Perasaan ini sungguh membuat detak jantungku menggebu cepat. Ku petik setangkai bunga, cabut perhelai daunnya.
Bilang..
Ngakk..
Bilang..
Ngakk…
Bill…anng…
“Aku pengen tanya sesuatu sama kamu,” ucapku.
“Bilang aja,” jawabnya pendek.
Aku masih melihat dia sibuk dengan benda yang dari sejam lalu masih ia pegang dan mainkan.
“Beneran boleh?” tanyaku satu kali lagi.
“Bilang aja..”
“Tapi kamu janji dulu yaaa..”
“Janji apa?”
“Janji jangan marah ke aku habis aku bilang ke kamunya.”
Dia mengernyitkan dahinya.
“Baiklah,” ucapnya.
“Ku tunggu jandamu.”
PLaaaaaKK !!
Aku meringis kesakitan mengelus pipi.
Posted with WordPress for BlackBerry.
hahahahahahahhahahahahaha,,,,,,,
okey juga booooooss ceritanya.
i like it,
lam kenal dari jepara.
Huahahahahhaa…. menunggu jandanya.. artinya… menunggu engkau mati… 😀
Gedubraks… oalah ternyata
*ngakak gegulingan*