BerandaIdeaSecangkir Semangat Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak

Secangkir Semangat Kopi Kapal Api Jelas Lebih Enak

Author

Date

Category

Cuaca malam nan dingin di pegunungan mulai perlahan menusuk kulit. Dalam sebuah vila di dekat kaki Gunung Dempo, Pagar Alam kami berkumpul di sebuah ruang tamu. Malam itu, entah kenapa gravitasi kaki saya memilih untuk ikut bergabung dalam obrolan para pemilik kedai kopi dan barista yang tergabung dalam komunitas pencinta kopi. Seharusnya saya sudah berselimut hangat karena cuaca pegunungan yang makin dingin di malam hari.

Saya mengambil bungkus sachet kopi Kapal Kapi dalam ransel untuk menemani topik obrolan kami pada malam itu. Aroma wangi bisa langsung tercium saat membuka bungkus. Semerbak wanginya makin kuat saat menyeduhnya dengan air panas. Kopi memang teman perjalanan yang setia saat saya traveling.

Belajar tentang kopi bersama komunitas pencinta kopi
Dataran tinggi Semendo, Sumatera Selatan

Malam itu, saya larut dalam obrolan tentang metode penyeduhan kopi secara manual atau lebih dikenal sebagai manual brew. Metode penyeduhan ini menarik sebab tidak semua orang bisa membuat kopi yang rasanya sama walau menggunakan bubuk kopi yang sama.

Ada rasa hangat menjalar ke tubuh saat teguhan terakhir kopi yang saya minum sembari mendengarkan teman-teman saya sedang berbagi ilmu dan pengalaman. Kami memang sedang dalam ekspedisi ke kebun kopi yang ada di Semendo, Sumatera Selatan esok pagi. Perjalanan ini akan menjadi pengalaman baru saya melihat langsung kebun kopi dan proses pemilihan biji kopi pilihan.

Petani kopi sedang bertugas memetik buah kopi pilihan

Pengetahuan saya memang minim tentang kopi. Bahkan melihat tanaman kopi langsung pun saya baru pertama kali. Sebagian orang menganggap kopi sebagai ekstasi dalam hidup mereka. Agar menjadi penyemangat menjalani aktivitas sehari-hari. Kamu juga begitu?

Mobil kami berhenti di sebuah perkampungan dengan rumah-rumah panggung berderet di sepanjang jalan. Rumah panggung menjadi kekhasan di daerah Semendo ini, sebab struktur tanah yang tinggi serta daerah sekitar masih berupa perkebunan sehingga pada bagian bawah biasanya digunakan sebagai gudang penyimpanan.

Membedakan Kopi Arabika dan Robusta

Kaki saya ikut melangkah masuk mengikuti jalan setapak beralas tanah basah. Kanan kiri jalan kita bisa melihat tanaman kopi dengan masa usia masih baru. Perkebunan kopi yang saya datangi adalah milik warga setempat. Mayoritas warga lokal Semendo memang sumber perekonomiannya lewat kebun kopi.

“Asep, pohon ini sama yang itu kok ukurannya beda?” tanya saya menyenggol lengannya.

“Yang itu Arabika dan yang ini Robusta, koh” jelasnya sambil memetik masing-masing helai daun. Saya masih sulit membedakan dua jenis kopi yang katanya digemari oleh orang Indonesia.

Asep adalah putra daerah setempat. Kecintaannya pada kopi membuatnya membuka kedai kopi di Palembang. Melalui Asep, saya mendapat penjelasan mengenai biji kopi Arabika dan Robusta. Dua jenis kopi ini sekilas mirip tapi tidak dan memiliki karakter unik.

Biji Kopi Arabika
Biji Kopi Robusta

Biji kopi robusta cenderung lebih bulat dengan ukuran lebih kecil. Sedangkan biji kopi arabika berbentuk lonjong dengan ukuran lebih besar. Bentuk daun yang dihasilkan juga berbeda, pohon arabika bentuknya lebih lebar dan besar dibandingkan dengan Robusta. Namun, menanam kopi juga disesuaikan dengan kontur tanah. Untuk robusta sendiri di tanam mulai dari 400 mdpl (meter di atas permukaan laut) sampai 900 mdpl sedangkan untuk arabika dari mulai 1200 mdpl sampai 2000 mdpl, maka tak heran penanaman kopi jenis robusta lebih gampang di temui di banding arabika, karena robusta dapat di tanam di daerah yg mempunyai ketinggian rendah mulai dari 400 mdpl.

Sedangkan bicara tentang rasa kopi, dibanding biji kopi robusta yang biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan “kasar”, biji kopi arabika mempunyai karakter rasa yang lebih kaya. Biji kopi robusta cenderung memiliki aroma kacang-kacangan. Kalian lebih suka minum kopi Arabika atau Robusta?

