Syala.. la..la..
Happy weekend…
Saat neh saya sedang ada di kampus buat kerjain tugas. Suasana hari sabtu memang sepi, soalnya jarang ada perkuliahan hari sabtu. Males banget!
Ternyata lingkungan di kampus lagi ceritain imbas naiknya BBM semalam. Saya hanya berpikir kalau dampak naiknya ini tentunya akan merubah seluruh struktur perekonomian negara, terlebih di kota ini. Contoh kecilnya ongkos angkot biasanya Rp 2.000,- tapi sekarang naik jadi Rp 3.000,-. Hitung saja berapa rupiah yang keluar? Belum lagi tentunya akan berdampak bagi warung-warung nasi. Waduh, ada kemungkinan nasi telor yang harganya Rp 4.000,- bisa naik jadi Rp 5.000,-.
Bagaimana masyarakat bisa hadapin perubahan extreme ini? Melirik lagu Dewa, Hadapi dengan senyuman. Apakah bisa kalau menghadapi suatu perubahan apalagi extreme seperti ini. Apakah bisa dengan hanya dengan senyum? Lantas kenapa saya katakan extreme? tadi saya baca di koran kota kalau sedari malam orang-orang sudah mengantri panjang untuk mendapat pasokan BBM. Saya hanya dapat menggeleng dan sambil memikir gimana keadaan ekonomi saya sekarang? *sambil mengingat berapa sisa uang saya di dompet š
Gimana nih, apa Indonesia BISA!?
Semakin nampak kanibalisme, orang-orang menjadi tidak peduli, mereka memikirkan bagaimana agar bisa menyambung hidup satu hari saja (setidaknya itu yang sering saya dengar.. asal bisa hidup sehari saja… menyedihkan!)
Apaan tuh sego kucing?
makanan kucing ya?
hehehe
di laporkan dari Jogja,
harga sego kucing Mas Pri deket kampus saya belum naik.
MAsih 800/bungkus.
Demikian…hohohoho