Bosan dan penat dengan situasi saat sekarang memang wajar. Namun, jika nanti akan ada kesempatan untuk saya memilih berlibur. Maka, saya akan memilih berkeliling ke Banda Neira sambil menonton Festival Hatta Sjahrir.
Tentunya ini bakal menjadi pengalaman baru lagi bisa kembali ke Banda Neira, the spices island yang namanya sudah tersohor di dunia.
Sekilas Banda Neira
Banda Neira telah ada ratusan tahun silam, kini bagian kota kepulauan di Maluku Tengah. Selama abad pertengahan Eropa, Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dunia. Pedagang dari Jawa, Arab, India dan Cina termasuk pedagang rempah yang cukup berhasil.
Sampai bangsa Eropa awalnya hanya ingin menjelajah, kemudian tergoda menguasai keseluruhan pulau. Dengan menggunakan kapal-kapal besar, Belanda membentuk perkenier dan monopoli pala. Sebuah sejarah yang manis, apalagi di pulau ini pun dihuni oleh tokoh pahlawan Indonesia, yaitu Bung Hatta.
Sebuah cerita tentang kota di Negeri Timur yang hampir terlupakan.
Namun, bagi kalian yang ingin menemukan cerita sejarah bisa dengan berkunjung ke Banda Neira untuk menyaksikan Festival Hatta Sjahrir.
Menikmati Festival Hatta Sjahrir di Banda Neira
Lewat festival ini, wisatawan tentunya bisa napak tilas ke lokasi yang punya hubungan erat sama Bung Hatta dan Bung Sjahrir pada masa lampau.
Pengunjung akan merasakan euforia saat melihat rangkaian Festival Hatta-Sjahrir. Acara puncak festival ini dimeriahkan lewat pertunjukan budaya dan tour Banda Neira.
Festival ini bertujuan untuk mengenang kembali perjuangan Bung Hatta dan Bung Sjahrir selama 6 tahun masa pengasingan mereka di Banda Naira.
Oleh Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Maluku mengajak warga selain untuk mengenang Bung Hatta dan Bung Sjahrir, acara ini juga merupakan bentuk dukungan untuk pelaku seni, UMKM, dan juga industri pariwisata Banda Neira supaya lekas bangkit.
Rangkaian kegiatannya dikemas secara kreatif dan kekinian sehingga masyarakat sekitar atau wisatawan yang datang pun antusias dalam mengikutinya.
Menonton Festival Sambil Jalan-Jalan
Kunjungan pertama saya ke Pulau Banda Neira ini tidak disengaja. Karena sebuah kesempatan saya pun akhirnya berhasil menginjakkan kaki ke pulau tempat pengasingan Bung Hatta. Berikut tempat-tempat menarik yang bisa kamu kunjungi ketika menyaksikan Festival Hatta Sjahrir di bulan Agustus.
1. Museum Rumah Budaya

Pulau Banda itu kecil, tidak butuh lama untuk melihat suasana kota di pulau Banda. Tetapi butuh waktu lama mengenal sejarah Banda.
Secara keseluruhan isi Rumah Budaya menjadi penyimpanan semua peralatan rumah tangga yang pernah dipakai oleh tentara VOC. Benda-benda peninggalan ini menjadi barang bukti bahwa bangsa Eropa pernah menjajah Banda Neira demi menguasai kebun pala.

Ada satu lukisan yang membuat saya merinding yaitu bercerita pembantaian 44 orang kaya Pulau Banda oleh Belanda di Benteng Nassau. Pembantaian terjadi karena Belanda ingin balas sakit hati belum berhasil menguasai lahan pala. Disaksikan oleh orang-orang Banda saat itu, dengan buasnya algojo Jepang membantai dan mayat dibuang ke dalam sumur.
Berani masuk ke museum ini?
2. Istana Mini

Secara administratif, Banda Neira terbagi dalam 6 desa yaitu Dwiwarna, Kampung Baru, Merdeka, Nusantara, Rajawali, dan Tanah Rata. Waktu VOC telah 90% menguasai Banda Neira, mereka membangun beberapa kantor yang ditempati untuk deputi, gubernur serta kantor VOC.

Konon, satu karung pala bisa untuk membangun istana megah. Hal ini terlihat dari bangunan Istana Mini yang pernah ditinggali gubernur jenderal pertama yaitu Joen Pieterszoon Coen.
3. Rumah Pengasingan Bung Hatta

Dari tiga “rumah pengasingan” yang ada di Pulau Banda, yaitu Dr. Cipto, Bung Sjahrir dan Bung Hatta. Rumah Mohammed Hatta adalah yang paling menarik bagi saya.
Debu yang nyaris tak ada di rumah adalah tanda rumah ini dibersihkan setiap hari. Isi rumah dilengkapi perabotan serta pajangan foto-foto Bung Hatta saat pengungsian.


Ada mesin ketik, dan kacamata. Halaman belakang, ada ruang-ruang sekolah yang didirikan Bung Hatta selama pengasingannya. Masih ada papan tulis kayu dengan tulisannya yang otentik “Sedjarah Perdjoeangan Indonesia Setelah Soempa Pemoeda di Batavia Pada Tahun 1928”.
4. Pulau Run

Bagi traveler dunia, pulau Banda telah dikenal sebagai surga bahari. Spot snorkeling dan diving terindah untuk melihat terumbu karang serta habitat di dalamnya. Dari tuna, hiu kepala martil, penyu hingga ikan Napoleon ada di dalamnya.

Bukan hanya takjub dengan pesona bahari yang rata-rata pasir putih dan air bening di setiap titik spot pulau Banda. Pulau Run memiliki sejarah ketika Belanda rela menukarkan Manhattan dengan Pulau Run ke Inggris hingga muncul Perjanjian Breda yang ditandatangani tahun 1667 antara Inggris, Belanda, Perancis, Denmark dan Norwegia.
Perjanjian Breda dilakukan demi mempertahankan monopoli perdagangan rempah dunia saat abad ke-17, sebab hampir 90% Belanda telah menguasai Kepulauan Banda.
Cara Pergi ke Banda Neira

Kepulauan Banda terletak di daerah terpencil di Indonesia dimana jadwal sering “fleksibel berganti”. Bisa jadi pada saat kalian sudah di sana tidak mendapat jadwal kapal untuk pulang.
Meskipun transportasi kapal biasanya dapat diandalkan, terkadang ada masalah yang dapat menyebabkan keterlambatan.
Dianjurkan untuk menghindari koneksi erat waktunya. Penerbangan langsung tersedia dari Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Bali ke Ambon dan dapat dipesan terlebih dahulu.

Setibanya di Ambon, kita dapat memilih menggunakan feri cepat berangkat dari Ambon ke Banda Neira pada hari Selasa dan Sabtu, kembali hari Rabu dan Minggu. Perjalanan membutuhkan waktu 6 hingga 7 jam. Ada juga kapal Pelni dan Perintis dan beberapa kapal kargo / penumpang gabungan yang melayani rute tersebut. Harga tiket kapal per orang Rp 410.000.
Kalau kamu penasaran sama kemeriahannya, tunggu apalagi ayo segera cek jadwal event #DiIndonesiaAja dan syarat penerbangan domestik terbaru. Kamu bisa langsung follow akun instagram Indonesia Travel @pesonaid_travel agar tidak ketinggalan keseruan event-event lainnya.
Mendengar kata Jepang dan Belanda, dan negara penjajah lainnya, seringkali ngerasa sakit hati. Betapa kejamnya mereka melakukan itu semua. Terutama Jepang. Namun kini kita sudah merdeka.
Sebagai bentuk terima kasih ke pejuang negara kita yang telah memerdekakan bangsa Indonesia, hendaknya kita selalu menjadi pribadi yang unggul agar SDM kita terus meningkat dan menjadi negara maju seperti negara penjajah tersebut.
Btw, pernah lihat pala langsung waktu berkunjung ke museum Bank Indonesia di Jakarta. Lihat peralatan perang langsung dan banyak peninggalan sejarah lainnya.
mas deddy, pemandangannya keren banget ya, bersih dan seger. aku pengen ke pulau run
Dari dulu pengin ke Banda Neira belum kesampaian. Tempatnya bagus sekali ya. Saya salut pas baca museumnya bener-bener dirawat dan dibersihkan. Kebanyakan museum keadaannya agak gak terawat. Paling merinding baca cerita sadis. Itu jahat banget sifat serakah manusia ya demi menguasai pala. Hffh!
Banda Neira adalah salah satu wishlist tempat yang mau aku kunjungi, tapi belum kesampean. Ternyata banyak tempat yang bersejarah juga ya, seneng deh liatnya berasa ikut jalan ke sana juga. Soalnya aku jarang banget datang ke wisata sejarah kayak gitu.
Banda Neira selalu menarik yaaa, museum2 nya classy kental gaya2 bangunan jaman dulu ya, mirip juga sama museum yang ada di Surabaya nih koh. Dulu sempet ke Ambon dan Haruku dan emang yaa Pantainya di sana syurgaaa, pulau run juga bening banget air nyaa!
Banda Neira ini menyimpan keindahan budaya dan alam yang unik. Hijaunya perbukitan bikin hati adem.. pas banget jika dikembangkan ke arah storynomic tourism karena ada unsur wisata sejarah juga
Kangen jalan-jalan seperti sebelum pandemi. Suka ke tempat wisata sejarah juga. Sayangnya sekarang masih belum berani apalagi ada dedek. Semoga next bisa jalan-jalan lagi dan lebih belajar di tempat-tempat baru.
Sepakat dengan closing wordnya, “penasaran dengan kemeriahan”. Mengikuti alur cerita wisata dari awal sampai akhir memang meriah sekali, apa saja ada ya, mas. Ibarat kata orang tua saya dulu, ini namanya jalan-jalan dari atas kepala sampai ujung kaki.
Apalagi pesona baharinya. Wah, perlu jadi destinasi wisata impian, ini.
wah senangnya koh Deddy bisa jalan jalan ke Banda Neira ini
Nggak hanya menikmati keindahan alam ya, tapi juga belajar sejarah
Melihat judulnya langsung kepikiran bahwa ini akan bahas Banda Neira sebagai tempat yang indah dan bersejarah. Seketika itu juga inget band yang namanya ngambil dari tempat ini. Memang seru ya Kak pergi ke tempat-tempat bersejarah kayak gini, seperti ziarah ke masa lampau. Terima kasih sudah menulis ulasan ini, keren banget.
Salah satu destinasi imipan yang belum kesampain buat didatengin. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke sana ??
Lihat pulau bun ini indah banget ya Koh, bisa juga sekalian wisata jalan2 dan napak tilas ke tempat kebudayaan lama kalau berkeliling Banda Neira ini…