BerandaBlogrollBalita Punya Sisi Insting yang Tajam

Balita Punya Sisi Insting yang Tajam

Author

Date

Category

Balita adalah objek yang paling gampang untuk dibentuk. Hal ini bawaan dari mereka yang masih polos dan belum tahu persoalan hidup. Yang ada dipikiran mereka melihat, memperhatikan, dan meniru. Maka tidak salah kalau ada penelitian tentang apa yang dirasakan atau terjadi pada balita akan membawa dampak ke masa dewasanya.

Teman saya kemarin bercerita tentang anak pertamanya. Dulu sebelum punya anak teman saya ini punya kipas angin yang rusak kepalanya, jadinya kipas itu udah gak bisa berfungsi untuk memutar arah. Lusa lalu, dia ultah dan dapat hadiah kipas angin. Jadi pas kipasnya dibuka di rumah, si anaknya ini bingung dan bertanya sama mamanya : “Ma, kipas angin mama yang baru rusak.”

Si mamanya bingung kenapa si anak bisa bilang begitu, padahal itu kipas baru dan berfungsi. Kepala kipasnya bisa berputar-putar. Si mama bertanya : “Kok rusak kipas angin yang baru?” Kalian tahu si anak menjawab apa? Si anak menjawab kalau kipas angin yang benar itu kepalanya gak berputar, cuma diam satu arah saja seperti kipas angin lama yang mereka miliki.

Astaga, ternyata mindset si anak sudah tertanam kalau kipas angin itu hanya meniup satu arah bukan banyak arah. Lalu si mama akhirnya jelasin kalau kipas angin yang benar dan rusak itu bagaimana.

Contoh lainnya, ada seorang anak balita yang aktif. Suatu ketika dia coba dekati seorang dewasa, sebut saja M. M ini sedang gusar dengan orang yang sedang dia ajak BBM-an. Si balita ini bingung kenapa si M bisa tampangnya kayak kebo busuk gitu, dan dia tanyalah sama si M : “Om M sedang apa?” M pun menjawab : “Apa sih?” Si balita langsung mengacungkan kedua jempolnya kebawah tanda buruk. Setelah diselidiki ternyata pernyataan M itu untuk orang yang sedang dia ajak BBM-an, tapi si balita merasa dirinya.

Otomatis sejak saat itu, si balita langsung membenci si M, setiap ada makan yang dia punya hanya si M yang tidak dia bagikan. M yang akhirnya menyadarinya coba bersikap manis sama si balita, namun sayang hati balita mengetahui mana orang yang tulus dan tidak (kata teman saya yang di atas). Saat si anak tahu orang dewasa tidak tulus dia punya insting yang tajam.

Balik lagi ke kisah M, si M sekarang sedang coba bersikap manis. Kali ini dia coba memberi ciuman jarak jauh. Muahh…

Kamu tahu apa reaksi dari si anak?

Kamu akan terkejut…

“Cuih..” si balita langsung lari masuk ke dalam.

Tentunya hal ini akan berdampak sama psikologis si balita ke depan, apalagi kalau dia sedang melihat kedua orangtuanya bertengkar di depan matanya. Hal ini akan buat dia makin membenci orangtuanya. Gambaran yang saya beri contoh adalah bagaimana seorang balita merasa hatinya tersakiti oleh orangtua dan lingkungannya apabila tidak terdidik dengan baik.

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru