Klenteng merupakan rumah ibadah bagi masyarakat Tionghoa yang memeluk kepercayaan Kong Hu Cu. Klenteng di kawasan Palembang jumlahnya puluhan dari yang dekat kota sampai ke pelosok kota. Masing-masing dari klenteng ini memiliki ciri khasnya sendiri. Ciri khas berupa bangunan sampai jenis dewa yang dipercayain.
Umumnya bangunan klenteng ini didominasi oleh warna merah pekat, dengan ukiran-ukiran huruf cina dan arsitekturnya bercita rasa oriental. Ada ritual ibadah yang biasanya dilakukan oleh orang Kong Hu Cu yaitu membakar dupa wangi sambil berdoa ke patung-patung yang dipercayai ada ‘nyawa-nya’. Sehingga apa yang mereka doa akan tersampaikan ke dewa yang dimaksud.
Peralatan untuk ibadah juga tidak repot, hanya sejumlah dupa yang sudah disediakan oleh pengurus klenteng. Tiap satu colokkan dupa digunakan 3 batang dupa, jadi kalau di dalam klenteng itu ada 8 colokkkan, berarti jumlah dupa yang diambil adalah 24 dupa. Kemudian, ada kertas uang bakar yang menurut kepercayaan kertas uang ini nantinya saat dibakar akan berwujud uang untuk di dunia lain. Kertas uang bakar inipun ada nominalnya, mulai dari Rp 1000.
Selanjutnya ada sepasang lilin berwarna merah, gula-gula, serta minyak sayur yang digunakan apabila ingin menambah minyak di lampu lentera. Penambahan minyak sayur ini diyakinin sebagai penambahan rejeki/keberuntungan bagi si pemberi.
Selesai melakukan pembakaran dupa ke masing-masing patung dewa, ada satu lagi ritual bagi orang yang ingin bertanya langsung ke ‘dewa’. Cara ini dinamakan “Tiam Si” yaitu mengocok sumpit bambu yang telah diberi nomor. Nantinya, si pengocok ini terlebih dahulu menanyakan apa yang ingin ia ketahui, mulai dari jodoh, keuangan, sampai masa depan. Ketika hasil kocokkan keluar, mana tinggal mencari arti dari sumpit bambu tersebut.
Sampai disini menarik bukan ritual ibadah umat Kong Hu Cu?
Terakhir, kalau semuanya sudah beres maka sekarang melakukan pembakaran uang kertas di tempat yang telah disediakan. Tempat ini seperti pagoda. Ada suatu kepercayaan juga sewaktu membakar uang kertas ini, yaitu logo yang ada di uang kertas jangan dibalik saat sedang dibakar lalu kertas itu dibiarkan dibakar secara alami, tidak boleh ditusuk/dirusak karena diyakinin nantinya di dunia lain uang tersebut akan rusak/sobek. Menarik kan.
Saat saya sedang berada di klenteng, beruntungnya saya karena sedang ada acara menikah. Ya, klenteng biasanya menjadi pilihan bagi umat Kong Hu Cu untuk mengadakan pesta pernikahan. Seperti agama lain, mereka melakukan doa/sembahyang terlebih dahulu di dalam klenteng. Kemudian, pesta makan di perkarangan luar klenteng.
Dekorasi panggung pernikahan di klenteng sifatnya sederhana saja. Dan hiburan orgen tunggal seadanya. Layaknya pernikahan sederhana di kampung oleh warga muslim.
Biasanya perjamuan di klenteng adalahh perjamuan Tjiak Tok dan pastinya makanan yang disajikan adalah makanan yang mengandung babi. Kalian bisa intip bagaimana cara perjamuan tjiak tok di suatu klenteng yang pernah saya tulis sebelumnya.
Tulisan ini tidak bermaksud SARA, tapi lebih ke penggambaran bertapa budaya kita itu luas dan beragam.
ijin copas boss, kayaknua tulisan ini layak di baca group kami
Wahh jadi tertarik nih.. terutama di bagian mengocok sumpit itu.. jadi pengen coba. ^^, thanks for information… 😉
bagus sih, tpi kesannya kok yg di klenteng cuma masyarakat tionghoa aja ya. melihat dari pernyataan awal “Klenteng merupakan rumah ibadah bagi masyarakat Tionghoa yang memeluk kepercayaan Kong Hu Cu.”
Menarik sekali ceritanya,,,,great
keberagaman umat beragama….
Boleh tahu bagaimana cara pemeluk agama Konghucu berdoa makan? Tq
kalo pacar gw sih sebelum makan doa’a……bismillahirohmannirohim….!
Hiii jadi gila nanti lu
Hiii jadi gila nanti lu kalo baca baca kayak gitu nanti bisa seneng bunuh orang
Menarik sekali dan unik.
Penggunaan dupa serta arsitektur bangunannya banyak kemiripan dengan di Bali. Kalau tidak salah arsitektur bangunan di Bali memang banyak yang mengadopsi dari luar.
Oh ya? Saya sendiri pengen ke pura yang di dekat rumah teman saya, keknya bangunannya bagus buat foto-foto 😀
dan pengen ke Bali
good information kakaaaaaa ^^