Di saat semuanya sudah dihalalkan, rasanya sulit kalau cuma mengandalkan seorang buat mencukupi kehidupan keluarga. Setidaknya inilah yang menjadi keluhan orang-orang yang sudah berkeluarga atau berkeinginan buat berkeluarga. Saya senang berteman dengan orang yang usianya di atas saya. Dari mereka saya menemukan fase kehidupan yang nantinya akan saya laluin.
Saya sependapat karena kalau cuma mengandalkan satu orang dengan gaji yang minim, tentunya akan ada keluhan. Walaupun nanti sudah keduanya juga mencari nafkah tetap merasa kurang. Wajar, karena manusia sampai kapanpun tidak akan pernah puas dengan uang.
Tadi waktu saya habis mandi, mama cerita kalau tadi tante tanya bagaimana cara mama mencukupi kebutugan keluarga. Tante sendiri hanya IRT yang kerjaannya memang di rumah saja, palingan sore menunggu suami pulang.
Tapi kalau kalian berasal dari keluarga yang hartanya tidak habis buat beberapa keturunan sepertinya tidak akan memperdulikannya.
@Juliach
Salam mbak Julia 🙂
Saya salut dengan naluri ibu Anda terhadap dua anak mbak 🙂
Bersekutu dengan Tuhan, usaha dan tetap berharap. Tapi mbak, mungkin maksudnya rendah hati bukan rendah diri, karena sepengetahuan saya arti dari rendah diri itu minder 🙂
Wow.. memanfaatkan alam yang seperti apa mbak?
Saya jadi ngerasa flashback waktu ibu saya berjuang saat ayah saya sudah meninggal.
Salam ya mbak buat dua buah hati mbak, Inez dan Vicky 🙂
Aku pernah jatuh bangkrut dan ditinggal suami (ditipunya lagi) di waktu bersamaan. Aku tinggal di Perancis bersama anakku yg masih kecil.
Dgn kepercayaan yg tinggi kepada Tuhan, kerja keras, sederhana, prihatin, rendah diri, memanfaatkan alam…kami bisa keluar dari masalah.