BerandaSerba SerbiStandar QR Code Memudahkan Pembayaran Satu Pintu

Standar QR Code Memudahkan Pembayaran Satu Pintu

Author

Date

Category

Malam itu saya mengajak Uwan dan Said bertemu untuk menemani saya mencoba MRT Jakarta. Untuk saya bukan warga ibukota, tentu saja saya senang dengan hadirnya hal baru. Ternyata nyaman dan cepat sekali transportasi baru yang merubah wajah kota Jakarta. Tujuan kami adalah mencari makan malam di kawasan Blok M yang terkenal dengan pusat jajanan sekaligus tempat nongkrong di kedai kopi.

Saya suka menyempatkan waktu jika sedang di Jakarta untuk bertemu dengan teman-teman sekadar bertukar kabar dan saling berbagi. Jakarta dengan isi orang-orang ingin praktis dan cepat, sedikitnya merubah pola kita. Kami akhirnya memutuskan untuk menikmati makan malam di warung lesehan kaki lima Blok M. Banyak pilihan tempat makan dari penjual gerobakan yang menawarkan banyak menu makanan. Cukup pusing untuk saya memilih banyaknya makanan di kawasan Blok M, rasa ingin saya coba semua. Tentu kalian juga punya persoalan yang sama, bukan?

Ribut Memilih Pembayaran

Ada-ada saja kelakuan Uwan dan Said yang bikin saya ketawa lepas. Dua orang teman saya ini memang seperti perangko yang berpasangan. Ketika saya sedang memilih mana penjual makanan yang ingin dipesan, Uwan dan Said justru adu pendapat mengenai mana penjual gerobak yang memberikan diskon cashback lebih banyak. Saya dibuat tercengang, bukan karena dua orang ini berantem tapi adalah penjual gerobak sekarang sudah cashless dan bisa menerima pembayaran hanya dengan Quick Response code?

“Ini beneran?” tanya saya sama Uwan dan Said. Lalu mereka berdua mengangguk kepala bersamaan. Saya mungkin baru melihat penjual gerobak pun sudah masuk ke era pembayaran digital. Sejauh ini yang baru saya tahu adalah tempat makan atau di mall. Bagi saya ini adalah inovasi mulai dari penyedia jasa sekaligus pasar yang sudah menerima positif mengenai pembayaran QR.

Di tengah keributan kami, akhirnya saya memilih menu nasi goreng dari penjual gerobak lalu membayar lewat dompet digital yang terlebih dahulu sudah dipindah ke barcode. Tidak perlu menunggu lama, pembayaran sudah berhasil dan cashback pun masuk ke saldo akun saya kembali.

Awalnya Menolak, Kini Suka

qr code
Sekarang makin banyak fintech yang menawarkan kemudahan pembayaran

Pernah dalam satu hari saya ketinggalan membawa dompet sedangkan jumlah uang tunai untuk membayar transportasi dan makan juga terbatas. Mau pinjam uang dengan teman juga mereka jarang membawa uang tunai banyak. Pengalaman ini bukan cuma saya saja yang pernah terjadi, tapi bisa jadi kamu juga. Kekuatiran kita menyimpan rupiah banyak di dompet juga bukan hal yang aman, sebab ketika dompet atau tas kita hilang maka semuanya hilang. Apalagi kalau kita ingin membayar dalam jumlah yang besar, tentu saja akan repot untuk mencari mesin ATM dan mengambil uang.

“Pak, saya baru tahu kalau penjual gerobak juga bisa terima pembayaran nontunai,” seru saya sama si penjual sambil menunggu makanan saya selesai dimasak.

Bapak penjual nasi goreng ini mengatakan kalau awalnya ragu untuk menggunakan pembayaran QR code. Namun, lama kelamaan bisa menyesuaikan dan mulai terasa semakin dipermudah karena pada saat menjual tidak perlu memegang uang tunai, cukup dipindai maka uang sudah masuk.

Mengenal QR Code

Memang yang saya rasakan saat ini adalah kemudahan dalam pembayaran yang sudah meminimalkan tunai menjadi cashless seperti Quick Response (QR) code. Hanya dengan membawa smartphone, ke mall atau tempat makan tidak perlu membawa uang yang banyak. Ketika akan membayar saya cukup memindai QR dan masukkan nominal pembayaran. Segampang itu alat pembayaran di era milenial saat ini.

QR code yang memudahkan pembayaran di merchant

Apa saja yang bisa dilakukan dengan QR? Banyak. Mulai dari pembayaran belanja, makan, parkir, hiburan dan lainnya. Hampir semua transaksi sekarang sudah menyediakan fasilitas pembayaran seperti ini. QC code merupakan kotak-kotak hitam putih yang serupa dengan kode batang (barcode). Kode QR memuat berbagai informasi di dalamnya seperti Alamat URL, teks hingga nomor telepon. Biasanya QR code ini diletakan di berbagai produk untuk menunjukan informasi tambahan dari produk tersebut. Untuk membaca kode QR, dibutuhkan smartphone berkamera dan sebuah aplikasi pembaca QR. Namun, apabila QR sebagai alat pembayaran maka informasi di dalamnya adalah mengenai informasi tempat usaha sekaligus rekening yang digunakan.

Pembayaran melalui kode QR merupakan sistem pembayaran elektronik yang dapat digunakan untuk transaksi di outlet (gerai) langsung maupun e-commerce (perdagangan online). Sesuai dengan namanya, Quick Response Code, maka pembayaran dilakukan secara cepat dan mudah, tak butuh lagi kartu yang harus digesekkan ke mesin EDC. Karena dalam kode tersebut berisi informasi yang secara cepat direspons oleh aplikasi pemindai di smartphone. Sedangkan, untuk memberikan kenyamanan, kitalah sebagai pengguna yang akan diuntungkan lewat promo diskon atau cashback yang membuat selisih harga bisa jauh lebih murah.

Hal yang bisa kita rasakan adalah berbagai fintech “membakar uang” dengan memberikan cashback promo menarik sehingga anak-anak milenial rela mengantri panjang hingga beberapa jam demi mendapatkan promo murah.

Penggunaan QR Saat Ini

Penggunaan QR code cukup dipindai sesuai aplikasi

QR code umumnya digunakan untuk membantu orang-orang di bagian pemasaran dalam kesulitannya untuk menuliskan kata-kata, “Kunjungi situs kami untuk info lebih lanjut”. Namun, dalam keadaan tertentu, bisa menggunakan beberapa cara yang sangat kreatif untuk secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan kita sehari-hari sebagai konsumen.

Banyak keuntungan dari implementasi dan penggunaan QR Code antara lain :

  1. Gratis dalam pembuatan dan penggunaannya
  2. Tersedia QR Code scanner gratis
  3. Menghemat kertas
  4. Ukuran kecil
  5. Tidak perlu membeli perangkat khusus scan QR Code
  6. Sistem dapat cepat memberikan respon terkait hasil scan.

Keuntungan-keuntungan ini tentunya mempermudah penyedia jasa sekaligus pemilik usaha untuk lebih go digital dalam memasarkan produk serta layanan yang ditawarkan. Namun, penggunaan QR code juga ada kekurangannya yang masih bisa diterima seperti QR code hanya mudah diakses oleh pengguna smartphone serta pengguna smartphone harus punya aplikasi pembayaran digital penyedia jasa.

QR Standar Pembayaran Digital Ala Millenial

Dompet digital sangat membantu milenial untuk membayar nontunai

Penggunaan QR Code saat ini tak terlepas dari perkembangan smartphone yang meningkat. Gaya hidup tanpa uang tunai tampaknya kini bukan sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat, terutama untuk generasi millennial. Apalagi ragam dan bentuk alat pembayaran nontunai juga semakin bervariasi. Dalam perangkat smartphone, kita pasti punya lebih dari dua aplikasi alat pembayaran nontunai yang sering digunakan. Saya sendiri punya sekitar 5 dompet digital yaitu OVO, GoPay, Dana, LinkAja, dan Jenius yang semuanya harus ada saldo. Terkadang pada saat pembayaran, ada merchant yang tidak memiliki alat pembayaran lengkap.

Kendala seperti ini saya suka berpikir andai ada standar khusus untuk pembayaran QR code sehingga sebagai pengguna seperti saya tidak harus memiliki banyak aplikasi. Namun, satu aplikasi bisa digunakan untuk semua metode pembayaran. Baru-baru ini saya membaca berita kalau Bank Indonesia meluncurkan standar QR Code bernama QR Code Indonesia Standar. (QRIS). Tujuan dari QRIS tidak lain adalah standarisasi agar satu kode QR bisa dipindai oleh berbagai layanan pembayaran. Dengan begitu, pedagang tak perlu lagi menyediakan banyak kode QR untuk dipindai oleh layanan pembayaran tertentu. Tentunya ini juga menguntungkan kita sebagai pengguna bukan? Hasil akhir nantinya satu jenis kode QR bisa digunakan oleh seluruh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).

Satu langkah baik dari Bank Indonesia yang memberikan kemudahan sekaligus kenyamanan bagi kaum milenial yang tidak ingin ribet dengan banyak aplikasi. Kita bisa dengan mudah bertransaksi di merchant favorit tanpa perlu bingung dengan banyaknya QR Code dari berbagai macam fintech yang tersedia. Cukup satu QR Code saja, semua penyelesaian transaksi pembelian dengan cepat, mudah dan aman.

Arus Digitalisasi Harus Memberi Rasa Aman

QRIS disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan menggunakan standar internasional EMVCo. QRIS rencananya akan digunakan untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran yang lebih luas dan mengakomodasi kebutuhan spesifik negara.

Bank Indonesia sendiri memiliki visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang mengacu pada :

  1. Mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.
  2. Mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.
  3. Menjamin interlink antara Fintech dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow banking melalui pengaturan teknologi digital (seperti Application Programming Interface-API), kerjasama bisnis, maupun kepemilikan perusahaan.
  4. Menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat melalui penerapan Know Your Customer (KYC) & Anti-Money Laundering / Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT), kewajiban keterbukaan untuk data/informasi/bisnis publik, dan penerapan reg-tech & sup-tech dalam kewajiban pelaporan, regulasi dan pengawasan.
  5. Menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik di dalam negeri dan kerjasama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas.

Tentunya arus deras digitalisasi ini untuk jangka panjang agar arus digitalisasi tersebut berjalan kondusif. Keterlibatan Bank Indonesia dalam metode pembayaran QR Code juga dapat memberikan kepastian bagi pengguna akan keamanan dan jaminan transaksi yang dilakukan. Apalagi kini ekonomi digital semakin erat dan dekat dengan kehidupan kita sebagai milenial.

Pertumbuhan QR Makin Bertambah

Sepengetahuan saya mengenai QR Code ada dua metode tampil yang terdiri dari statis dan dinamis. Metode statis akan menampilkan kode QR dalam bentuk stiker atau hasil cetak lain. Kode QR yang sama bisa digunakan untuk setiap transaksi pembayaran. Tampilan kode QR statis belum menyimpan nominal pembayaran yang harus dibayarkan sehingga konsumen harus memasukkan secara manual jumlah uang.

Sedangkan, tampilan dinamis akan menampilkan kode QR melalui struk yang dicetak mesin EDC atau ditampilkan pada layar monitor. Kode QR yang berbeda dicetak untuk setiap transaksi pembayaran dan telah dilengkapi dengan nominal pembayaran. Pastinya dengan sistem pembayaran yang lebih lancar maka akan mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2018 memberikan data mengenai populasi penduduk Indonesia. Dari sebesar 265 juta jiwa, usia millennial berusia 20 sampai 35 tahun berjumlah 63 juta. Ini menjadi market besar yang masih harus dipenetrasi. Apalagi sejalan dengan strategi pemasaran merchant serta mendukung visi Bank Indonesia dalam gelombang mendorong adopsi pembayaran digital, salah satunya meningkatkan inklusi keuangan.

Bagi pembeli atau anak milenial, adanya standarisasi QR Code dengan Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS) memudahkan melakukan pembayaran ke penjual (merchant) melalui penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) apapun yang sudah terdaftar di QRIS Bank Indonesia (BI). Bagi merchant, tentunya #pakaiQRstandar QRIS menjadi praktis karena tidak harus mendaftar satu persatu ke fintech. Adanya integrasi transaksi ini jelas menguntungkan berbagai pihak, baik bagi pengguna, merchant, maupun pemerintah karena semua transaksi dapat dilakukan secara transparan dan keuntungan bagi semua pihak.

Dengan semua keuntungan yang ditawarkan, saya yakin adanya QR Standar menjadi pembayaran digital ala milenial ini akan meminimalisir tercecernya uang di banyak aplikasi serta mendorong semakin berkembangnya ekonomi digital di Indonesia.

#MajukanEkonomiYuk #feskabi2019

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru