BerandaIdeaManfaatkan Plastik Tanpa Hasilkan Sampah Saat Pandemi

Manfaatkan Plastik Tanpa Hasilkan Sampah Saat Pandemi

Author

Date

Category

Pembatasan gerakan publik sekarang berujung ketergantungan yang meningkat pada layanan pengiriman makanan, serta platform belanja online.

Selama pandemi, coba hitung berapa banyak kita memesan makanan secara delivery atau belanja online

Kemasan yang diterima tidak jauh dari plastik untuk menjaga kualitas barang yang kita beli.

Plastik merupakan bahan sintetis yang keberadaannya kini tak bisa digantikan. Alat-alat dan kebutuhan lainnya masih menggunakan bahan yang terbuat dari plastik. Bukannya apa-apa, alat atau barang yang terbuat dari plastik relatif ramah dompet dan tahan lama.

Pandemi ini Harus Tetap Higienis

Dapat dimengerti, situasi sekarang membuat semua menjadi hypervigilant atau kewaspadaan yang meningkat. Kecenderungan perilaku kita lebih siaga untuk mencegah bahaya. Apalagi kalau di rumah ada orang tua yang memiliki penyakit bawaan. Karena, di saat saat-saat seperti ini kesehatan adalah nomor satu.

kemasan plastik aman
Kemarin saya pesan nasi bungkus, semua lauk dipisah.

Gaya hidup kita pun perlahan berubah total. Contohnya, memesan makanan dengan cara take away. Satu pesanan menghasilkan rata-rata empat barang plastik. Apabila makanan berkuah tentu harus memisahkan antara kuah dengan berbagai bumbu dalam kantong plastik.

Sifat virus korona (covid-19) yang sangat menular bahkan kita pun sulit mendeteksi sumber penyebaran akhirnya mendorong kebijakan baru, misalnya bekerja dari rumah (work from home) membawa peralatan makan pribadi, menggunakan hand sanitizer hingga rutin mengecek suhu badan saat akan masuk ke gedung.

Mengapa Masih Pakai Kemasan Plastik Makanan?

Beberapa waktu lalu, saya pun pernah menulis tips adaptasi “New Normal” untuk bisnis kuliner. Fenomena covid-19 ini membuat para pengusaha kuliner berinisiatif dengan sistem siap antar pesanan sampai rumah.

Sistem delivery makanan merupakan solusi untuk menjangkau konsumen. Kita tetap bisa menikmati makanan. Rata-rata para penjual ini menggunakan plastik untuk mengantarkan makanan yang dibeli.

kemasan plastik aman
Kemasan diberi plastik pengaman saat pengiriman
kemasan plastik aman
Saya juga meminta bungkus plastik rangkap

Plastik dibungkus tebal agar konsumen gampang membuang bungkus pertama. Berjaga-jaga dari virus yang siapa tau menempel sebelum dibawa masuk ke dalam rumah dan dikonsumsi. Plastik yang telah dibuang ini nanti juga dapat diolah lagi.

Sifat plastik multifungsi, mudah dipakai, dan higienis dianggap praktis sebagai kemasan. Belum lagi harga tergolong murah.

Karena di saat-saat seperti ini, kesehatan adalah nomor satu. Saya sudah jarang keluar rumah, membeli makanan secara online agar meminimalkan penularan virus covid-19. 

Termasuk ketika saya bekerja dari rumah yaitu memotret produk makanan dari rumah. Klien pun saya minta hanya mengirimkan produk ke rumah saja. Untuk mengurangi kontak fisik.

Orang-orang juga menggunakan sarung tangan plastik agar menjaga makanan tetap higienis, baik dalam proses pembuatan maupun saat kamu menerima makanan. Sarung tangan plastik dapat dibuang jika sudah selesai dipakai.

