Bayangkan!

Buka mata pagi-pagi! Kondisi masih loading nyawa. Mata masih 5 watt. 

Lantas membaca hal negatif di akun bisnis klien.

Panik dong!

“Ini siapa yang membalas?!” tanyaku di WAG admin media sosial milik klienku.

“Maaf semalam internetku lemot jadi salah pakai akun untuk komen, kak.”

Jujur khawatir, jangan sampai viral karena publikasi negatif.

Media sosial Facebook, Twitter, Instagram dan Tiktok sudah jadi bagian dari hidup sehari-hari berbagai macam kalangan, mulai dari anak kecil, sampai lansia. Media sosial tak hanya bagian dari sarana komunikasi tapi bagian dari gaya hidup.

Beragam konten dibagikan melalui media sosial dari kehidupan pribadi, pendidikan hingga konten bisnis. Dari konten negatif hingga yang positif semuanya ada di media sosial.

Masih ingat konten Muhammad & Maria gratis minuman?

Konten pemasaran kelab malam tersebut menuai banyak kecaman. Pihak manajemen segera menghapus unggahan tersebut. Namun, jejak digital dan kekuatan netizen Indonesia memang tak bisa diremehkan.

Sebagai seorang Digital Marketing Specialist, in my humble opinion tidak seharusnya kita bermain di konten sensitif bernuansa SARA. Media sosial memang bak pedang bermata dua, yang salah satunya bisa berbalik menyerang kita.

Dalam pekerjaan pun saya harus memeriksa rutin hasil konten digital yang perlu dibuat dengan tim saya. Mencegah hal seperti yang dialami kelab malam tersebut. Tapi karena pekerjaan kami bernuansa digital, kami bekerja jarak jauh. Work From Anywhere, yang mengandalkan sambungan internet cepat seperti IndiHome untuk memeriksa hasil pekerjaan.

Dengan internet, kita bisa mengakses sejuta informasi yang baik atau buruk. Internet memang lahir membawa dunia tanpa batas. Konten dalam internet dipasok serta dikonsumsi dari mana pun, oleh siapa pun dan kapanpun selama tersedia layanan akses internet.

Jutaan informasi baru lahir setiap detiknya. Tersebar dan terkoneksi satu sama lain lewat media sosial.

Saya sangat menghindari konten strategi marketing yang berpotensi jadi bumerang bagi pebisnis yang sedang merintis. Sebagai konsultan digital marketing, saya berusaha bisnis klien bisa berdampak baik di masyarakat. Serta dapat memberikan insight dan menerapkan metode pemasaran yang sesuai untuk meningkatkan profitabilitas.

Dalam bisnis, media sosial itu salah satu strategi penjual dalam memasarkan  barang dagangan secara cepat, menguntungkan dan hemat. Apalagi dibandingkan  penjualan langsung ke pasar.

Bahkan peran menjalankan pemasaran digital ini sebenarnya 3T yaitu TEPAT – TERJANGKAU – TERUKUR.

TEPAT karena kita bisa menentukan untuk siapa konten ini mau dibaca, bukan kayak pasang iklan di koran yang bisa siapa saja baca iklannya mau itu target atau bukan.

TERJANGKAU karena penggunaan konten marketing relatif mudah dan murah. Kita tinggal rajin dalam membuat konten promosi setiap saat.

TERUKUR karena semua insight atau hasil analisis konten yang didapat bisa kita ukur hasilnya dengan begitu kita bisa tahu efektif atau tidak, tepat atau tidak targetnya.

Parameter yang sudah pasti dan bisa diukur untuk kemajuan bisnis-bisnis baru. Menarik bukan ketika sudah belajar digital marketing?

Sebenarnya masih banyak orang memandang remeh media sosial. Karena kesan media sosial hanya media kasual tempat bersenang-senang serta menghabiskan waktu. Padahal, di situlah celah yang dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan popularitas bisnis.

Penampilan halaman profil brand harus melakukan perbaikan penampilan agar terlihat sempurna di mata konsumen. Di sisi lain media sosial menjadi mata konsumen dalam melihat produk atau usaha. Tak cukup hanya website sebagai etalase perusahaan. Sekarang media sosial menjadi bagian penting wajah perusahaan.

Sejumlah 67% pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial untuk melihat review suatu produk.

