Kambang Iwak (baca : Ikan) salah satu public space bagi warga Palembang untuk berkumpul. Pendek kata taman umum yang mana orang sering gunakan untuk joging track. Di hari minggu, area ini menjadi car free day, sehingga orang-orang yang mau joging akan lebih leluasa tanpa polusi.

Dulunya, Kambang Iwak dikenal sebagai ikon negatif, yaitu ikon tempat mangkalnya orang mesum. Mulai dari waria sampai wanita penghibur ada disini. Dan pohon-pohon di sekitar menjadi tempat operasi mereka. Namun, seiring berjalannya waktu Kambang Iwak mulai dilakukan pembenahan oleh pemerintah sebagai taman umum yang nyaman.

Di tengah kolam buatan ini ada air mancur dan ada ikan-ikan hias yang berada di dalam kolam. Ikan-ikan di dalam kolam ini dilarang keras bagi masyarakat untuk memancing. Ada denda yang harus dibayar. Tapi, namanya manusia selalu saja ada akalnya bukan. Kadang di waktu pagi dan sore para pencari ikan ini nongkrong di aliran selokkan di dekat kolam. Sempat juga beberapa kali saya melihat mereka berhasil menjaring ikan yang keluar dari kolam.

Taman umum ini juga digunakan untuk para anak muda maupun komunitas untuk kumpul dan kongkow. Mulai dari komunitas skateboard, sepeda, motor modifikasi. Inilah wajah Palembang, bisa dikatakan masih terbatasnya public area yang bisa digunakan.

Jangan heran kalau nanti akan ada pemandangan canda dan tangis dari pasangan remaja ini. Seolah taman ini menjadi saksi hubungan mereka.

Selain itu, di sepanjang taman juga ada para pedagang kaki lima sampai cafe. Jualan mereka dari jamu, rokok, dan mie tek-tek. Untuk makanan café sendiri ada Surabi Enhai, café Gun, ada juga Kopitiam.

Sayang sekali pedagang es kembang tahu yang nikmat itu sudah tidak lagi berjualan di kawasan ini. Padahal saya suka sekali makan es kembang tahu buatannya.

Cukup lama juga saya berada di kawasan Kambang Iwak, tidak terasa hari sudah menjelang malam. Beruntungnya saya bisa menikmati matahari terbenam di kawasan ini. O alangkah cantiknya…

Mari, kunjungin Palembang