Hati-hati dengan Tas Belanja

Dua tahun belakangan ini, saya punya kebiasaan untuk pakai tote bag kain sebagai bentuk mendukung kampanye pengurangan sampah. Ukuran tas juga compact mudah dilipat kecil dan masuk saku. Memang praktis sekali karena bisa dipakai berulang kali.

Akan tetapi, ternyata penggunaan tas belanja tidak bisa sembarangan. Pengennya menjaga lingkungan, malah bisa membawa penyakit untuk diri sendiri maupun keluarga. Nah lho?

kemasan plastik aman
Kantong kain khusus untuk belanja

Ada hasil studi yang dipublikasikan di Jurnal Food Protection Trends pada tahun 2011 oleh Universitas Arizona di Amerika mengungkap penggunaan kantong berbahan kanvas berpotensi besar terkontaminasi bakteri E.Coli, Salmonella dan norovirus dalam penggunaannya. Selain itu bisa menjadi pengantar mikroba dari rumah ke tempat umum saat dipakai.

Kemarin saya membuat survey, tentang kebiasaan langsung mencuci tas kain yang sudah digunakan. Dari 31 responden, sekitar 84% menjawab tidak dicuci kalau tidak kotor dan kumal. Sisanya, mereka yang langsung mencuci setelah digunakan.

kemasan plastik aman
Survey kecil tentang plastik

Kebiasaan orang tidak memisahkan barang belanjaan dengan benar ke dalam tas. Serta meletakkan tas kain di sembarang tempat. Tingkat kesadaran untuk mencuci tas belanja sehabis digunakan masih rendah.

Ada hal lain juga yang perlu kita perhatikan yakni emisi karbon yang dikeluarkan untuk memproduksi tas belanja dari bahan selain plastik juga sebenarnya jauh lebih besar. Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa untuk memastikan energi yang digunakan saat produksi sepadan atau impas, sebuah reusable cotton bag harus digunakan setidaknya 131 kali sementara kantong plastik cukup satu kali.

kemasan plastik aman
Rajin cuci kantong kain setelah pakai

Untuk itu, saat pandemi ini sebagian orang mengganti tas belanja mereka dengan tas atau kemasan belanja dari plastik yang tetap higienis tapi juga bertanggung jawab. Bijak memanfaatkan tas belanja plastik artinya memastikan tas tersebut ramah lingkungan saat proses produksi dan dapat didaur ulang agar terus memberi nilai ekonomis di rantai penggunaannya.

Gerakan Pilah Sampah dari Rumah

kemasan plastik aman
Hampir semua sayuran di supermarket dilapisi plastik untuk jaga kesegaran.

Betul, plastik kini dikhawa­tirkan banyak orang akibat limbahnya yang terus bertambah. Sebetulnya plastik cukup berperan besar dalam kehidupan modern. Masalah lingkungan yang terjadi bukan kesalahan pada plastiknya, tetapi pada perilaku manusia dan ketidaksiapan manajemen limbah.

Hal ini perlu diklasifikasi agar tidak menimbulkan kerusakan dan perlu ditangani segera antara lain dengan konsep circular economy. Yakni, membuat siklus pakai plastik dapat kembali dimanfaatkan baik dalam bentuk bahan daur ulang, listrik, atau bahan bakar.

Sampah plastik kemasan sebenarnya punya potensi besar untuk didaur ulang. Pemanfaatannya bisa sebagai campuran aspal, energi listrik, ataupun diolah kembali menjadi bahan baku plastik. Bahkan air mineral pun sekarang menggunakan botol daur ulang plastik.

kemasan plastik aman
Sumber : katadata

Banyak orang mengeluhkan banyaknya kemasan yang digunakan supermarket, terutama untuk buah dan sayuran. Meski begitu, ada alasan supermarket menggunakan begitu banyak kemasan yaitu untuk melindungi makanan, terutama makanan segar. Kemasan plastik dapat mencegah makanan menjadi busuk dan terbuang. Yang penting, setelah digunakan, kemasan plastiknya dipilah dan dikelola dengan baik.