Media sosial jadi tempat berkumpul dan berinteraksi antar penggunanya. Di sini pula mereka melihat produk kita dalam rangka mencari referensi dan rekomendasi sebelum melakukan pembelian produk atau jasa.

Tugas digital marketer seperti saya adalah membangun koneksi rasa dan ingatan sebuah produk bisnis kepada pelanggan dengan cara samar tapi mengena. Yaitu lewat storytelling. Membangun sebuah kisah cerita tentang produk yang dijual. Menjual tanpa terasa menjual. Membangun hubungan semacam ini menjadi faktor penentu kesuksesan bisnis di dunia digital.

Media sosial kini jadi salah satu elemen penting bagi perusahaan membangun citra positif.

Pandemi Covid-19 dan lockdown mempercepat proses digitalisasi perusahaan. Sesuatu yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Membuat pemilik bisnis beradaptasi dengan cara baru di dunia digital guna memenuhi keinginan pasar yang terus berubah.

Pada era digital, membangun citra bukan hanya dilakukan dengan media informasi konvensional. Itu sebabnya saya berusaha agar bisnis milik klien saya bisa terlihat oleh masyarakat yang tinggal di kota Palembang.

Dengan media sosial pemilik bisnis dapat menyampaikan informasi tanpa terbatas oleh waktu dan geografis. Interaksi alami akan menumbuhkan visibilitas jenama bisnis di kalangan netizen. Selama ada akses internet selancar IndiHome semua pekerjaan membangun jenama bisnis ini akan jadi jauh lebih mudah.

Menurut data terbaru Global Web Index, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 8,5 jam setiap hari untuk online. Lebih dari setengahnya dihabiskan untuk menikmati konten media sosial hingga streaming musik. Bayangkan melakukan semua aktivitas digital ini jika tanpa koneksi internet yang kuat seperti IndiHome.

Masih ada setengah tahun 2022. Masih ada peluang bagi semua pebisnis atau pribadi untuk meningkatkan visibilitas brandingnya dengan tren digital marketing yang semakin mudah.

Digitalisasi membawa inklusivitas terhadap semua orang hingga membuka peluang baru bagi semua orang untuk terhubung dengan bebas di setiap perjalanan.

Sekarang ini pemilik bisnis bisa bernafas lega dengan adanya teknologi koneksi internet seperti IndiHome. Mereka dapat memasarkan produk secara lebih luas dengan biaya jauh lebih murah.

Aktivitas marketing bergeser dari dunia nyata ke dunia maya mendorong dari cepatnya perkembangan digital yang mengubah perilaku konsumen yang semakin tergantung pada koneksi internet cepat.

Bagi pelaku usaha, tren baru masyarakat ini menjadi semacam peringatan bahwa sudah sangat penting bagi pelaku bisnis untuk mengubah pola marketingnya. Perubahan tren ini menjadi peluang besar dan menguntungkan.

Pemasaran digital merupakan salah satu kunci agar pelaku bisnis bisa memberikan pelayanan lebih baik. Namun, dalam persaingan bisnis yang semakin berdarah-darah ini setiap orang berlomba dalam membangun aset digital.

Ada berbagai pilihan media komunikasi yang bisa ditiru mulai dari membuat website, mengoptimalkan Social Media Marketing, memanfaatkan Paid Media Ads dan lainnya.

Melihat peluang ini, sejak dua tahun belakangan saya mulai mendalami ilmu digital marketing sebagai bentuk adaptasi dari perkembangan dunia marketing. Serta memiliki agensi lokal di Palembang yang membantu setiap pemilik usaha UKM agar dapat melancarkan operasi pemasaran bisnisnya di secara online.

Dengan harapan agar UKM dapat mengikuti perkembangan perilaku target pasar. Menggabungkan antara pemasaran digital dan konvensional. Dan, tentu saja agar tidak terpeleset seperti kejadian viral negatif seperti belakangan ini.

Kegiatan ekonomi sempat mengalami disrupsi karena pandemi. Perencanaan bisnis pun harus beradaptasi. Tak sedikit pemilik bisnis bertanya kepada saya bagaimana melakukan transisi kegiatan pemasaran bisnis konvensional ke digital dengan pemanfaatan media sosial serta koneksi internet sebagai senjatanya.

Realita saat ini sebagian besar manusia hidup dalam ruang internet. Kegiatan mereka tak jauh dari penggunaan internet secara online. Jejaring sosial menjadi “rumah” yang nyaman karena hampir semua hal dapat dilakukan secara digital.

Untuk mengembangkan bisnis tentu membutuhkan sebuah perencanaan untuk mengatur arah menuju kesuksesan bisnis.

Sebuah bisnis bisa memiliki produk yang baik. Tetapi tanpa strategi pemasaran yang baik bisa jadi profit yang maksimal tidak tercapai. Ini fakta yang sering terjadi.

Membangun sebuah strategi pemasaran digital untuk pengembangan sebuah bisnis itu cukup rumit. Karena setiap produk dan usaha punya karakter yang berbeda. 

Salah satu proses digital marketing adalah membuat konten kreatif serta menganalisis sejumlah kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Tuntutan branding dan impresi dari konten post yang tinggi, membuat saya harus kreatif setiap hari. Menyisihkan waktu 1-2 jam untuk menonton konten orang lain untuk menemukan ide konten. Lalu, setiap unggahan di media sosial dapat menaikkan branding dan animo positif di masyarakat.

Tugasku belum selesai, masih perlu menganalisa kebutuhan pasar hingga membuat kalender konten untuk menyesuaikan dengan campaign yang akan dijalankan. Selain itu memastikan bahwa bisnis klien dapat ditemukan oleh konsumen saat dicari dengan googling.

Untuk menjalankan strategi digital marketing saya butuh tim. Dalam mengarahkan  tugas ke tim, saya menggunakan WhatsApp atau Zoom Meeting. Begitu juga dengan berdiskusi materi konten dengan klien. Nanti, semua konten yang sudah disetujui untuk ditayangkan akan dijadwalkan. Ini yang disebut sebagai manajemen resiko.

Komunikasi menjadi hal penting saat berkoordinasi mengenai pekerjaan ke tim. Kendala yang terjadi seperti beda pemahaman karena dilakukan jarak jauh sulit dihindari. Karena itu butuh koneksi internet yang lancar, stabil dan kuat seperti IndiHome.

Satu waktu saat sedang di ojol saya mengunggah konten video ke Instagram. Kualitas hasil postingannya buruk karena koneksi internet tidak stabil. Hingga saya perlu unggah kembali. Bak buah simalakama. Dipertahankan mempengaruhi citra usaha. Menghapus konten dan unggah ulang membuat brand eksposure menurun.

Digital marketing sendiri punya dinamika sendiri karena arus informasi yang cepat. Itu sebabnya saya perlu adaptif dengan banyak belajar mengikuti kebutuhan industri. 

Ada banyak jalan mengembangkan kemampuan diri sebagai digital marketing specialist. Mulai dari membaca, mengikuti kelas, seminar, workshop, dan lainnya yang bisa dilakukan secara online. Tentunya dengan dukungan koneksi internet kuat dan stabil seperti IndiHome.

Perang digital itu nyata. Saya belajar menyiapkan senjata terbaik untuk memenangkan pertempuran digital. Cepat lambat perang itu akan menghampiri bisnis yang dibangun. Ditambah tuntutan bonus demografi membuat saya pun harus bersiaga.

Untuk meningkatkan nilai diri, saya selalu berpikir diri ini sebagai “produk” yang perlu diperbarui setiap hari. Memandang diri sendiri sebagai produk kompetitif dengan fitur dan manfaat yang ditawarkan. Semuanya menunggu untuk ditingkatkan dari hari ke hari. Inilah yang nantinya akan membedakan diri kita dengan orang lain.

Dua bulan lalu saya membuat keputusan besar dengan mendaftar tiga kelas sekaligus bootcamp digital marketing.

Keputusan terbesar yang membuat saya berpikir, “Mampu dan komitmen nggak nanti?” tanyaku pada diri. Namun, melihat perkembangan teknologi digital kita tak lagi bisa menggunakan cara yang dipakai saat ini, untuk dua atau tiga tahun lagi. Melangkah maju adalah pilihan.

Tak menyangka, saya pun bisa menyelesaikan kelas bootcamp tersebut dengan jadwal hampir setiap hari dan setiap malam melakukan pembelajaran jarak jauh lewat aplikasi Zoom. Bahkan, saya bisa mendapatkan predikat siswa paling terniat untuk belajar.

