Berbagai macam modus kejahatan siber sedang mengintai kita saat ini, salah satunya adalah surat palsu mengatasnamakan perbankan yang beredar di Whatsapp atau email. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa data-data penting kita bisa aman ketika kita sudah terhubung ke internet. Belakangan ini kita seolah dihantui hingga menimbulkan keresahan sendiri.
Salah satunya modus yang marak terjadi adalah modus penipuan mengatasnamakan BCA (Bank Central Asia) dengan modus terbarunya, yaitu surat kenaikan tarif transfer.
Waspada Kejahatan Siber
Perkembangan digitalisasi di industri perbankan tidak hanya membawa dampak positif bagi bank maupun nasabah. Namun, di sisi lain, digitalisasi itu juga bakal diikuti meningkatnya potensi kejahatan perbankan. Tren kejahatan finansial juga akan semakin berbasis teknologi.
Perbankan saat ini menjadi santapan empuk bagi para pelaku kejahatan melancarkan aksinya. Ada banyak cara untuk membuat orang tertipu seolah-olah berasal dari bank. Kejahatan ini menyerang menggunakan pesan singkat seperti WhatsApp, email hingga media sosial pribadi.
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa data-data penting kita saat ini bisa terlindungi jika bukan dari diri kita sendiri yang menjaganya. Keterbukaan informasi yang kita beri bisa menjadi bumerang ketika dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab.
Sadari bahwa risiko terbesar kejahatan perbankan muncul dari aspek manusia, sehingga sebagai nasabah harus waspada.
Menyerang Titik Lemah Manusia
Sebanyak 99% kejahatan di perbankan berasal dari memanfaatkan kelemahan nasabah. Kelemahan seperti kurang waspada pada saat diiming-imingkan hadiah atau dimainkan rasa takut/khawatirnya.
Modus hoax perbankan seperti surat kenaikan tarif transfer BCA sering membuat orang tertipu karena lengah tidak memeriksa kembali.
Seperti diketahui, belakangan ini marak penipuan melalui WhatsApp atau email yang mengirimkan surat palsu mengatasnamakan pihak BCA.
Di dalam surat yang menyerupai Kop Surat resmi Bank BCA tersebut, disebutkan bahwa untuk meningkatkan layanan, BCA akan menaikkan tarif transaksi antar bank dari Rp 6.500,- per transaksi menjadi Rp 150.000,- per bulan dan akan di autodebet setiap bulan. Jika nasabah tidak melakukan KONFIRMASI melalui link yang diberikan, berarti nasabah dianggap SETUJU dengan pendebetan tarif baru tersebut.
Siapa yang tidak panik kalau diinfokan seperti itu.
Surat tersebut adalah jelas AKSI PENIPUAN alias HOAX. Bisa kita percayakan bahwa Surat tersebut BUKAN surat resmi dari BCA. Mulai dari kop surat hingga pengetikan yang banyak typo.
Mengenal Social Engineering
Modus-modus penipuan yang memainkan psikologi orang agar bisa menyerupai ini dikenal sebagai rekayasa sosial atau social engineering.
Bentuk manipulasi psikologis yang dilakukan seseorang dalam mengorek informasi rahasia dan memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pihak yang tidak bertanggungjawab.
Rekayasa sosial yang mempengaruhi nasabah untuk dibikin senang, ketakutan atau panik ini bertujuan agar mereka memberikan data pribadi yang berbahaya jika sampai jatuh ke tangan yang salah.Â
Selain kejahatan mengirim surat edaran palsu seperti info perubahan tarif transfer bank, bentuk kejahatan lain bisa berbentuk seperti tawaran menjadi nasabah prioritas, akun layanan konsumen palsu, tawaran pembuatan kartu kredit dan banyak lagi.
Tips Agar Terhindar dari Social Engineering
Sebenarnya ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh kita agar bisa terhindar dari penipuan bank seperti :
Jangan sembarangan memberikan data pribadi perbankan yang sifatnya rahasia ke siapa pun. Hal ini tentunya harus kita jaga jangan sampai informasi seperti nomor kartu ATM, OTP, PIN dan lainnya jatuh ke tangan orang tidak bertanggungjawab.
Hindari juga untuk klik tautan yang tidak resmi atau bukan dari akun bank. Banyak kasus penipuan terjadi karena orang-orang tidak waspada untuk sembarangan klik tautan.
BCA Menjamin Keamanan Data Nasabah
Satu hal yang penting untuk diketahui agar kita bisa menjadi nasabah bijak adalah membekali diri dengan informasi yang jelas.
Umumnya, pihak bank selalu mengkomunikasikan secara resmi lewat akun media sosial mereka. Seperti yang dilakukan oleh Bank BCA yang tentunya akan selalu menghubungi nasabah langsung dari nomor hotline (call center) 1500888 tanpa awalan apapun seperti 021, +62 dan lainnya.
Penting sekali untuk kita bisa mawas diri dari maraknya berbagai modus penipuan yang mengincar.
Informasi lengkap seputar modus perbankan cek di sini.
