Tiap kali ngobrol sama Bu Monik, petugas perpustakaan di kampus saya, saya selalu mendapat inspirasi baru dan saya juga kepengen bagiin inspirasi ini bagi yang baca.

Menurut kalian apakah salah kalau kita bermimpi? atau punya banyak impian? atau ada dari kalian yang kurang setuju dengan bermimpi, karena buat apa mimpi toh juga tidak bisa direalisasikan. Ada seorang model asal Ethiopia (saya lupa namanya), dia berusaha keras karena kepengen bisa nembus dunia model. Tapi keterbatasannya itu yang selalu menjadi penolakan dari para agen. Karena dia wanita berkulit hitam dan orang melihat tidak ada keunikan dari dalam dirinya. Kemudian, ada seorang agen yang mencoba menerima dia dan ternyata sukses. Akhirnya dia sekarang menjadi model terkenal seperti Gucci dan Dolce Gabbana yang pernah menolak dia akhirnya menjadikan dia model mereka. Sekarang model itu menjadi duta WHO untuk kasus kematian ibu dan anak dan dia ingin mengangkat negaranya Ethiopia. Bayangkan, kenapa WHO mau model kulit hitam itu sebagai ambassador mereka? sementara masih banyak model yang lebih baik atau berkulit putih.

Saya juga ikut termotivasi dari kalimat model itu dan saya rangkumkan. Jika kita tidak punya impian, maka apalagi yang kita punya? Sementara buat bermimpi saja takut. Menurut saya, impian itu sebagai acuan yang harus dapat saya capai sesuai dengan kemampuan saya. Dengan ada impian setidaknya saya dapat terarah. Jadi, seandainya ada dari kalian yang merasa terbuang oleh karena penolakan, jangan putus asa. Karena dalam Alkitab kita diumpamakan sebagai batu yang dibuang dijalan, akan tetapi batu itu telah diangkat dan menjadi batu yang berguna bagi semua orang.

Silahkan kalian bermimpi dan berusaha buat realisasikan impian tersebut. Bayangkan, kalau buat mimpi saja kita tidak punya, jadi apa yang kita punya?

*saya update lagi karena baru ingat nama si model 😀