Memilih akomodasi tempat menginap saya bilang itu adalah selera. Tidak bisa selera kalian masuk dalam selera saya dan sebaliknya. Jika kalian bertanya hotel murah ya kalian bisa mencari hotel sesuai dengan budget. Belakangan ini tren hostel menjadi incaran para traveller kemanapun pergi. Banyak faktor pertimbangan yang membuat traveller dengan gaya backpacker bukan karena mereka tidak mampu untuk membayar hotel semalam. Terkadang, traveller memilih hostel karena suasana hostel yang ramah dan bisa bersosialisasi dengan pengunjung lain.
Masih berlanjut cerita tentang urusan pekerjaan saya dadakan di Jakarta dan saya sengaja extend satu hari karena alasan ingin istirahat setelah selesai meeting sampai malam hari. Lebih baik esok harinya saya balik ke Palembang ketimbang selesai acara saya langsung ke bandara. Alasan itu juga membuat saya akhirnya harus mencari akomodasi pribadi karena saya memperpanjang waktu karena urusan pribadi.
Saya menemukan hostel di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Namanya Nomad Hostel Kemang. Hostel ini boleh dari rekomendasi teman yang katanya cukup instagramable. Akhirnya saya coba mencari tahu sebelum memesan lewat browsing. Ada dua opsi sebenarnya cara memesan dorm yaitu lewat online travel agent atau website mereka.
Bagi kalian yang pertama kali datang ke Nomad Hostel pasti akan langsung tertarik pada area communal. Area ini persis di bagian bawah tempat resepsionis sekaligus restoran. Interior ruangan mengambil tema industrial dan pop art dengan mural. Ada banyak kursi dan meja yang nyaman untuk kita bisa sambil bekerja di depan laptop. Di tengah juga ada meja biliar yang bisa digunakan untuk tamu untuk bermain. Menarik kan.
OVERVIEW
Saya baru bisa check in agak malam sekitar jam 21.00 WIB selepas bertemu dengan teman-teman lain di Jakarta. Proses check in berjalan lancar dan cepat. Saya sempat bertemu dengan Mas Rizal yang menjadi pengurus Nomad Hostel saat ini. Setelah proses pembayaran kamar sebesar Rp 108.000 saya diberikan kartu akses masuk dorm isi 10 kasur.
Tahu kalau malam ini saya tidak tidur seorang diri, saya menjaga agar tidak terlalu berisik mengeluarkan suara agar tidak mengganggu tamu lainnya. Nah, inilah yang menjadi salah satu keseruan menginap di hostel karena kita belajar untuk saling menghormati kenyamanan.
Ada dua tipe pods di Nomad Hostel, yaitu tipe yang masuk ke dalam sehingga kita perlu merangkak masuk dulu. Tipe kedua ini adalah dengan cara masuk dari samping jadi kita tidak perlu repot. Keduanya punya plus minus sendiri sesuai selera kalian. Kalau saya sebenarnya lebih suka pods yang masuk dari samping karena saya tidak perlu merangkak masuk ke dalam dan berasa lebih lega saja.
Tidak ada yang spesial dari pods di Nomad Hostel. Di dalam pods, sudah ada satu stop kontak dan lampu tempel watt kecil. Untuk kita meletakkan barang berharga di bawahnya ada semacam loker yang tidak ada kunci, jadi sangat disarankan kalian sewaktu akan menginap membawa gembok sendiri atau membeli di resepsionis. Serta tirai untuk menutupi pods agar tidur kita lebih nyaman dan tidak ada orang yang masuk. Pods kamar cowok dan cewek terpisah lantai.
Panas? Di ruangan kamar ada dua AC dingin sehingga ketika kita di dalam pods tidak kepanasan. Saya seperti berada di dalam ruang intropeksi diri untuk merenungi nasib kenapa malam ini bisa terdampar di Nomad Hostel dan ibukota. Hahahaha…
KAMAR MANDI
Selepas saya mendapatkan pods pribadi, saya harus segera recycle setelah seharian penat. Walau malamnya saya masih ada janji ketemu teman untuk membahas projek pekerjaan. Nomad Hostel ini cukup perhatian dengan kebersihan di kamar mandi, selalu ada petugas yang berjaga untuk membersihkan lantai selepas orang menggunakan untuk mandi.
Ruangan kamar mandi terbagi menjadi dua, yakni kamar mandi basah dan kering. Layaknya hostel lain yang pernah saya coba sewaktu traveling. Fasilitas kamar mandi di Nomad Hostel masih terbilang baik. Di dalam bilik kamar mandi sudah ada sampo, sabun dan conditioner jadi satu. Kita bisa pakai apabila tidak membawa peralatan mandi sendiri. Selain itu kita juga dipinjamkan satu handuk. Hanya saja di Nomad Hostel ini saya merasa tidak nyaman dengan jumlah kaitan untuk pakaian, hanya ada satu sehingga saya kesulitan untuk menggantungkan pakaian. Serta di dinding tidak ada tempat untuk meletakkan perlengkapan alat mandi kita.
Kran air panas dan dingin berfungsi sesuai perannya. Saya merasakan relaksasi nyaman saat diguyur air hangat.
FASILITAS LAIN
Di Nomad Hostel ada mesin cuci untuk laundry coin. Sewaktu diperlukan bisa diperlukan. Biasanya traveller tidak banyak bawa pakaian, jadi kalau sudah ketemu dengan mesin cuci pasti jarang untuk menyiakan begitu saja. Nomad juga punya coffee shop dan kolam renang portable ukuran 1.2m yang bisa dimanfaatkan oleh tamu.
Dengan harga 100 ribuan, kita sudah dapat menu sarapan pagi ala kadarnya tapi juga mengenyangkan. Menurut saya, hostel ini bagus dalam mencari gimmick lain agar terlihat murah tapi tidak murahan.
PERSONAL EXPERIENCE
Mendengar nama Kemang pasti akan langsung terlintas kawasan elite karena banyak sosialita dan warga asing singgah di area itu. Kemang perlahan menjadi kota satelit yang dikelilingi permukiman mewah dan bangunan modern lainnya. Kemang Nomad Hostel sebenarnya bisa menjadi pasar hostel yang menjanjikan karena memiliki konsep hostel yang menarik. Apalagi dipegang oleh grup Archipelago setidaknya mereka memiliki pengalaman di bidang perhotelan.
Satu malam menginap di Nomad Hostel cukup menyenangkan. Apalagi harga masih terjangkau sekitar Rp 108.000 per dorm/malam/orang. Kita juga bisa memesan lewat OTA atau website. Kemarin saya mencoba memesan lewat website, namun ternyata saya keliru tanggal. Setelah diurus dengan pihak Nomad Hostel, ternyata masih bisa booking secara on the spot.
Satu hal yang saya rasa agak kurang di Nomad Hostel ini adalah dari sisi pelayanan yang kurang friendly. Mereka sepertinya butuh lebih banyak senyum dan ramah untuk menyapa tamu ketika berpapasan. Walau ada yang merasa ini tidak perlu, tapi bagi saya ini adalah penting sebab membuat saya lebih merasa nyaman dan tidak bosan. Apalagi konsep hostel sendiri harusnya bisa lebih santai. Hostel seperti ini tidak cocok bagi kalian seorang Claustrophobia, sehingga akan merasa takut dengan tempat yang sempit. Sisi lain, jika kalian memang tipe tamu yang cuek dan memang butuh hanya tempat beristirahat nyaman dan bersih, Nomad Hostel Kemang ini jawabannya.
***
DISCLAIMER : Hostel ini saya bayar dengan uang pribadi. Bukan tulisan sponsor.
Follow @deddyhuang for latest update:
INSTAGRAMÂ |Â TWITTERÂ |Â FACEBOOK|Â YOUTUBE
Don’t forget to subscribe/follow my blog to get updates on your email about new post.
Kalo tidur ramean di dorm gitu, kesian tmn2 yg sulit tidur karena dengkuran org lain yaa.. hahaha
Kalau hostel 100rbua msh on budget kal
Dapat hostel di daerah Kemang dengan harga sedikit di atas Rp 100.000 itu murah banget. Bisa direkomendasikan ke teman teman nih, thanks reviewnya mas Bro
Iya lumayan kok mas buat bermalam aja. Besok pagi bisa langsung aktifitas lagi.
Too bad, masih kurang friendly merekanya
Yang sayangnya ini layanan hospitality ya Koh, which is notabene jualannya ya keramah tamahan wkwkw
Ironi
Tapi bisa lah jadi referensi penginapan murah meriah di jakarta yaa
Thanks for sharing Koh
Dengan fasilitas lengkap dan desain yang keren seperti itu sayang aja ya koh gantungan baju di kamar mandinya cuma ada satu… minimal 3 lah… mandi pun rasanya jadi kurang nyaman ya koh…
Sekarang kalau kkta lagi pengen dolan dengan mengurangi biaya penginapan, hostel menjadi tempat yang wajib dituju, Koh. Harganya murah tapi sesuai dengan kantung saku pengeluarannya.
Klo ke jakarta lg bs d coba nih bang ded
Di save saja bang.
Huaaa paling sebel kalo mandi di hostel gini tapi gantungan bajunya pelit banget. Bingung mau taro baju atau handuk di mana. :”)
Salah satu hal yang aku juga kurang suka 😀
Bener nih Ko, murah tapi nggak murahan keliatannya. Dengan 100ribuan fasilitas yang ada udah lumayan banget, ada kolam renangnya lagi.. Gambar muralnya juga keren.. Kadang pingin jadinya ngerasain nginep di hostel apa kapsul gitu di Jakarta..
Iya, kemarin aku coba sekaligus biar tahu gimana rasanya nginap di pods. Gambar muralnya nggak murahan mbak Dita.