Di era digital seperti sekarang, mata kita bekerja lebih keras dari sebelumnya. Mulai dari bekerja di depan laptop, menatap smartphone berjam-jam, meeting online, hingga editing konten. Semua membuat mata kita terus-menerus menatap layar. Tanpa disadari, kondisi ini memicu keluhan yang dikenal sebagai digital eye strain atau kelelahan mata digital.
Namun, banyak orang masih menyepelekan gejalanya. Padahal jika dibiarkan, efeknya bisa mengganggu aktivitas harian dan bahkan memicu masalah mata yang lebih serius, seperti mata kering.
Apa Itu Digital Eye Strain?
Digital eye strain, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Computer Vision Syndrome, adalah kumpulan gejala ketidaknyamanan pada mata yang muncul akibat penggunaan layar digital dalam waktu lama. Baik itu layar komputer, tablet, maupun smartphone.
Saat menatap layar, mata dipaksa terus fokus tanpa cukup berkedip. Padahal, berkedip berfungsi menjaga permukaan mata tetap lembab. Berkurangnya frekuensi berkedip ini membuat mata mudah kering, lelah, hingga iritasi.
Gejala Umum Digital Eye Strain
Beberapa gejala umum yang sering dialami antara lain:
- Mata terasa pegal atau nyeri
- Mata sepet dan perih
- Pandangan kabur sesaat
- Mata berair atau justru terasa kering
- Sakit kepala
- Leher dan pundak kaku
Gejala-gejala ini biasanya muncul secara perlahan dan makin terasa setelah screen time beberapa jam. Jika sudah muncul, produktivitas pun mulai terganggu.
Penyebab Utama Digital Eye Strain
Ada beberapa faktor pemicu utama digital eye strain:
- Durasi Screen Time yang Lama
Semakin lama menatap layar, semakin besar tekanan pada otot mata. - Frekuensi Berkedip Menurun
Normalnya, kita berkedip 15-20 kali per menit. Saat menatap layar, bisa turun jadi 5-7 kali per menit. - Cahaya Biru dari Layar
Paparan blue light bisa menambah kelelahan mata. - Pencahayaan Ruangan Kurang Ideal
Layar yang terlalu terang di ruangan redup atau sebaliknya bisa menambah tekanan visual. - Postur Tubuh Saat Menggunakan Gadget
Posisi leher yang salah saat menatap gadget bisa menambah gejala kaku dan nyeri leher. - Faktor Tambahan: Softlens dan AC
Penggunaan softlens berlebihan dan paparan AC dingin juga memperparah kekeringan pada mata.
Menariknya, kondisi ini berkaitan erat dengan mata kering atau Dry Eye Syndrome, yang menjadi masalah lanjutan jika digital eye strain dibiarkan terus-menerus.
Baca juga pengalaman saya menghadapi mata kering akibat screen time dan softlens di era digital.
Apa Bedanya Digital Eye Strain dan Dry Eye Syndrome?
Walaupun gejalanya mirip, digital eye strain lebih disebabkan oleh tekanan penggunaan layar, sedangkan dry eye syndrome terjadi karena ketidakstabilan produksi air mata. Namun keduanya sering saling berkaitan.
Saat screen time berlebihan membuat mata jarang berkedip, lapisan air mata mudah menguap. Inilah awal terjadinya mata kering.
Cara Mengatasi dan Mencegah Digital Eye Strain
Kabar baiknya, digital eye strain bisa dikurangi dengan beberapa penyesuaian kebiasaan harian:
1. Terapkan Aturan 20-20-20
Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Cara sederhana ini cukup efektif menjaga otot mata tetap rileks.
2. Atur Brightness dan Pencahayaan Ruangan
Sesuaikan kecerahan layar dengan cahaya ruangan. Hindari kontras berlebihan antara layar dengan sekeliling.
3. Pastikan Jarak Pandang Ideal
Idealnya, jarak mata ke monitor sekitar 50-70 cm.
4. Jaga Postur Tubuh
Gunakan kursi ergonomis dan posisi layar sejajar atau sedikit di bawah garis mata.
5. Tingkatkan Frekuensi Berkedip Secara Sadar
Biasakan mengingatkan diri untuk lebih sering berkedip.
6. Hindari Paparan AC Langsung
Udara dingin mempercepat penguapan air mata.
7. Perhatikan Penggunaan Softlens
Batasi durasi pakai softlens, beri waktu mata beristirahat secara berkala.
8. Gunakan Tetes Mata Pelumas
Jika mata terasa kering dan mulai sepet, perih, atau berat, gunakan tetes mata yang diformulasikan khusus untuk mata kering.
Salah satu solusi yang terbukti membantu saya secara pribadi adalah penggunaan Insto Dry Eyes. Selain nyaman digunakan, formulanya meniru komponen air mata alami sehingga mampu menghidrasi mata lebih optimal di tengah aktivitas digital padat.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Jika keluhan mata lelah, kering, atau nyeri makin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis mata. Terutama bila:
- Gejala tak membaik setelah beristirahat
- Pandangan kabur berulang
- Sakit kepala atau nyeri leher intens
Semakin cepat ditangani, semakin mudah mencegahnya berkembang menjadi gangguan mata jangka panjang.
Kesimpulan
Digital eye strain adalah masalah baru yang muncul seiring gaya hidup digital kita saat ini. Walau tampak sepele, jika diabaikan bisa memicu gangguan mata yang lebih berat seperti dry eye syndrome.
Dengan memperbaiki kebiasaan penggunaan gadget, mengatur pola screen time, dan memberi kelembapan ekstra untuk mata, kondisi ini bisa dicegah sejak awal. Jangan tunggu sampai mata lelah benar-benar mengganggu produktivitas harian.
Dan bila butuh bantuan tambahan, produk seperti Insto Dry Eyes dapat membantu menjaga keseimbangan kelembapan mata tetap optimal di tengah rutinitas digital.