Ibu bekonde : asdfjslkj qweipi qwmerkl v djljkf
Ibu bekerudung : pooiqweurwqo qeirpqcsv @!#!
Ibu bekacamata : [email protected]#~!~~#~
Bapak ceking : poioptiw qomfd fsj @~#$~~
Bapak gendut : kdsok 12#[email protected]$%$ cdkskr kgw kgAku : Nyut-nyut-an!
Pakai jasa angkutan umum semacam angkot kita bakalan menemukan berbagai macam pemandangan yang ditawarkan. Entah itu saling berdesakan sewaktu enggak dapat tempat duduk, sampai harus mencium hawa naga orang yang sedang menguap. Terakhir itu yang kesal ada orang yang merokok dan duduk di samping, cih… aku harus menutup hidung dan membuka kaca selebar-lebarnya. Mungkin lebih baik memilih menghirup aroma ketiakku sendiri ketimbang mencium aroma rokok ditengah panasnya dalam angkot.
Untuk pagi ini, aku diposisikan sama pemandangan yang bikin aku nyut-nyut-an sama penggunaan bahasa dari penumpang yang terdiri dari berbagai macam bahasa dusun mereka. Ada 2 ibu-ibu pakai bahasa dusun mereka, kemudian penumpang kursi belakang ada 3 bapak-bapak juga ngobrol pakai bahasa dusun mereka.
Sementara aku? bengong… ini orang pada ngomongin apa yaa? Emang bukan urusanku untuk mendengar percakapan mereka dan bisa saja aku pasang earphone dan mendengarkan musik saja. Ada orang bela-belain kursus bahasa Mandarin, Inggris, Perancis, Jepang, Jerman, dan sebagainya. Untuk apa? salah satunya agar mereka bisa mendengar dan saling berinteraksi jika mereka sedang bicara dengan orang Chinese atau bule. Bukannya menarik?
Setelah aku pikir-pikir ternyata dengan bahasa itu ibaratkan pedang. Bisa dipakai untuk saling membunuh, saling melukai, saling melecehkan, bahkan saling mengejek. Contoh kecil saja, kita pakai bahasa indonesia saja sudah sering terjadi salah paham antar sesama. Ada pepatah mulutmu adalah harimaumu, karena salah ngomong interview kerja gagal, karena salah ngomong lidah keseleo jadi bicara yang ngelantur.
p.s : Huaa.. panas..
memang kalau dalam angkit indonesia akan selalu seperti itu
wah
enakany bahasa hati
perasaan mnjadi lebih asik lo
lekas sembuh ya bang
salam hangat selalu
saya baru tahu kalau ada bahasa bernama bahasa dusun …. 🙂
wah….kalau pakai bahasa blue gimana bang.heheh………
yg romantice romanticean hahahah.
salam hangat selalu
pa cabar?
hmmm kalo ada bahasa yang asing saya berusaha mencari kata2 yg mirip..
kenapa gak belajar bahsa dusun ituh? 😉
hehehe
btw artikel trebaru gue juga soal bahsa dan salah paham hehhe
kalo di Karawang bhsnya di angkotnya ada dua mas, ya kalo ‘g bahasa sunda ya bahasa indonesia, he he he
itulah gunanya blackberry. kalo di bus, mendingan blogwalking aja… hahaha.
pakai bahasa cinta aja biar gak berantem
bahasa tubuh kayaknya masih universal om, tapi yaa, maknanya ganda. macem-macem, susah nebaknya. 😕
enakan pakai bahasa blog ded… 🙂