Menjadi pimpinan itu mudah tapi yang sulit adalah menjadi pemimpin.
Tadi pagi sesudah sampai ditempat aktivitas, lagu d’massive – Jangan Menyerah.mp3 selalu aku putar pertama kali. Ternyata D sudah datang terlebih dahulu dari aku.
H : Eh D, kemarin kenapa kau ke ruangan dia?
D : Biasalah. Komplain soal kenapa dapet jatah sedikit.
H : Terus ada solusi?
D : Halah jangan harap. Seperti biasa…
*nyenggir*
H : Jadi dia bilang alasannya napa kau dikasih jatah sedikit?
D : Pasal kemarin aku dapat komplain dari konsumen. Katanya servisku kurang memuaskan. Dan bego saja pimpinan begitu nggak melihat bagaimana kanan-kiri, langsung men-jugde lurus ke kesalahan orang. Terus dia bilang coba sesekali kalau turun tangga itu jangan langsung turun tapi coba samperin yang ada di lantai 3 dan lantai dua.
H : Oo..
D : Langsung aja aku skak mak dia. Aku bilangin harusnya sebagai pemimpin dia juga seperti turun tangga. Jangan melihat orang dari apa yang telah ia perbuat hingga mendapat komplain, tapi coba selidikin dulu kenapa bisa begitu. Harusnya dia konfirmasi sama aku untuk menanyakan lebih lanjut, bukan kayak gini kasih jatah sedikit sama aku.
p.s : Beginilah kalau pimpinan yang tutup mata sebelah dari masukan bawahan. Pimpinan lebih melihat ke kasing dan muka dua dari para bawahan lainnya.
tapi mengapa dia bisa diangkat menjadi pimpinan?
Tanya kenapa? 😆
Akhirnya pasti perusahaan juga yang rugi, seharusnya mereka jadi tauladan. saya pun heran kok bisa seorang bos nggak tau sebab musababnya, pasti dia keseringan blogging ato fesbuk ya…
pemimpin itu harus tabayyun… check dan recheck. Dan ini yang susah karena sampai sekarang pun saya masih mencoba dan belajar hehehe…
Nice story 😀
ya..ya..ya.., memang sulit jadi pemimpin mas, jauh lebih sulit ketimbang proses jadi pemimpinnya..
Di setiap tempat saya pernah bekerja dulu, yang suka cari muka pasti selalu ada..dan kayaknya di mana-mana ada ya..
ada award buat Huang di blog ku, dijemput yah 🙂