Memang berat untuk tidak mengunjungi setiap sudut Macao, rasanya seperti perjalanan yang terburu-buru sebab ingin didatangi semua tempat wisata yang ada di Macao. Esensi traveling bagi saya bukan demikian. Iya, bukan seberapa jauh kaki kita menuju tempat untuk dikunjungi. Melainkan, bagaimana cara kita menikmati tempat yang kita kunjungi dan memaknainya.
Setelah selesai menuntaskan rasa penasaran saya di Rua de Cunha, kami melipir menuju Venetian Hotel mengikuti petunjuk dari Google Map. Entah kenapa terbesit pengalaman traveling dulu sangat berbeda dengan sekarang. Dulu, ponsel saya belum begitu canggih selain itu provider juga tidak mendukung untuk internet roaming. Sekarang? Semua informasi bisa dengan mudah kita cari.
Cuaca lumayan terik, kami lebih memilih mempercepat langkah kaki agar bisa segera singgah ke Venetian dan membeli McDonalds untuk makan siang. Kami memutuskan untuk tidak makan siang di Rua de Cunha karena tidak menemukan makanan halal, padahal saya sudah menahan liur melihat banyak makanan.
Drama Ransel Putus

Kaki saya melangkah cepat, tiba-tiba tali ransel kesayangan putus. Meratapi ransel ijo tosca yang sering menemani saya traveling kurang lebih 4 tahun terakhir, sementara ketiga teman saya sudah berjalan jauh.
“Noooo,” pekik saya dalam hati. Ransel tosca kesayangan! Ya, sedikit lebay tapi tas itu saya beli pas backpacker ke Korea tahun 2014. Untunglah satu kaitannya lagi tidak putus masih bisa saya kaitkan di pundak, akhirnya beban bawa jadi tidak seimbang.
Sambil berjalan menuju Venetian Hotel, saya jadi pikir, duh dimana cari ransel warna tosca lagi?
Venetian Hotel dari arah belakang memang megah dan luas. Jalanan dari Rua de Cunha menuju Venetian sangat nyaman dilewati. Pasti orang akan langsung berpikir andai itu di Indonesia. Gaes, kita tidak bisa merubah jalananan Indonesia seperti layaknya di luar negeri. Sudah bawaan lahir topografi Indonesia memang seperti itu, maka nikmatilah.
Interior dalam Venetian memang mengagumkan. Terbuai hingga tidak sadar bisa tersesat seperti saya yang sempat terpisah dari rombongan. Saya termasuk yang payah soal jalan, suka lupa arah jalan. Maka memang butuh travel mate yang bisa menenangkan saya kalau lagi panik.
Macao Tower

“Kita nggak ada agenda lagi kayaknya, abis dari Macao Tower kita bebas ya..” seru mas Christo saat kami di McDonalds.
McDonalds memang makanan comfort food yang paling cepat untuk dinikmati. Hanya saja perlu kalian ketahui kalau McDonalds di Macao tidak menjual nasi, hanya ada burger atau ayam. Selain itu rasa saus sambalnya juga kurang nendang di lidah, jadi memang perlu membawa saus sambal sendiri. Kenyang? Ya, perut orang Indonesia kalau tidak sentuh nasi ada rasa kurang afdol.
Jauh sebelum keberangkatan, Mas Christo sudah memesan high tea di Macao Tower, tempat menuntaskan adrenalin diri dengan bungee jump dari ketinggian 233m! Saya sendiri sangat penasaran melakukan bungee jumpee, hanya saja sayangnya kami tidak mendapatkan sponsor. Ya kali, satu kali loncat harus mengeluarkan kocek 7 juta rupiah! Biaya itu sudah lengkap dengan sewa peralatan, serta dokumentasi lengkap.
Membaca pengalaman mbak Fanny yang seminggu sebelum saya berangkat sudah bungee jumpee saja membuat saya tarik nafas sejenak. Baiklah, kalau sudah bicara sekali seumur hidup harga 7 juta rupiah barangkali bukan apa-apa dibandingkan pengalaman rasa jantung mau copot.
Sekali lagi, yakin nggak mau loncat dari Macao Tower? MAAUUUU! Tapi kalau ada sponsornya 😆 😆
High Tea
Tidak hanya bungee jump yang bisa dilakukan di Macao Tower. Beberapa atraksi menantang lainnya seperti berjalan mengitari tower, menapaki lantai berkaca dengan berpegangan pada jendela dengan tali atau tower climb bisa kita lakukan. Semuanya bisa dilakukan asal ada uang dan nyali 😆 😆
Lanjut jalan-jalan ke dalam Macau Tower, ternyata isi dalamnya ada semacam gerai barang mewah dan toko souvenir. Total ketinggian Macao Tower adalah 338 yang mana memiliki dua observation deck indoor dan outdoor. Posisi puncak berada di lantai 61 dengan ketinggian 233m, sedangkan indoor observation lounge terletak di lantai 58. Adalah AJ Hackett yang menjadi vendor bungee jump. Jika ditanya sudah berapa orang jatuh? Tentu sudah banyak.
Jujur saja, permainan ini harus memiliki nyali yang besar dan kuat. Apalagi kita harus menyiapkan budget demi merasakan pengalaman sekali seumur hidup. Berhubung kami traveler miskin yang cuma bisa menikmati pemandangan, maka kami langsung melipir ke lantai 60 tempat high tea.
