Akhir-akhir ini saya sering dengar kata : bereja atau berejo. Dalam bahasa Palembang, pemahaman kata bereja atau berejo menyerupain kata itu urusanmu. Makanya, dalam satu hari kerja setidaknya saya mendengar 3 kali kata berejo atau bereja.
Berejo-lah kau!
Awalnya kalimat itu saya dengar dari he-should-not-be-named. Lama kelamaan saya jadi terbiasa dengan kalimat itu. Lalu, awalnya juga saya menanggapinnya dengan tanggapan negatif. Kok gitu sih? kenapa gitu? kasar banget. Atau memang karna he-should-not-be-named itu orangnya arogan?
Baru malam ini saya mendapat jawaban yang positif tentang kata bereja itu, walaupun saya gak harus menelan mentah-mentah makna dari teman saya itu. Berawal saya coba meminta saran dari teman saya, saran kira-kira kado apa yang cocok sebagai hadiah untuk perempuan berumur 28 tahun?
Lalu, jawablah teman saya tersebut.
Saya bertanya balik, kira-kira dia bakalan suka gak sama hadiah itu?
“Jangan terlalu pake perasaan untuk berpikir negatif, jangan terlalu mikirin apa kata orang nanti. Soal dia hargai atau tidak itu adalah HAK dia, yang penting kau gak asal kasih. Kalo hobinya berlian, kan gak mungkin kau orang kumpul duit dan beliin dia berlian?”
Ada benarnya juga.
p.s : Ya sudahlah kalau gitu..
Yang penting ada haknya… 😀
Salam Takzim
Saya juga sudah koment, selanjutnya …
Piss kang
Salam Takzim Batavusqu
yang penting berguna y Bun..??
Berejolah dewek, teringat lagi dgn kt ini, jadi nostalgia nih, raso lah lamo nian. Benar kata teman tadi tak usahlah kita sampai mikir banget mau kasih kado apa, yg penting berguna. Salam kenal.