-mudahan bisa mampir ke sana, 😀

  3. dan di sini masing2 harus punya kesadaran untuk berbagi tempat duduk yaa,, semoga aja ngga ada yg egois.. dari berbagi tersebut, kita bisa mengenal orang-orang baru.. 🙂 ..

    dulu waktu ke Glodok aku ga sempat berburu kulinernya, hanya melihat2 vcd haha.. (if you know what i mean, haha)

    -Traveler Paruh Waktu

  4. Kawan yang dulu lama tinggal di Jakarta pernah cerita soal Kopi Tak Kie ini. Baru sekarang saya membaca cerita dan melihat foto-fotonya.

    Terima kasih sudah berbagi, Mas Deddy 😀

  5. wah..disaat kopi shop meraja lela disetiap sudut kota, ini kopi kuno malah tetep legend..
    di pasar gede solo jg ada beginian..kopi pojok gitu milik chinese

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru