Acara kemarin aku udah putusin buat have fun di area paint ball bareng anak-anak pemuda Methodist. Ini pertama kalinya aku diajak main paint ball, selama ini kan cuma bisa lihat di tivi gimana asiknya main game uji adrenaline ini. Nggak berasa game ini kelihatannya menakutkan ternyata seru!

Cara mainnya juga nggak ribet, karena dibagi kelompok, nantinya kita tanding sama kelompok lain. Ada penilaian yang nentuin kelompok mana yang menang dan kalah. Pertama bisa dari lama waktunya kelompok bertahan 2 x 20 menit. Kedua, dari 40 peluru yang habis. Ternyata yang sulit itu ngatur strategi supaya peluru nggak abis. Soalnya kita lebih suka teken pelatuknya, jadi tanpa sadar peluru sudah habis. Nah… kalau peluru sudah abis mau ngapain lagi??? ACTIONNN!!! Pura-pura pelurunya masih ada, kita tembak-tembakin aja.. hahahaha itu yang aku lakuin 😀

Paint ball itu mahal!

Sumpah dah ibaratnya setiap peluru yang kita keluarin itu buang koin-koin rupiah. Cuma, impas lah sama apa yang aku dapetin. Satu bentuk refreshing ditengah ke-jobless-an aku yang geje ini. Hahaha.. jadi inget ama komen Sinting Maut kalau ini patut diteladanin. Hahahaha…

Diluar dari sisi harga, ternyata yang bikin mahal itu bekat memarnya. Awal sebelum main aku sih kepengen kena bekat memar itu, tapi setelah aku pikir oon juga kalau mau luka memar di tubuh aku. Hahahaha… kalau dari kawan pemuda yang lain mereka ada yang kena di pipi, kaki, dan tangan. Untung daerah kemaluan nggak kena! Selesai main, baru deh kerasa pegal! Selangkangan aku sakit minta ampun! Nggak bisa bangun dan hampir jatuh lantaran pahaku pegal, keseringan jongkok pas mau sembunyi.

p.s : Huang, ambil minyak gosok!