Dari materi Perekonomian Indonesia, saya coba cemplung politik ah.. :))
Dalam pembangunan negara, dikategorikan menjadi 3:
Pembangunan Ekonomi lebih didahulukan daripada Pembangunan Demokrasi
Menurut Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (1990) kalau Indonesia mau bangkit, maka dahulukan dulu pembangunan ekonominya daripada pembangunan demokrasi. Katanya kalau ekonomi yang dimajukan terlebih dahulu maka untuk pembangunan demokrasi tinggal menyesuaikannya saja.
Pandangan saya: Sah-sah saja mengenai pembangunan ekonomi didahulukan, namun fren bicara fakta sejarah Indonesia saat dipimpin oleh Soeharto lebih mengacu ke arah ekonomi. Hal ini harga seolah-olah dibuat ‘murah’ padahal itu hanya subsidi dari ‘pemerintah’. Dan tingkat kriminalitaspun masih jarang, mungkin, rakyat udah pada berkecukupan. Namun sejak Soeharto lengser dan digantikan Habibie maka dapat dikatakan sungguh merana Habibie karena mendapat ‘sisanya’ dan rakyat menuntut cepat. Akhirnya lengser dan diganti sama Gus Dur yang mungkin karena bisikan kroni-kroni lama maka langsung mereshuffle kabinet yang pada waktu itu membuat saya kebingungan karena pihak sekolah mengharuskan kita buat menghapal nama-nama menteri. Baru kita udah hapal nama menteri, eh udah direshuffle.
Pembangunan Demokrasi lebih didahulukan daripada Pembangunan Ekonomi
Tentunya pendapat ini bagi mereka yang bergerak di bidang sosial politik. Mereka-mereka ini yang membuat teori demikian.
Pandangan saya: Contoh ini dapat dilihat waktu darah keturunan Soekarno turun ke Megawati. Sayup saya dengan dari para tetangga kalau mereka pro Mega, kenapa? karena harga masih dapat distabilkan. Dan dari sisi sosial politik ada kemajuan, dan sudah jarang untuk reshuffle para menteri-menteri, palingan hanya dikasih SP (Surat Peringatan).
Pembangunan Ekonomi sama dan sejalan dengan Pembangunan Demokrasi
Pendapat ini dikeluarkan oleh William W. Rostow dan Frederick List. Duo ini mengatakan kalau untuk menciptakan pembangunan negara maka keduanya harus berjalan dengan sejalan dan selaras. Apabila kita hanya berpatok sama poin 1 di atas, maka semuanya itu lebih bersifat artificial.
Pandangan saya: Pelan tapi pasti. Jadi keduanya memang akan berjalan tapi efeknya akan dilihat untuk 5 atau 10 tahun ke depan.
Saya coba membuat analisis mengenai PEMILUKADA Gubernur Palembang. Sudah ada 2 pasangan calon gubernur Kota Palembang 2008 – 2013.
Pasangan SOHE (Syahrial Osman & Helmy Yahya)
Tadi waktu diangkot ada ibu-ibu berkomentar:
Eh mereka mirip ya, kayak kakak-adik. Ganteng pula (tambahan saya.. hehe)
Pasangan ALDY (Alex Noerdin & Edy Yusuf)
Anaknya ganteng tuh si Dodi (neh kata penjaga perpustakaan kampus saya).
Wokey.. analisis saya mereka bisa 50 : 50, tergantung simpatisannya saja yang milih. Wkekekeke…
@Trendy
Lha kan bukan kata saya :p
kata si penjaga perpustakaan :))
yang cakep tuh anaknya si Edy Yusuf!
saya pilih yang bisa murahin harga tiket waktu nonton SFC bertanding!
wekekekeke