Aktualisasi diri tidak harus mahal. Seperti menabung. Sedikit demi sedikit menjadi bukit. Setiap uang yang disisihkan untuk investasi ilmu akan jadi bekal keahlian kita.

Kesenjangan digital adalah kendala yang tidak terelakan di negara kepulauan seperti Indonesia. Data dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kemenkominfo menyebut sebaran akses internet saat ini masih dominan di Pulau Jawa.

Jika dulu sebelum internet merata sampai ke Palembang untuk mengikuti kelas training, saya harus terbang ke Jakarta. Biayanya besar.

Sekarang saya bisa mengambil kelas online dan belajar mandiri dari rumah dengan memanfaatkan perangkat kerja serta koneksi sambungan internet seperti IndiHome.

Biaya tiket pesawat dan penginapan bisa dihemat untuk mengambil kelas lainnya. Apalagi saat ini sudah banyak sekali platform digital yang memberikan kelas-kelas training berkualitas baik secara gratis maupun berbayar. Tinggal kita pilih sesuai kebutuhan dan minat.

Dulu sebelum ekosistem digital terbentuk, saya sering terpaksa menolak undangan mengisi acara kampus yang ada di Jawa karena biaya transportasi yang mahal. Saat ini saya tidak perlu repot terbang ke Jawa. Dengan bantuan koneksi internet IndiHome untuk melakukan video conference, bisa langsung bertatap muka untuk presentasi online dari rumah. Dan peserta dapat mengakses dari tempat masing-masing.

Inilah pentingnya berlangganan Telkom Indonesia dengan teknologi fiber optic membuat internet jadi lebih mudah diakses. Tak ada lagi kata internet lambat sejak saya jadi pelanggan IndiHome 5 tahun lalu.

Selama masa pandemi, proses belajar dan bekerja menjadikan aplikasi Zoom menjadi bagian tak terpisahkan.

Salah satu kelemahan Zoom adalah konsumsi kuota internet dalam jumlah besar. Apalagi kalau kita mengoptimalkan semua fitur, seperti audio dan video HD (High Definition). Hal ini bukan tanpa resiko. Saat internet sedang tidak stabil, maka koneksi kita bisa terputus.

Mengutip penjelasan Makeuseof, sekali zoom meeting, kuota data yang dibutuhkan sejumlah 540Mb hingga 1,62GB. Ini untuk melakukan video konferensi. Artinya, layanan ini dapat menghabiskan antara 9MB hingga 27 MB per menit untuk panggilan video. Angka di tersebut adalah jumlah data untuk video konferensi dengan dua peserta. Semakin banyak partisipan, semakin bertambah pula konsumsi data.

Untuk panggilan video konferensi grup, menghabiskan sekira 810MB hingga 2,4GB per jam. Jika diurai dalam hitungan menit, maka menjadi 13,5MB hingga 40 MB per menit. Selain jumlah peserta, kualitas video dan audio juga turut menentukan besar kuota.

Sekarang bayangkan jika kalian berada dalam posisi saya yang harus bisa mengikuti 2 hingga 6 zoom meeting setiap hari!

Tentu tidak mudah bagi kita melakukan LFH (Learning from Home) atau WFH (Work from Home). Selain membutuhkan peralatan yang memadai, koneksi yang stabil, juga butuh fisik dan mental untuk dapat konsentrasi penuh agar dapat berjalan efektif.

Internet berkecepatan tinggi kini bisa masuk ke setiap rumah. IndiHome merupakan salah satu jasa layanan Internet Service Provider (ISP) yang dikeluarkan oleh PT Telkom yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, guna memenuhi kebutuhan akan akses internet berkecepatan tinggi masyarakat Indonesia.

IndiHome sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas pekerjaan saya. Saya bisa bekerja dari rumah dari pagi hingga malam di depan laptop selama akses internet 24 jam nonstop dari IndiHome.

Hal yang membuat saya makin jatuh hati pada IndiHome sebagai layanan fixed broadband yang bukan hanya menyediakan internet saja, melainkan ada telepon dan TV Interaktif. IndiHome pun berkomitmen memberikan manfaat tak terbatas internetnya Indonesia. Jadi kenapa mesti risau?

Kegiatan belajar-mengajar daring memang kadang terkendala sinyal yang tidak stabil baik. Untungnya, Telkom Group terus melakukan inovasi menyediakan berbagai fasilitas komunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam sektor telekomunikasi menyediakan layanan yang beragam (multi service) bagi pelanggannya yaitu layanan suara (telepon), data (internet) dan gambar (IP-TV) dalam satu jaringan akses.

Menawarkan koneksi internet cepat dan stabil dengan teknologi fiber optik. Saat ini, tersedia layanan Triple Play (internet fiber, telepon rumah dan TV interaktif) dan Dual Play (internet fiber dan telepon rumah atau internet fiber dan tv interaktif) yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan.

Apalagi kebutuhan internet tiap orang yang berbeda, tentunya pemilihan paket internet akan berbeda juga.

Harga paket internet IndiHome mulai dari Rp 275.000/bulan untuk IndiHome Paket 2P hingga Rp 385.000/bulan untuk IndiHome Paket 3P Internet + TV + Phone.

Untuk kebutuhan aktivitas pekerjaan, saya berlangganan paket internet 30 Mbps guna menunjang seluruh aktivitas. Kecepatan yang sudah lebih dari cukup untuk saya mengupload data hingga kebutuhan video conference setiap harinya.

Harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas, walaupun kondisi hujan sinyal tetap stabil. Penyebabnya karena jaringannya sudah menggunakan fiber optik, hal ini yang membuat saya lebih merasa nyaman saat sedang melakukan pekerjaan saat kondisi hujan. Sudah tidak ada lagi gangguan saat sedang bekerja dikejar deadline.

IndiHome merupakan produk bundling sehingga harga yang ditawarkan kepada pelanggan adalah paket sesuai kebutuhan paket yang digunakan oleh pelanggan. 

Bagi kita yang sudah merasakan manfaat tak terbatas internet, pastinya IndiHome sebagai provider internet terbaik memiliki paket sesuai profesi, khususnya di bidang pendidikan.

Paket internet khusus profesi ini jujur sangat menguntungkan karena selain tetap mendapatkan fasilitas dan layanan IndiHome cepat dan stabil, harga yang ditawarkan cukup hemat.

Bagi kita yang bergerak di bidang pendidikan dan jurnalis, layanan internet cepat dan stabil yang tentunya jadi andalan. Kabar baiknya, Telkom Group memberikan paket internet untuk pelajar, pendidik dan jurnalis.

Produk Internet IndiHome	Harga Paket Internet
Paket 2P	20 Mbps Rp 275 ribu/bln 30 Mbps Rp315 ribu/bln 40 Mbps Rp385 ribu/bln 50Mbps Rp445 ribu/bln 100 Mbps Rp795 ribu/bln
Pelajar Pendidik Jurnalis	Up to 20 Mbps Rp255 ribu/bln Up to 30 Mbps Rp315 ribu/bln
Paket 2P Internet Promo Disney+	Up to 30 Mbps Rp3350 ribu/bln Up to 50 Mbps Rp475 ribu/bln Up to 100 Mbps Rp795 ribu/bln
Paket 3P Internet Promo Disney+	Up to 30 Mbps Rp385 ribu/bln Up to 50 Mbps Rp615 ribu/bln Up to 100 Mbps Rp965 ribu/bln
Paket InternetTV	Up to 30 Mbps Rp370 ribu/bln Up to 50 Mbps Rp595 ribu/bln Up to 100 Mbps Rp945 ribu/bln

 

Paket internet IndiHome murah mulai dari Rp255.000 per bulan untuk kecepatan 20 Mbps, sehingga sangat siap maksimalkan aktivitas online saat belajar, mengajar, dan bekerja di rumah.

Dilengkapi pula puluhan channel TV interaktif dengan beragam konten edukatif dan menginspirasi, serta bebas akses aplikasi Pijar Belajar pastinya akan membuat aktivitas sehari-hari jadi lebih menyenangkan.

Paket dari IndiHome sendiri memiliki 2 pilihan, yaitu paket Dual Play dan paket Triple Play.

Dual Play

• Kecepatan internet mulai dari 20 Mbps hingga 30 Mbps 
• Mendapatkan bebas biaya telepon rumah selama 50 menit.
• Harga dari paket Dual Play mulai dari Rp 255.000/bulan
• Bebas akses aplikasi Pijar Belajar.

Triple Play

• Kecepatan internet mulai dari 20 Mbps hingga 30 Mbps 
• Mendapatkan bebas biaya telepon rumah selama 50 menit.
• Sudah dilengkapi dengan TV interaktif (36 Channel TV)
• Harga dari paket Triple Play yaitu Rp300.000/bulan.
• Bebas akses aplikasi Pijar Belajar

Dalam melaksanakan kegiatan Learning From Home (LFH) tentunya kita perlu inisiatif memilih layanan koneksi internet yang stabil seperti IndiHome, agar jalannya kegiatan belajar dan bekerja menjadi lebih lancar.

IndiHome makin inklusif membuat seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya internet.

Dulu sarana promosi konvensional dilakukan pemilik bisnis dengan menyediakan booklet atau brosur tentang produk atau jasa usaha mereka. Harus disebar sendiri lewat loper koran atau dibagikan di pameran.

Internet kemudian mengubah cara tersebut menjadi lebih efisien, salah satunya dengan hadirnya website. Lebih maju lagi dengan adanya media sosial. Hal ini memudahkan orang untuk mengakses informasi dengan memasukkan kata kunci di mesin pencarian tanpa harus membuang waktu, tenaga dan biaya transportasi untuk datang langsung ke lokasi usaha.

Manfaat internet telah dirasakan dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari bisnis, pendidikan, kesehatan dan medis, agama, sosial budaya, hingga bidang seni dan musik. Perkembangan internet dan teknologi serta ekosistem digital mengubah perilaku hidup kita sehari-hari.

Sejak menggunakan jaringan internet IndiHome di rumah, saya sungguh merasa terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam dunia digital marketing maupun digital learning.

Aktivitas digital memberikan stimulus pada peningkatan literasi digital yang saat ini menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia. Apalagi sejak pandemi semakin banyak aktivitas dilakukan secara daring. 

Mayoritas pekerjaan kita memang butuh koneksi internet. Problemnya jika jumlah pekerja banyak yang juga membutuhkan akses internet besar, pasti berpengaruh ke akses internet yang tersedia menjadi lambat. Mengganggu produktivitas kerja.

Untungnya buat saya juga sering bekerja dari luar rumah ada Telkomsel Orbit yang dijadikan sebagai backup atau pelengkap layanan fixed broadband IndiHome yang sudah ada.

Contohnya kalau di rumah harus mengakses streaming sekaligus di pagi hari. Maka, agar kecepatan internet tetap tinggi dan stabil, saya menambahkan layanan Telkomsel Orbit berbasis jaringan seluler dan modem WiFi. Orangtua di rumah bisa menggunakan Telkomsel Orbit untuk menikmati streaming, sementara saya tetap memakai layanan fixed broadband yang sudah ada.

Selain itu juga bisa saya manfaatkan ketika saya ke tempat klien saat mereka tidak memiliki koneksi internet untuk melakukan live streaming, maka saya membawa Telkomsel Orbit ini karena lebih portable sebagai koneksi internet cadangan. Harga paket Telkomsel Orbit juga terjangkau dengan kuota internet yang besar.

Saran saya, kalau kamu menggunakan beberapa gadget dan membutuhkan internet untuk keperluan pekerjaan yang stabil, memang jadikan koneksi internet IndiHome sebagai yang utama. Sisanya bisa gunakan Telkomsel Orbit sebagai internet cadangan bagi yang mempertimbangkan paket internet berkuota besar.

Memiliki dua layanan internet sekaligus bukanlah hal yang baru untuk saat ini. Sebab, di masa pandemi seperti sekarang koneksi internet memang tidak boleh putus. Jangan sampai putusnya koneksi internet memutus rezeki kita.

Internet bagai sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat milyaran informasi yang berbentuk teks, grafik, audio, dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Seorang Digital Marketer seperti saya dengan cepat bisa mendapatkan informasi mengenai analisa perkembangan bisnis, mencari materi pembelajaran, informasi media pembelajaran dan lain sebagainya. Menjangkau hal yang tadinya saya rasa tidak mungkin karena jarak.

Interaksi sosial bisa terjalin dengan pemanfaatan internet, misalnya dengan media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan messenger lainnya memungkinkan kita berinteraksi dengan mudah.

Bahkan mengalami peningkatan income berkat jaringan dan akses internet cepat seperti IndiHome. Jaringan dan akses internet cepat IndiHome ibarat nadi dalam kehidupan usaha.