Menghapus plastik sepenuhnya dari pasokan makanan kita mungkin bukan solusi terbaik untuk melindungi lingkungan dan menghemat sumber daya berharga.

Stop Buang Sampah Plastik ke Laut

Saya juga mengamati pandemi ini membuat konsumsi APD masyarakat dan tenaga medis pun meningkat. Otomatis akan meningkatkan sampah plastik sehingga ini pun termasuk masalah yang tengah terjadi di zaman modern ini.

Teman saya bilang kalau di rumah sakit sudah ada standar penghancuran bahan APD yang berbahan plastik. Tujuannya agar tidak mencemari lingkungan. Sekarang bagaimana kita? 

Saat ini di Indonesia, sudah banyak inisiatif yang diambil oleh pelaku industri, pemerintah maupun masyarakat dalam mengelola sampah plastik. Inisiatif seperti ini harus kita dorong.

Kita tidak bisa membuat orang sadar. Pasalnya, sejumlah orang kerap membuang APD kesehatan secara sembarangan. Lihat saja sampah plastik sekali pakai yang hanyut ke selokan.

Penelitian lain memperkirakan bahwa sekitar 8 juta ton sampah plastik bocor ke laut setiap tahun, dengan laju semakin buruk setiap tahun. Namun, APD menghadirkan masalah yang sangat unik.

Masyarakat Modern Sadar Plastik

Plastik kerap dianggap sebagai biang persoalan. Padahal dalam hampir semua produk yang digunakan membutuhkan dukungan produk plastik.

Saat ini mata kita terbuka, bahwa memang tidak ada yang salah dengan produk plastik. Sebab masih dibutuhkan oleh masyarakat. Yang perlu diedukasi adalah penggunaan dan pengelolaan sampah plastik yang benar.

Jenis plastik itu bermacam-macam. Untuk kebutuhan membawa makanan, misalnya, harus digunakan jenis yang grade-nya tinggi agar kita tidak terpapar oleh molekul yang bisa membahayakan kesehatan.

Pengolahan sampah yang benar selain dapat mencegah plastik bekas pakai bocor ke laut, juga dapat menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan. Data KLHK menyebutkan bahwa pada tahun 2017, terdapat 5.244 bank sampah yang tersebar di seluruh Indonesia dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,48 miliar/tahun.

Selain dampak ekonomi, kehadiran bank sampah tersebut juga berhasil mengurangi sekitar 1,7 persen atau 1,38 juta ton sampah/tahun di seluruh Indonesia.

Mulai dari Diri Sendiri

Dalam beberapa tahun terakhir, kampanye plastik telah meningkatkan kesadaran publik tentang masalah lingkungan. Masyarakat dinilai semakin paham untuk memilah sampah sebelum akhirnya dibuang.

Saya pun ikut membiasakan memisahkan sampah plastik dan sampah lainnya. Misalnya plastik kresek untuk keperluan seperti membungkus sisa sampah harian, sedangkan kalau botol dan gelas plastik minuman saya gunakan untuk pot tanaman.

kemasan plastik aman
Memanfaatkan plastik bekas untuk tanaman

Sisanya dikumpulkan untuk diberikan ke pemulung, dijual ke pengepul plastik untuk di daur ulang atau diantar ke bank sampah.

Sampai alternatif pengemasan berkelanjutan dikembangkan, penjual akan terus mengandalkan plastik untuk melindungi makanan agar tidak terbuang. Tidak dapat dipungkiri, plastik adalah bahan yang sangat berguna.

Hal yang kita perlu manfaatkan adalah menggunakannya secara lebih efektif tetapi tidak harus menghilangkannya sama sekali.

