BerandaDigital MarketingAdaptasi Hingga Pilihan Jasa Kurir yang Tepat Penting dalam New Normal

Adaptasi Hingga Pilihan Jasa Kurir yang Tepat Penting dalam New Normal

Author

Date

Category

Rasa cemas dan panik tentu mendarat di hati para pelaku bisnis. Kegelisahan akan krisis ekonomi membuat ruang gerak menjadi terbatas karena pandemi Covid-19. Bahkan salah satu klien yang menggunakan jasa fotografi makanan bercerita tentang yang dia rasakan.

“Para pebisnis sedang menjerit, maju salah mundur juga salah.” serunya selepas saya mengirimkan file gambar konten untuk restoran miliknya.

Obrolan dengan salah satu klien resto

Klien saya ini termasuk pebisnis yang handal, reputasi dia dalam berbisnis bukan hanya kuliner saja melainkan properti. Usahanya boleh dikatakan cukup besar dalam mengelola portofolio properti dari berbagai lapisan. Namun, bisnis properti seperti yang kita ketahui sedang tidak baik. Orang-orang lebih memilih menyimpan uang untuk berjaga-jaga dari situasi ketidakpastian.

Menjalani Kehidupan “New Normal”

menjalani new normal
Mulai terbiasa belajar dengan cara virtual

Sementara itu, kehidupan sosial kita sekarang sudah berubah secara drastis. Disusul dengan faktor karir atau pekerjaan dan berubahnya rencana liburan akibat pandemi Covid-19. Biasa jarang di rumah kini harus berdamai diam di rumah. Teknologi kerap dekat dengan kita sehari-hari untuk terhubung dengan internet. Kita bisa berkomunikasi lewat suara dan gambar untuk bertukar informasi.

Kita sekarang benar-benar dituntut mandiri. Ada yang bisa kita kendalikan, ada yang faktanya di luar kendali kita. Terus dari mana kita mulai? Ya berangkat dari diri kita sendiri. Kita fokuskan apa yang terbaik bisa kita lakukan. Menjaga kesehatan, berdiam diri di rumah bersama keluarga. Sebisa mungkin tidak keluar rumah, kecuali memang benar-benar suatu kebutuhan yang penting dan mendesak.

Lantas bisnis apa sebaiknya yang bisa kita lakukan? Jawabannya sederhana, bisnis yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini.

jasa foto makanan palembang
Portofolio jasa saya di IG @kokocarimakan

Keahlian yang saya miliki saat ini yang saya jual. Mulai dari menawarkan menjadi content writer hingga kemampuan fotografi. Saya percaya diri dengan menawarkan jasa foto makanan di rumah atau home service photography. Foto yang dihasilkan berkualitas dengan visual yang menarik.

Klien bisa mengirimkan produk ke rumah untuk saya kerjakan. Apabila klien saya dari luar kota Palembag, cara paling mudah dengan mengirimkan lewat jasa ekspedisi, seperti JNE. Saya pun tetap harus aktif berpikir dan bergerak.

Melihat Peluang Baru

Tidak ada yang sia-sia kita lakukan. Kalau itu tadi yang bisa saya lakukan karena saya bisnis saya merupakan layanan jasa. Namun bagaimana dengan teman-teman yang berjualan produk?

Saya melihat ada banyak peluang yang tiba-tiba muncul di waktu pandemi sesuai dengan permintaan konsumen saat ini. Bukan hanya produk barang namun juga jasa. Terciptanya bisnis baru ini tentu bagi sebagian orang perlu adaptasi. Untuk pertama kali, pelaku bisnis harus diedukasi dan mengedukasi kembali tentang perilaku konsumen sehingga dapat menciptakan permintaan-permintaan baru.

Ambil contoh di rumah saya sudah memanfaatkan jasa orang yang berbelanja ke pasar. Sehingga tinggal diberikan daftar belanja pada malam hari untuk besoknya orang tersebut akan pergi ke pasar dan mengantarkan ke rumah. Hal ini tujuannya agar kita tidak terpapar kontak fisik secara langsung. Kemudian kalau berbelanja saya lebih memanfaatkan marketplace untuk mencari barang. Tinggal tunggu beberapa hari, barang nanti dikirim oleh kurir ekspedisi.

Adaptasi Bisnis ke Cara Baru

bisnis saat pandemic
Industri yang melemah dan bertahan saat Covid-19. Sumber : DCODE Analysis

Kemarin saya sempat baca, ada sekitar 14 sektor bisnis yang berdampak keras oleh pandemi. Namun, bisnis kuliner dan marketplace menjadi posisi teratas karena banyak peminat.

