Banyak orang berpikir, mata kering hanya dialami oleh mereka yang sudah lanjut usia atau punya masalah mata serius. Padahal, faktanya Dry Eye Syndrome kini justru banyak menyerang usia produktif, termasuk kita yang berkutat di depan laptop, gadget, kamera, dan screen sepanjang hari.
Sebagai seorang content creator, saya sempat mengalami hal ini. Dalam pengalaman saya mengatasi mata kering akibat screen time dan softlens, ternyata banyak kebiasaan kecil sehari-hari yang tidak saya sadari memicu mata kering.
Supaya kita bisa lebih waspada, yuk kenali beberapa kebiasaan sepele yang bisa memicu mata kering:
1. Terlalu Lama Menatap Layar Tanpa Berkedip
Semakin intens kita fokus pada layar (baik editing, desain, coding, hingga meeting online), semakin jarang kita berkedip. Padahal, setiap kedipan mata berfungsi menyebarkan lapisan air mata ke seluruh permukaan kornea.
Frekuensi normal berkedip sekitar 15-20 kali per menit. Tapi saat screen time intens, bisa turun drastis hingga hanya 5-7 kali per menit!
Solusi: Terapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan selama 20 detik ke jarak 20 kaki.
2. Menggunakan Softlens Terlalu Lama
Softlens membantu penampilan visual, namun pemakaian berlebihan dapat memperlambat sirkulasi oksigen ke mata. Akibatnya, permukaan mata jadi lebih cepat kering.
Solusi: Batasi pemakaian harian maksimal 8 jam, berikan hari jeda tanpa softlens, dan gunakan cairan softlens segar setiap hari.
3. Paparan AC Seharian
AC memang bikin nyaman, tetapi udara dingin yang kering mempercepat penguapan air mata. Ini sebabnya, ruangan ber-AC bisa memperparah gejala mata kering tanpa kita sadari.
Solusi: Tambahkan humidifier di ruangan kerja atau konsumsi air lebih banyak.
4. Kurang Minum Air Putih
Hidrasi tubuh sangat mempengaruhi stabilitas produksi air mata. Saat asupan cairan kurang, pelumas alami mata pun ikut menurun.
Solusi: Buat pengingat minum air minimal setiap 2 jam.
5. Paparan Ring Light & Studio Lighting
Bagi content creator, pencahayaan studio jadi kebutuhan penting. Tapi intensitas cahaya yang terlalu kuat bisa mempercepat penguapan air mata.
Solusi: Gunakan diffuser cahaya, atur brightness, dan beri jeda antar sesi shooting.
6. Lupa Membersihkan Softlens dengan Benar
Perawatan softlens yang kurang higienis tidak hanya berisiko infeksi, tetapi juga memperparah ketidaknyamanan dan iritasi mata.
Solusi: Disiplin cuci tangan sebelum pasang, gunakan cairan rendam baru, dan hindari memakai softlens saat tidur.
7. Tidak Menggunakan Tetes Mata Pelumas
Seringkali kita baru menggunakan tetes mata saat gejala kering sudah parah. Padahal pencegahan sejak dini jauh lebih efektif.
Solusi: Gunakan tetes mata yang memang diformulasikan khusus untuk mata kering akibat aktivitas digital. Salah satu produk yang saya andalkan saat ini adalah Insto Dry Eyes.
Formulanya mampu meniru pelumas alami mata, menjaga kelembapan stabil bahkan di tengah screen time panjang.
Deteksi Dini & Perawatan Harian
Semua kebiasaan di atas memang terkesan sepele. Tapi jika terus diabaikan, lama-lama berpotensi memicu Dry Eye Syndrome yang mengganggu produktivitas harian.
Sejak saya mulai memperbaiki kebiasaan dan menambahkan rutinitas penggunaan Insto Dry Eyes, keluhan seperti mata perih, berat, dan sepet pun perlahan mereda. Aktivitas digital tetap jalan, tapi mata tetap nyaman.
Kalau kamu sudah mulai merasakan gejala seperti yang saya alami, jangan tunggu parah. Simak juga pengalaman saya mengatasi mata kering akibat screen time dan softlens sebagai referensi.