Ini ceritaku, bagaimana cerita kalian dalam kelola sampah plastik? Tulis dikolom komentar ya 🙂

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

10 KOMENTAR

  1. di sini kemasan hampir semua menggunakan kertas, atau aluminium foil, terutaman untuk makanan. makanan take away yang berupa sup, ada wadah khusus juga terbuat dari karton yang dilapisi lapisan semacam lilin.

    kertas dan aluminium foil (dan juga plastik) dibuang ke tempat sampah khusus yang disediakan. misal kertas ya masuk ke tempat sampah kertas, plastik ke tempat sampah plastik, dan sebagainya.

    kertas dan plastik ini pun sebagian besar akan didaur ulang, sih.

  2. Menarik banget sudut pandangnya tentang emisi karbon untuk produksi tas belanja. Terima kasih. Saya dulu juga pernah terlibat bantu teman mulai dari beli mesin penggiling untuk menghasilkan biji plastik sampe produksi.

    Dari segi bisnis sangat menjanjikan karena keuntungannya bisa dapat profit ribuan Rupiah per kilo. Waktu itu utamanya ngolah botol plastik air mineral. Botolnya yang bening bisa jadi PET, tutupnya jadi HDPE.

    Pengumpul sampahnya juga banyak banget mulai dari rumah tangga hingga pengepul di TPA. Pembelinya juga mudah ditemukan karena banyak yang jual mesin sekaligus sebagai pengumpul hasil olahan. Jadi bisa sekalian taken contract.

    Tapi tantangannya adalah polusi suara jika pabrik olahan berada di lingkungan pemukiman sementara kerja mesin terus berjalan. Dan yang lebih penting juga adalah penggunaan bahan kimia tertentu yang cukup berbahaya saat proses produksi agar hasil olahan jadi bersih (tidak berkerak) apalagi masih ada tanah/benda lain yang menempel.

    Sebelum proses pengeringan (akhir), biasanya hasil biji plastik waktu itu langsung diarahkan ke kolam air yang otomatis akan bercampur dengan bahan kimia. Dan airnya itu kotor banget juga bau dan pasti dibuang dong. Nah proses pembuangannya ini juga yang bakal jadi ancaman bagi lingkungan.

    Sempat juga berkunjung ke salah satu orang sukses dan populer yang pernah masuk tv karena kesuksesannya mengolah sampah plastik ini. Tapi ya gitu, wakti itu gak jelas proses pembuangan limbahnya atau bagaimana proses mengolahnya agar tidak merusak lingkungan.

    Bisnisnya bagus tapi efek ke lingkungannya ya serba gak jelas. Gak tahu bisnis teman saya itu gimana sekarang. *Malah Curhat Saya*

    • Malam pas mau tidur, dapat notif ada komentar masuk di artikel ini. Jadi melek lagi mbak hehe..

      Sudut pandang mbak Afri ini keren karena langsung tahu dari pelaku bisnisnya ya. kalau dirangkum memang permasalahannya habit manusia dan pengelolaan limbah ya. Sedangkan plastik sendiri kita pasti pakai dan sulit lepas.

  3. Kalau pengalaman pribadi, ya mirip2 koh… Kelebihannya aku sering juga pakai plastik buat dijadiin mainan sama anak2, cmn sekrng entah mengapa agak ngeri2 juga..

    Yang paling pas memag sampah yang dipisahkan lgsung dikasih ke pengepul, bank sampah pun skrng banyak yang menerima plastik jenis tertentu. Kalau di buang sama petugas sampah komplek, meskipun sudah dipisah, kok rasanya ttp dicampur baur gitu…. Berasa rada percuma…

    • Buat sekarang emang agak ngeri-ngeri sedap, cuma kalau kayak aku kan banyakan di rumah sekarang. Misal mau beli makan atau dikirimi makanan sama klien, aku pasti minta dibungkus rapi. Selesai dikirimin aku langsung pisahin buat dibuang. Ya dari pada kenapa-kenapa nantinya, melihat virus covid-19 udah makin menyebar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru