Tahun ini Sabang dipilih sebagai tuan rumah ke-9 sejak diluncurkan Sail Indonesia pertama kalinya di Bunaken Manado. Saya baru setahun belakangan ini mengetahui acara tentang Sail Indonesia. Dipilihnya Pulau Weh atau lebih dikenal sebagai Sabang karena menjadi titik nol kilometer di ujung barat Indonesia. Keindahan seperti yang diceritakan mengenai Sabang adalah motivasi saya ingin berkunjung ke kota yang masih memegang syariat Islam nan kuat.
Setibanya rombongan kami ke Aceh, saya melihat sepanjang jalan dipenuhi oleh baliho menyambut Sail Sabang 2017. Saya melihat persiapan pemerintah daerah Aceh telah melakukan berbagai persiapan menyambut perhelatan Sail Sabang, hanya saja faktor cuaca memang menjadi penentu lancar atau tidak terselenggaranya acara.
Walau saya belum beruntung melihat Sail Sabang 2017, saya tak ingin bermurung hati seperti cuaca hujan sepanjang hari. Sabang masih memiliki tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi sekali lewat bagi kalian yang memang memiliki waktu terbatas di Sabang. Apa saja wisata Sabang yang saya kunjungi :
1. Sabang Fair
Saat membuka peta digital dari ponsel, saya mencari lokasi terdekat yang bisa dikunjungi dari guest house. Ternyata guest house kami jaraknya cukup dekat dengan lokasi Sabang Fair ini. Kami tidak tahu seperti apa Sabang Fair, cukup unik juga membaca namanya lewat maps. Ternyata Sabang Fair itu semacam lapangan luas yang biasa dimanfaatkan untuk kegiatan.
Ketika kami sampai di Sabang Fair ternyata sedang ada acara dari TEDs dari Bekraf. Akhirnya kami ikut menjadi peserta mendengarkan sesi para pemateri memberikan informasi. Dalam hati, wah kece nih Sabang punya acara keren.
2. Gua Sarang
Kami tiba di suatu dataran tinggi dengan view menghadap ke suatu danau. Dari tempat saya berdiri view pemandangan ini cukup asri untuk duduk bersantai sejenak. Menurut informasi yang saya dapat, untuk menuju Gua Sarang masih memerlukan waktu lagi untuk menapak ke bawah.
Terus saya pergi? Kalau ditanya tentu saya pengen pergi, hanya saja waktu kami terbatas jadi kami hanya menikmati dari atas pemandangan.
3. Kapal Pattaya III
Setelah menikmati pemandangan danau cantik dari Gua Sarang, mobil kami berpindah ke suatu tempat seperti resort. Di kelilingi perpohonan mobil kami berhenti. Saya juga mempertanyakan ini kita ke mana ya? Ternyata kami di ajak untuk melihat kapal Pataya III yang terdampar di kawasan Iboih, Sabang.
Kapal Pataya III termasuk kapal kargo yang sedang berlayar di perairan Sabang dan sekitar, namun terjadi kerusakan pada bagian mesin dan diterpa badai sehingga membuat kapal ini jadi tidak beroperasi. Saya tidak tahu musibah kapal Pataya III ini apakah pantas dijadikan objek wisata?
4. Monumen Titik Nol Kilometer
Suatu kota tentunya memiliki landmark yang layak untuk dikunjungi. Apalagi bagi yang baru pertama kali datang ke Pulau Weh. Titik Nol Kilometer ini menjadi salah satu objek wisata Sabang yang ramai didatangi oleh wisatawan.
FYI.
Dulu di lokasi Titik Nol Kilometer ada layanan untuk mendapatkan sertifikat sebagai tanda kita sudah pernah berkunjung ke Sabang. Namun, sayangnya fasilitas ini sudah ditiadakan lagi sehingga kita hanya bisa berfoto saja dengan latar tugu Titik Nol Kilometer saja.
Di sekitar kawasan ini terdapat para penjual souvenir seperti baju, topi dan gantungan kunci. Serta juga terdapat pedagang kaki lima yang berjualan gorengan dan kopi.
5. Tugu I Love Sabang
Tugu I Love Sabang menjadi objek wisata baru yang ramai dikunjungi setelah tugu Titik Nol Kilometer. Letak tugu dikatakan cukup strategis karena berada di Taman Elak. Di sebelah kiri tugu kita bisa melihat pemandangan Danau Aneuk Laot dengan hutan yang rimbun.
Namun, sayang sekali objek wisata ini sama seperti tugu Titik Nol Kilometer yang mana tidak ada aktivitas bisa dilakukan, selain berfoto kemudian pergi melanjutkan ke objek wisata lainnya.
6. Bunker Jepang Anoi Itam
Dulu sewaktu menulis tentang pariwisata Sabang, saya pernah menulis tentang Pantai Anoi Itam yang memiliki keunikan pasir pantai berwarna hitam. Kemudian di atas pantai terdapat sebuah bunker tempat menembakkan meriam saat tempo dulu. Sisa peninggalan Jepang ini menjadi objek wisata di Sabang.
Bunker Jepang ini langsung menghadap ke arah laut dengan dataran yang curam ke bawah. Saat masuk kawasan bunker Jepang Anoi Itam ini kita akan diminta retribusi masuk per kepala. Ada satu hal yang saya sesalkan di kawasan wisata ini adalah retribusi yang tidak jelas, seperti biaya masuk toilet yang ditulis Rp 2000,- tapi saya ditagih Rp 3000,-.
Kembali sayang, bunker Jepang ini sepertinya tidak terawat, jalan menuju ke atas ada sampah-sampah berserakan. Serta kondisi bunker cukup memprihatinkan, tidak ada pemandangan yang bisa dinikmati selain hamparan laut yang luas dan deruan ombak.
7. Jalanan Mulus di Sabang
Setelah kami dari tugu I Love Sabang, kami melewati sebuah jalanan berkelok yang mulus. Kami berhenti sejenak menikmati suasana alam di Sabang. Dari sini kita bisa melihat sepenuhnya suasana pemandangan hutan, rumah penduduk dan alam. Seolah mencirikan alam Sabang yang masih alami dan sederhana.
Cara Menuju Ke Sabang
Setibanya kalian di Bandara Sultan Iskandar Muda, kalian bisa memesan taksi bandara yang sudah nangkring di depan pintu kedatangan. Taksi di Aceh tidak menggunakan argo, tapi mereka sudah memiliki jarak tertentu. Misal dari bandara ke kota dipatok harga Rp 100.000.
Namun, apabila kalian sudah sampai di kota Banda Aceh maka transportasi yang saya sarankan kalian bisa menggunakan taksi online seperti GoJek dan Grab. Dua transportasi online ini sudah ada di Aceh. Saya tidak menyarankan kalian naik angkot, sebab angkot di Aceh itu antara ada dan tiada. Tapi kalau jaraknya tidak terlalu jauh, kalian bisa mencoba sensasi naik becak motor. Seru lho!
Setelah kalian berada di kota Banda Aceh dan bersiap menyebrang ke Pulau Weh atau Sabang. Kalian tinggal mencari transportasi menuju Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Pelabuhan ini cukup ramai karena gerbang menuju ke Pelabuhan Balohan, Sabang.
Ada dua kapal menuju Sabang yaitu kapal cepat dan kapal lambat. Beda antara kapal cepat dan kapal lambat adalah durasi perjalanan. Apabila kalian ingin lebih cepat tiba di Sabang sekitar 45 menit maka pilihlah kapal cepat. Tapi kalau kalian ingin lebih menikmati suasana laut dari dalam kapal selama 2 jam, silahkan memilih kapal lambat.
Harga yang dipatok untuk kapal cepat adalah Rp 80.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 100.000 untuk VIP. Sedangkan untuk harga kapal lambat dipatok harga Rp 25.000 saja. Jadwal kapal dimulai dari pukul 08.00 hingga 16.00. Apabila kalian ingin ambil kapal lebih siang bisa mulai dari pukul 11.00 dan 14.00.
FYI
Jadwal kapal bisa berubah oleh karena faktor cuaca, apabila cuaca sedang tidak mendukung maka akan berpengaruh pada waktu keberangkatan kapal. Hal ini terjadi pada perjalanan saya kemarin.
Bagi kalian yang memiliki waktu terbatas untuk mencari wisata Sabang, maka sightseeing wisata Sabang ini adalah jawabannya. Kita bisa mengunjungi ke beberapa tempat sekaligus menggunakan mobil rental lengkap dengan sopir. Harga rental mobil bervariasi mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu. Namun keterbatasan ini membuat kita jadi tidak bisa mengeksplorasi wisata yang dikunjungi seperti cerita mengenai wisata tersebut.
Andai masih ada kesempatan, saya ingin kembali lagi ke Aceh dan Sabang untuk eksplore lebih lanjut 😆
Wah keren nih artikelnya Gan, semangat terus
Terima kasih informasinya
Semoga bisnis pariwisata kembali dibuka segera dan akan lebih baik ke depannya.
Sabang memang OK
Sabang memang luar biasa.
Natural, Ramah dan Menakjubkan
Sabang memang mempesona.
Ternyata keindahan Sabang jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang kita bayangkan sebelum kita datang ke lokasi.
Jayalah Sabang
Jayalah Nanggroe Aceh Darussalam
Perjalan ke sabang memang sangat menyenangkan , tak heran kami yang menyediakan jasa trip wisata sabang selalu ada yang memesan. Bahkan tetangga kita malaysia, sering mencari dan berkunjung ke sabang untuk menikmati suasana yang cukup indah.
Sudah lama tidak berkunjung lagi ke sabang.. tuguh nol kilometer udah cantik aja..
[…] boleh melewatkan menyebrang ke ujung utara Provinsi Aceh yaitu Pulau Weh atau lebih dikenal sebagai Sabang. Saya telah terpesona dengan keindahan dan jernihnya air di sekitar Pulau Rubiah sejak beberapa […]
ini yang diajak sama BIG ya koh? aku gak menang euy hiks…hiks…gak bisa ikutan
Keliling Pulau Rubiah dan main ke Pantai Sumur Tiga ga koh? Kangen sate gurita
cuma snorkeling di Pulau Rubiah aja, kalo pantai sumur tiga gak sempat ke sana 🙁
Jadi Kapal Pattaya III sewaktu-waktu bisa saya dievakuasi ya koh?
Loh kok fasilitas sertifikatnya dihilangin. Huaaaa :((((((
Sabang ini yang lain udah gelap, dia masih terang sendiri. Yang lain udah masuk waktu subuh, dia masih bisa makan. Tapi yang lain udah buka puasa, dia masih puasa.
Pengen memburu sunset di sini. Hehe~
[…] akhir tahun 2017, saya menutup kaleidoskop traveling saya dengan perjalanan ke Sabang, Aceh. Trip ini merupakan hadiah lomba menulis Geospasial dari Badan Informasi Geospasial yang […]
Pengen banget bisa ke sabang juga suatu hari nanti huhuhu
Keren-keren ya bang destinasi wisata di Aceh, siapin budget dulu lah untuk liburan kesana..
Yah, itu bunker Jepangnya sayang banget gak kerawat, sampe dicoret-coret gituu.. Huhuhuw aku gemaaass.. Di Sabang gak cuma pantai dan snorkeling aja berarti ya, ada beberapa tempat wisatanya lain yang kece jugaa buat didatangi..
Aceh dan Sabang ini udah lama jadi wishlist. Gua Sarang-nya boleh juga, pemandangannya cakep!
View dari gua sarang kece euy…
Btw, itu tugu titik nol kilometer sebenernya bukan nol kilometer yg sesungguhnya ya?? ada satu pulau lagi yg tak berpenghuni tapi paling barat di Indonesia..
-Traveler Paruh Waktu
Kok Rubiah gk dimasukin koh?
Akhirnya jadi juga ya itu tugu 0 kilometernya setelah molor beberapa tahun.
Good question.. akhirnya ada yang bertanya juga ? Rubiah aku bikin jadi satu cerita karena itu wisata bukan seesight doang. Ada aktivitas jadi ga aku masukin di tulisan ini.
Dari dulu pengen banget ke Pulau Weh, tapi nanti aja deh, buat stok honeymoon 😉
Sabang, Pulau Weh masih jdi mimpi buat kesini .. bagus bisa liat kapal-kapal berlayar ya kak
Wah, ternyata banyak juga ya tempat wisata di Sabang! 😀
Dari dulu penasaran sama Monumen Titik Nol Kilometer, semoga nanti bisa ke sana.
Ado babi terkenal di sekitaran tugu 0 km, dak muncul yo?
owalah, sayang banget ya ke Titik Nol Kilometer gak dapet sertifikat lagi, kirain masih dapet. makasiiih infonya Deddy, berguna bangeettt dan iya, waktu itu mau ke Sabang juga batal karena ombak tinggi, sering cuaca buruk deh di lautnya.
wah nomor 4 kayaknya paling hitz nih, hehehe…
btw gao jepangnya miris yah, emangnya ga ada yang rawat gitu ?
Sabang asik banget. Itu ada bekas meriam gitu y di bunkernya.
Pemandangan dari atas bunker asoi banget bang. Yaa allah sejuk banget di lihaaaat.
Salam bang
Baru lihat aja udah pengen bisa ke sabang nih, keren. Bener-bener gak cukup sehari kayaknya untuk bisa jalan-jalan disitu..
Bungkernya aku baru lihat yang ini, aku pernah lihat tapi yang di bawah, kalau gak salah waktu ke merapi dulu..
Aku lebih penasaran akan dalamnya gua sarang..
kenapa yaa fasilitas sertifikatnya di tiadakan??
wah serunya nih koh.
Ada bunkernya, asyik itu kalau diulas jauh lebih dalam. Pun dengan kapal Pataya, apakah itu kapal Indonesia atau kapal asing yang karam 🙂
Wah keren! Suka bgt sm view pantai dari atas, ayem tentrem rasanya.
Btw di sana dr bandara naik taksol boleh ya koh? Soalnya di bbrp daerah gaboleh, kyk di Surabaya nih hiks
Oh maap saya koleng. Ternyata kalo dari Kotanya ya ??
Kalo ke sabang jujurnya yg aku incer kulinernya mas. Ada 1 yg terkenal banget, mie kepiting :). Aku blm pernah coba, tp iti udh terkenal kemana2. Penasaran 🙂
Wah, cakep banget pantai Aceh ya, anugerah Tuhan yang luar biasa
Tahun 2010 daku pernah ke Aceh, mampir sebentar di Sabang, belum eksplor seperti dirimu. Jadi pengen ke Aceh lagi, suatu saat.
Judul yang tepat untuk Kapal Pataya III itu mungkin “Habis kapal terkena musibah, terbitlah objek wisata”. ?
Kern, Koh..!
Salam hangat dari Bondowoso..