Kita tahu kalau pandemi ini membuat beberapa usaha kuliner tutup sementara dan ada yang tutup selamanya. Teman saya yang memiliki usaha kuliner berbagi tips bagaimana dia harus mengambil keputusan cepat dengan cara mengubah konsep serta mengembangkan unit bisnis baru.

Dan perkiraan saya, situasi akan kembali normal paling cepat sekitar enam bulan. Cuma kalau dalam keseharian situasi ini bisa berlangsung sampai satu hingga dua tahun ke depan. Penyesuaian terhadap karyawan yang bekerja mau tidak mau juga dilakukan demi efisiensi biaya.

Pada akhirnya, kita dipaksa untuk lebih kreatif dan memikirkan apa yang dibutuhkan pasar. Cara kreatif yang dilakukan agar usaha tetap berjalan adalah membuat lebih banyak frozen food atau makanan kemasan, alih-alih makanan siap saji.

Mengapa bisnis frozen food dilirik?

Umumnya masyarakat yang tinggal di kota besar serta memiliki kesibukan yang lebih tinggi mengalami kesulitan dalam menyiapkan menu makanan. Kehidupan masyarakat yang serba cepat menuntut adanya ketersediaan makanan yang dapat diolah dengan mudah dan waktu singkat. Maka frozen food atau makanan beku menjawab kebutuhan masyarakat.

bisnis covid 19
Beralih bisnis ke makanan kemasan. Sumber : pexels

Kepraktisan menjadi salah satu alasan bagi orang yang mengkonsumsi. Sebagai olahan makanan setengah matang yang dikemas dan dibekukan untuk diolah kembali dengan cara memanaskannya atau digoreng kembali, frozen food tengah digemari.

Produsen yang bermain di pasar frozen food tentunya harus juga memperhatikan kemasan pengiriman, durasi waktu agar lebih cepat sampai dan kualitas makanan olahan agar tetap segar. Belum lagi produsen juga harus berpikir agar tetap higienis. Tiga cara adaptasi bisnis kuliner di masa pandemi :

1. Memanfaatkan Promosi Online

Memperkenalkan produk barang dan jasa memang tidak bisa dilakukan dengan cara tradisional. Apalagi di era 4.0 tentunya digital mengambil porsi yang lebih banyak dalam kehidupan kita. Generasi milenial dan gen z menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Saat ini aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, TikTok dan lainnya merupakan aplikasi terbaik sebagai sarana untuk mempromosikan produk. Selain itu juga bisa memanfaatkan influencer marketing untuk menjangkau sebaran jangkauan.

2. Menjaga Higienis Produk

Saya pernah menegur seorang karyawan jualan minuman kopi kekinian. Saat itu dia sedang meracik minuman, dan saya melihatnya tidak mencuci alat bekas dipakai sebelumnya. Beruntung saya melihat langsung dan langsung meminta karyawan tersebut mencuci dengan bersih baru membuatkan minuman saya.

standar kerja new normal
Standar kerja New Normal. Sumber : kerjacovid sesuai standar WHO

Kebersihan makanan saat ini menjadi isu utama dalam pandemi. Kendati sejauh ini belum ada bukti bahwa Covid-19 ditularkan melalui makanan. Namun hal itu bukan berarti kita melupakan keabsahannya. Orang sekarang lebih mawas diri dengan kebersihan termasuk makanan karena  takut tertular virus corona.

Dianjurkan setiap pemilik bisnis menjalankan panduan pencegahan untuk mengurangi resiko terinfeksi oleh virus Corona selama bekerja. Kebersihan yang dilakukan saat sebelum, saat dan selesai bekerja.

Sebelum bekerja melakukan sterilkan alat kerja, pel lantai dengan desinfektan hingga menyediakan dua tempat untuk uang pembayaran dan uang kembalian. Saat bekerja tidak boleh lupa untuk melengkapi diri dengan APD seperti masker, face shield, dan aproon. Karyawan juga harus bisa jaga jarak dengan konsumen serta menyarankan untuk cuci tangan menggunakan sabun. Hal yang penting untuk pesanan makanan bungkus, pastikan bungkusan makanan tertutup rapat dan tidak terkena droplet dari luar.

Salah satu dengan pembayaran cashless. Sumber : pexels

Terakhir selepas bekerja, karyawan harus membersihkan kembali setiap peralatan yang digunakan, melepaskan APD bekerja, cuci tangan dan segera mandi.

Khusus pebisnis yang ingin melebarkan usaha, maka sangat disarankan untuk mendapatkan lisensi makanan. Untuk izin makanan selain daging, cukup ke dinas perindustrian setempat atau hanya PIRT saja. Kalau ingin lebih baik bisa mengurus sampai ke BPOM dan sertifikasi halal, mengingat jumlah mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Halal bukan hanya sekedar no pork, no lard tetapi juga kandungan bahan yang dipakai perlu dilihat.

3. Bekerjasama dengan Ekspedisi yang Cepat dan Terpercaya

Terakhir, tantangan penjualan secara online tentu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai di tangan konsumen. Sempat bertanya dengan teman yang keluarganya merupakan salah satu pengusaha pempek dengan brand cukup terkenal. Selalu kalian bawa sebagai buah tangan untuk kolega maupun keluarga. Saya sendiri kaget ketika baru tahu kalau usaha pempek yang dikelola sudah memiliki cabang sampai luar kota Palembang, bahkan luar pulau seperti Bali, Jakarta dan Surabaya.

standar kerja new normal
Memilih jasa pengiriman yang terpercaya dan aman

Lantas saya bertanya bagaimana cara memasok pesanan pempek yang begitu banyak untuk tiap kota. Ternyata rahasianya menggunakan logistik yang memang terjamin dan aman. Karena usaha pempek ini sudah menjadi satu industri besar, maka dalam satu hari mereka bisa memproduksi hingga puluhan ribu pempek yang siap dikirim ke seluruh wilayah Indonesia.

Estimasi waktu dan keamanan paket tentunya menjadi hal prioritas yang harus dicari. Dari beberapa perusahaan logistik di Indonesia, salah satunya JNE yang tetap beroperasi 24 jam tanpa libur untuk memastikan setiap barang milik konsumennya sampai, seperti perasaan menantikan sebuah kotak kado.

Mental Tangguh untuk Melewati Masa Sulit

Pada akhirnya, kita memang bukan berada di kapal yang sama, namun merasakan ombak yang sama. Setiap kita tentunya merasakan dampak baik kecil maupun besar.

Kadang ingin mengeluh, namun mengeluh saja tidak akan menemukan jalan keluar. Sekarang yang dapat kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin hingga kita semua bisa bertahan dan menjalani kehidupan normal kembali.

Hidup harus tetap berjalan bukan? Sumber : pexels

Jangan lupa untuk berbagi ke sesama yang membutuhkan. Sebab berbagi tidak akan membuat kita miskin, namun karena kita peduli dan empati dengan teman yang kurang beruntung.

Semoga teman-teman yang membaca ini diberikan rezeki yang lapang dan kesehatan. Selamat menantikan kotak kado yang berisi harapan yang diinginkan ya.

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

37 KOMENTAR

  1. Bisnis frozen food cukup menjanjikan memang, awal-awal aku banyak nyetok frozen food….Eh terus karena niat masak jadi agak bingung nih ngabisin stok frozen food hahaha

  2. Aku dan anak-anak tuh type orang rumahan, saat pertama kali di rumah aja, senang-senang saja, apalagi anak-anak yang mungkin merasa capek juga sekolah terus. Tapi ya gitu, sesenang-senangnya di rumah, sudah tiga bulan ini mulai muncul kebosanan, sudah mati gaya.
    Yang tadinya senang masak-masak makanan sendiri, sekarang udah kembali lagi pesan makanan 🙂
    Apalagi sekarang kan pesan makanan walau enggak satu kota bisa via jasa pengiriman, dan kalau ada pilihan kurir, biasanya pilih JNE sih, karena selalu tepat kalau kirim ke rumah.

  3. Membuat usaha baru dari rumah itu memang perlu pemasaran, sistem logistik, dan kurir yang mumpuni. Tapi ada hal lagi yang perlu dipikirkan betul: Brand usahanya apa? Kebanyakan unit usaha kecil ternyata lupa memikirkan desain brandnya, sehingga usahanya mudah tenggelam dilupakan konsumen ketika ada kompetitor lain datang.

    Jadi sebaiknya sebelum bikin usaha, perlu dipikirkan dulu DNA brandnya. Namanya apa, visinya apa, valuenya apa, kepribadiannya bagaimana, logonya apa, tone komunikasinya bagaimana. DNA brand ini yang akan menentukan servisnya, metode pemasarannya, bahkan menentukan sistem penyimpanan produk yang akan dibangun.

  4. sbg introvert awalnya aku merasa paling normal, apa sih susahnya hidup di tengah pandemi. eh lama2 enek jg ya, wkwk. Alhamdulillah nemu artikel inspiratif di sini

  5. New Normal dijalankan agar ekonomi terus bergerak untuk mencegah negara dan rakyat colaps, jd bukan berarti penularan virus sudah aman. Peran ekspedisi yg bisa diandalkan seperti JNE sangat crucial karena selagi di rumah aja masyarakat akan lebih banyak berbelanja online untuk memenuhi kebutuhannya ?

  6. Sebelum pandemi, transaksi cashless saya mentok-mentok cuma pakai kartu debit. Tapi sekarang jadi mulai mikirin buat coba cashless. Jadi kayak orang parno sekarang pas nerima duit kembalian. Hehehe…

  7. jadi miris sama umkm menengah kbawah saat ini, banyak EO dan travel yang dipukul mundur karena ga ada klien. jadinya banting stir jadi penjual makanan dan minuman online

    oh iya bang, sy ada award buat deddyhuang di postingan terakhir saya

    cheers,

  8. Kreatif utk mencari sela terbaik. Yang penting usaha pantang menyerah. Karena hidup terus berjalan.

    Penutup yang manis, semoga kita semua bisa terus bertahan tanpa lupa untuk terus berbagi.

  9. Iya setuju, memang sudah mulai harus mempertimbangkan strategi disruptif untuk ekonomi disruptif yang sekarang mulai kita alami. Bisnis bisnis konvesional memang sudah dituntut untuk mulai kreatif melihat peluang dan menginkorporasikan internet, teknologi dan big data jika ingin maju. Belum lagi tuntutan masuk ke new normal dari perspektif lingkungan adalah bagaimana kita tidak mengulangi kerusakan-kerusakan lingkungan yang kita timbulkan di masa normal.

    Salah satu dampak yang mungkin timbul dari new normal adalah maraknya sistem take away, yang berarti makin banyaknya kemungkinan timbulan sampah baik kertas maupun plastik yang akan semakin mencemari lingkungan. Saatnya vendor-vendor makanan juga perlu mencari bahan packaging yang lebih ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Semoga new normal tidak hanya dilihat dari perspektif bisnis semata, namun juga melihat bagaimana new normal bisa membawa keseimbangan juga terhadap aspek lingkungan.

    • iya memang, aku juga lihat efek plastik makin banyak kan. tapi ada juga vendor yang pakai packaging lebih ramah lingkungan.

      situasi kayak gini serba salah, apalagi kalau orang yang sulit mendapat pekerjaan baru. bisa bertahan saja buat makan satu hari sudah bersyukur.

  10. kreativitas para pelaku usaha benar2 diuji di tengah pandemi seperti ini yaa.. Aku sendiri di Padang sekarang ngga pernah lagi belanja ke pasar atau minimarket untuk kebutuhan makanan sehari-hari, tapi udah mengandalkan aplikasi yg juga baru muncul saat pandemi, walaupun yaaa, harganya lebih mahal sih..

    -traveler paruh waktu

  11. kalo di sini ada Amazon Flex, semacam “Uber” tapi ngirim barang, tapi khusus delivery barang dari Amazon. mirip lah sama Gojek atau Grab yang ngurusi ngirim barang.

  12. Apalah di shopee gak bisa COD, padahal shopee adlah aplikasi olshop saya. Mau bayar di minimarket aja gak bisa keluar 🙁

  13. Selama kita tidak berputus asa, pasti ada jalan untuk bertahan di tengah situasi sulit seperti sekarang. Badai corona ini pasti berlalu, kita hanya harus sabar melewatinya. Tetap semangat menjual jasa, gunakan teknologi untuk membantu bertukar informasi, dan kurir terpecaya untuk mengirim barang 🙂

      • Situasi ini bener2 ngaruh banget ke banyak sektor yaaa. Papaku pengusaha bakery di Medan, dan awal2 ngerasain omzet yg jauh turun dari biasa. Tp kayaknya org Medan ini ga terlalu mau lama dikurung, dan Alhamdulillah omzet jd normal LG :D. Walopun pembelian secara onlinenya ttp yg paling tinggi selama pandemik.

        Kasian temen2 yg usahanya gerak di bidang travel :(. Bbrp tiket yg telanjur udh aku beli, refundnya dengan voucher. Jujur sbnrnya ga kepengin diganti voucher, Krn aku msh ga yakin ini udh aman utk THN depan. Tp kasian juga dengan temen yg usahanya LG susah gini. Ngeluarin cash di saat begini ga gampang buat mereka. Jd aku cuma bisa berdoa, semoga THN depan memang udah jauh LBH baik, usah temen2 ttp jalan, dan voucherku bisa digunakan :D.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru