Kenapa timbangan cuma ada dua sisi?
Ini minggu ujian akhir. Berarti minggu terberat untuk saya karena harus memproses nilai siswa-siswa saya. Proses yang saya nilai dari dua sisi, objektif dan subjektif. Penilaian objektif saya lihat dari tugas-tugas yang mereka kumpulkan, keaktifan mereka selama proses belajar, hasil ujian mereka. Sementara nilai subjektif saya lihat berdasarkan sisi psikologi dari si siswa bersangkutan.
Anto, bukan nama sebenarnya, adalah siswa saya. Saya dihadapkan sama pilihan antara meluluskan siswa tersebut atau gak. Masalahnya secara objektif nilai siswa ini dibawah rata-rata namun ada peningkatan yang cukup signifikan. Subjektif saya juga ikut ambil andil bahwa selama proses belajar Anto siswa yang rajin, attitude dia juga gak ada masalah di mata saya. Tapi alangkah sayangnya kalau dia harus gagal karena nilai ujiannya yang pertama itu rendah. Untuk mendongkrak nilainya sudah saya lakukan tapi hasil dongkrakannya terlalu kontras sama teman-temannya.
Aduh saya bingung.
Keputusan apa yang perlu saya tinjau sekiranya ada yang terlewatin?
Jika saya meluluskannya apa nanti dia dapat mempertanggungjawabkan nilai yang saya kasih?
Jika saya gak meluluskannya apa nanti semangat belajarnya akan turun?
p.s : What if??
==UPDATE==
Thanks God.
Ternyata masalah sudah terselesaikan dikarenakan adanya perhitungan rumus nilai yang keliru. Lega rasanya karena kalau gak ini akan jadi beban dunia akhirat. Menutup pintu rejeki orang lain yang seharusnya menjadi miliknya.
Jadi dosen capek hati juga ya…
wah yang jadi pak guru….
hehehehe
yup, betul
tanggung jawab dunia akhirat
salam sukses
siswa jaman sekarang sudah semakin kritis, kalo jadi kamu saya pasti juga ikutan binggung
ternyata hal itu juga beban seorang guru ya 🙂 aku baru tau HUang
manusia dilihat usahanya,kalau dia sadar bahwa itu salah dan berubah tentu gak ada masalah,perlu diperhatikan dengan cermat tipe karakter manusianya pak,karena setiap orang beda dalam menghadapi masalah,ada yg perlu dibantu ada yg perlu dipecut (istilah aja lho ya hehehe 😀 )
alhamdulillah ternyata masalah selesai semua,saya ikut senang pak 🙂
weleh-weleh… kenapa harus mentok-mentoknya di score sih
Kalau salah menghitung nilai itu jadi beban ya buat guru 😕