Efek pandemi kemarin memang merubah behavior orang secara significant mas………segala2nya beralih ke digital, baca berita, nonton film, transaksi, order makanan semuanya dilakukan via digital. Namun memang impactnya kejahatan via digital juga makin marak…….jadi ya memang digital ini membuat segala2nya jadi instant, tapi ya tetap harus bijak dan waspada ya mas….
Harus berhati-hati banget sekarang ya, kejahatan siber semakin meresahkan, anak-anak kita yang udah kenal sosmed juga harus kita awasi ya, waspada selalu.
Waktu yang confirm mengenai peningkatan pelayanan itu, aku dapat dari Bank lain yang memang aku nasabah di bank tersebut, Ko.. Meski gak aktif.
Jadi rada mengabaikan.
Tetapi ternyata itu bagian dari modus Social Engineering yaa..
Serem amat zaman sekarang. Kudu kabari Ibu dan sesepuh keluarga agar tidak mudah meng-klik link yang dibagikan dan mencurigakan.
Menakutkan sekali kejahatan dunia Maya saya ini. Kalau Ken orang awam, bisa bablas semua digasak mereka. Semoga nih informasi seperti ini sampai kepada masyarakat lebih luas ya
Btw itu judul di atas, kurang a, ya. Jadinya merajalel… Maksudnya merajalela kali ya?
Surat palsu ini nih yang sebisa mungkin kita antisipasi dengan baik. Jangan sampai langsung percaya dan klak-klik tanpa berpikir panjang dan ceki-ceki lebih lanjut. Good kak remindernya
Aku pernah juga nih dikirimin surat pemberitahuan semacam kenaikan tarif transaksi gitu, Koh. Tapi, ya karena aku udah banyak baca mengenai modus serupa. Jadi ya ku cuekin aja.
Emang sih. Harus kitanya dulu yang aware sama masalah begini. Tahu persis kontak resmi bank biar makin aman.
Kejahatan siber memang meresahkan, koh. Bukan hanya orang tua yang bisa kena karena kurang waspada dan gaptek Orang dewasa yang paham internet pun kadang terkecoh pas lagi kena iming2 hadiah atau sesuatu yang wah. Jadi harus cek ricek dulu ya sebelum klik2 link dari orang lain.
Doh, kejahatan siber perbankan semakin meresahkan sekarng ini ya.
Karena digitalisasi tidak dapat dihindarkan, kita sebagai nasabah kudu waspada terhadap info atau pemberitahuan yang membuat terlalu berharap atau terlalu membuat shok. Semoga nasabah BCA selalu cerdas menerima link-link yg akan merugikan itu.
Aku belum lama ini terima WA dari nomor tak dikenal yang mengatasnamakan BCA. Isinya ya itu. Bahwa ada kenaikan biaya transfer. Untuk meyakinkan customer, mereka menaruh logo BCA sebagai profile WA. Alhamdulillah, dari waktu aku baca artikel dan info grafis yang pernah Deddy buat ini, aku langsung tak terpengaruh. Pengen sih ngisengin hahahaha tapi kebetulan mood usilku lagi teredam (ngakak tak berujung).
Makasih infonya Ded. Artikel ini sungguh bermanfaat buat siapapun yang sudah membacanya.
Amit amit, semoga enggak pernah kena kejahatan siber. Beberapa temanku sudah kena. Aku salah satu pelanggan BCA dan alhamdulillah nyaman banget pakai m-bankingnya sampai hari ini. Tetap waspada berbagai modus penipuan yang mengincar kita.
Bener2 ya, jama skrg makin canggih aja penipuan. Yg dituju pun kebanyakan orang2 yg sudah berumur dan minim literasi, jdi dgn mudah terkecoh dan menjadi korban
Semakin berkembngnya zaman, penipu semakin pintar ya koh. Sehingga kita harus selalu waspada dengan segala modus penipuan. Untungnya BCA selalu mengingatkan nasabah agar berhati2 dalam menjaga kerahasiaan data kita. Dan terima kasih BCA selalu menjaga rahasia data nasabah.
penjahat siber semakin canggih ya?
untunglah Bank BCA gak pernah capek ngingetin nasabah agar jangan pernah memberi PIN pada orang lain
termasuk karyawan mereka
sehingga nasabah bisa waspada dan hati2 menyimpan data pribadinya
Saya ngalamin sendiri dapat WA mengatas namakan salah satu bank BUMN. Padahal saya ngga punya rekening disana.
Begitu saya kasi pengumuman di grup keluarga agar waspada, eeeh satu persatu pada ngadu ada yang udh berhasil kena tipu melalui link ada melalui tlp. Ya Nasib….
Bener titik lemahnya banyak di iming2
Nah iya, masih banyak yang klik link yang dikirim ke wa, dengan iming-iming dapat hadiah. Bahkan saya sering nemu juga ada yang share link nggak jelas gitu ke group wa.
Kalau BCA sih udah terpercaya ya, pelopor sistem perbankan yang paling maju di negara kita
Saya sudah puluhan tahun jadi nasabah BCA. Alhamdulillah hingga kini aman dari kasus tipu menipu. Menghubungi hallo BCA juga karena kartu ATM ketinggalan di mesin ATM. btw, setuju banget koh… di era digitalisasi seperti sekarang, kewaspadaan harus ditingkatkan. KAusu cybercrime makin masif!
[…] Source link […]