Lantai 60 merupakan restoran dengan setting meja bisa berputar 360 derajad. Ini menarik! Sambil kita menikmati aneka kue dan teh atau kopi selama dua jam. Kita bisa menikmati suasana Macao dari atas. Kalau beruntung kita bisa sambil menikmati sunset. Jantung bisa ikut berdegup saat melihat pengunjung lain sedang melakukan bungee jump!
Deretan meja putar berada di dekat kaca menghadap pemandangan Macao. Kami diarahkan untuk duduk di meja untuk 4 orang. Di atas meja sudah disediakan dua buah rak berisi kue-kue siap disantap. Beberapa kue kurang cocok dilidah dan ada beberapa yang mengandung babi, jadi memang agak perlu dicek kembali.
Tempat ini dibuka dari pukul 15.00-17.00 untuk kita duduk bersantai menikmati sore. Well, walau hidangan aneka kuenya tak begitu enak, tapi jangan berkecil hati sebab kita bisa menikmati pemandangan Macao 360 derajat dari atas ketinggian Macao Tower. Harga untuk menikmati high tea di Macao Tower sekitar 360 ribu per orang. Anggap saja datang ke sini untuk melihat pemandangan Macao dari ketinggian, ketimbang berharap aneka makanan yang enak.
Trip perjalanan ini sponsor dari Macao Indonesia dan Kompasiana. Terima kasih atas kesempatan berharga ini bagi saya.
keren koohhh. mupeng banget yang resto muter 360 derajat ini
Wah keren ?
Ngeliat bungee jumping pas tv Korea Running Man aja deg-degan apalagi langsung ?.
Tapi penasaran sih ngerasain di tower tinggi gitu ngeliat Macau
Kayaknya syahdu banget senja makan di sana sambil menikmati malam Macau di Macau Tower. Ceritanya menarik banget Koh..
Alamak, 7 juta buat bungee jumping. Ihirrrr, melipir tipis deh kalo aku hahaha. Tapi bukan semata perkara duit, aku kalo udah terlalu tinggi suka deg deg ser sendiri. Ada aja perasaan takut jatuh gitu. Bisa jadi aku takut ketinggian ya, meski kadarnya nggak parah. Ngeteh cantik di lantai 60 dengan pemandangan kota itu kayanya asyik, aku nggak takut kalau itu 😀
Nggak kebayang gimana indahnya liat Macao dari ketinggian 233 meter. Apalagi kalau liatnya pagi-pagi atau pas jelang magrib, pasti wow banget. Betewe, ngeri nggak Koh berada di towe segitu tingginya??
kapan ni bawa ke sini liburan bareng..
Tips menghindari makanan yang gak halal, bawa bekal mi instan banyak-banyak. Selain irit juga tersedia banyak varian rasa. Mulai soto, rendang, empal, bakso.. semua ada, jadi nggak bakal bosan hehe..
Kalau pemandangannya nggak kalah dengan destinasi wisata di Indonesia, yang beda mungkin pengelolaannya : kebersihan, kenyamanan, fasilitas.. benar nggak Koh?
Koh Huang Indonesia banget deh. Belum kenyang kalo belum makan nasi, hihihi….
Saya juga mau tuh ikut lompat kalo ada sponsornya (dasar mata duitan).
360rb seorang buat ngeteh aja, gak apa lah karena viewnya mantap jiwa. Tapi kalau untuk lompat harus 7jt, saya pass dulu deh. Meski disponsorin gak mau soalnya takut ketinggian hahahaaa.
Cuma bisa makan buah hahahaha
Pemandangannya itu loh ahhahahha; bikin baper kalau santai duduk di sana dan menikmati lansekap kota seperti itu 🙂
Berharap jalan Samarinda seperti Jogja atau Bali aja sudah luar biasa rasanya koh apalagi jalanan macam di luar negri
Hehe.. traveling ke luar untuk lihat kemajuan kota. Kalau traveling dalam negeri untuk lihat budaya.
Bener juga ya
Bungee jumping? Waahh seru, ngeri, sekaligus mahal ya, Koh. Baru tau harganya segitu sekali lompat.
Bisa sih harga lebih murah kalau tanpa dokumentasi.
Tapi kalo tanpa dokumentasi jd sayang, udah mahal2, sekali seumur hidup, ga ada kenang2annya lagi *manusia*
Kayaknya ada curhat terselubung ya, Koh soal travelmate? Hmm
Aku setuju nih kalo mau bungee jumping ada sponsornya. Okelah kalau soal sekali seumur hidup, uang segitu nggak banyak. Tapi ya tetep realistis dong wkwkw. Toh siapa tau ada kesempatan lagi.
Lha terus, nasib tas hijaunya gimana, KOh?
Hehe.. lumayan banget itu untuk sekali terjun. Yaaa tasnya aku tinggalin di kamar hotel ?
Eh kamu nangkep gitu ya curhat terselubung hehe.
Kalau ditempatku sini saos dan mayoinase di McDonalds dan resto cepat saji lainnya harus bayar juga. Kadang saya ga rela nambah duit lagi krn saosnya biasa saja rasanya 😆 . Jalan-jalan berikutnya coba bawa sambal/saos sachet an Koh. Lumayanlah bisa menambah rasa enak makanan asing 😉 .
Iya, kemarin pas berangkat aku lupaan buat bawa ?