Tentunya spesies kopi tidak terbatas pada Robusta dan Arabika saja. Hanya saja kepopuleran dua spesies ini makin dikenal oleh kalangan peminum kopi dan mulai banyak petani kopi yang menanamnya sebab mendukung ekonomi mereka. Ternyata masih ada proses panjang lagi agar kita bisa mendapatkan secangkir kopi enak mulai dari menggunakan biji kopi pilihan hingga pencampuran, panggang hingga penggilingan kopi.

Proses perjalanan kopi sebelum sampai ke cangkirmu

Dalam perjalanan ke kebun kopi, saya mendengar penjelasan tentang bagaimana proses perjalanan kopi sebelum bisa kita nikmati. Tahapan demi tahapan berawal dari panen buah kopi yang kemudian disortir kembali oleh para petani. Adapun proses yang harus dilalui, antara lain:

#1 Menggunakan Biji Kopi Pilihan

Buah kopi yang belum matang tidak boleh dipetik dahulu

Tentu kalian memiliki pertanyaan yang sama seperti saya tentang bagaimana cara petani memilih biji kopi pilihan. Walau pohon kopi sudah berbuah, bukan berarti bisa asal petik. Apalagi jika kita ingin mendapatkan biji kopi pilihan. Buah kopi atau dikenal sebagai kopi cherry. Biasanya dipanen ketika sudah terlihat matang dan berwarna kemerahan. Biji di dalam buah kopi harus dipisahkan dari daging buah, dikeringkan lalu dipilah untuk proses selanjutnya.

Ciri yang bisa dipetik adalah petik merah yang memang sudah matang selain juga memiliki nilai ekonomis tinggi ke depannya. Proses seleksi yang ketat ini dijamin dapat menghasilkan kopi dengan aroma yang harum dan rasa jelas lebih enak.

#2 Mix and Roasting

Biji kopi hijau yang siap disangrai

Ini adalah tahap selanjutnya setelah mendapatkan biji kopi pilihan yang siap diolah. Maka dilakukan pencampuran dan pemanggangan biji kopi pilihan. Setelah biji kopi dikeringkan, biji kopi akan mengeluarkan warna kehijauan. Dari sinilah kita mengenal nama Green Beans atau biji kopi hijau. Pada tahap ini, biji kopi tidak mempunyai aroma atau rasa yang khas. Aroma dan rasa akan muncul setelah melewati proses pemanggangan atau roasting. Proses ini akan menentukan karakter, aroma dan cita rasa kopi.

Proses persiapan memanggang biji kopi diukur menggunakan waktu

Biji kopi akan dimasukkan ke mesin khusus roasting, lalu disangrai pada suhu sekitar 200 derajat celcius selama kurang lebih 15 menit. Tahap mix and roasting juga bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam biji kopi. Idealnya, semakin rendah kadar air dalam biji kopi, semakin kuat aroma dan cita rasa kopi yang dihasilkan.

Proses roasting merupakan momen yang cukup menegangkan sebab kita harus menjaga suhu dan waktu saat dipanggang. Setelah selesai roasting biji kopi tersebut akan menjadi roasted bean.

#3 Grinding and Quality Control

Biji kopi yang telah selesai dipanggang (roasted bean)

Saya mengira proses untuk mendapatkan kopi yang jelas lebih enak dan beraroma hanya sampai pada tahap mix and roasting. Ternyata dugaan saya salah, biji kopi atau roasted bean akan didinginkan di dalam mesin khusus bersuhu sekitar 50 derajat celcius. Setelah suhu pada biji kopi mulai menurun, baru biji kopi dimasukkan ke mesin penggiling dan diproses hingga halus. Proses ini dinamakan dengan grinding.

Tahap selanjutnya ke grinding

Asep lalu melanjutkan bercerita kalau proses menggiling biji kopi juga akan menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda. Mesin grinder akan menghaluskan gilingan yang kasar benar-benar halus. Sedangkan, biji kopi yang sudah halus akan langsung diambil dan diproses hingga tahap pengemasan.

Kopi seperti memiliki kisah perjalanan panjang sebelum bisa kita nikmati. Setelah melewati beberapa tahapan hingga menjadi minuman enak di cangkir kita. Dari proses pemilihan biji kopi, mix and roasting, grinding hingga proses pengecekan kualitas akhir. Sama seperti kopi Kapal Api yang menyajikan kopi terbaik sejak dulu. Menjadi teman yang menemani saya di kala sedang traveling maupun menulis di depan laptop.

Penggemar kopi mana yang tidak tahu merek Kopi Kapal Api. Produk kopi bubuk ini sudah lama beredar di kalangan masyarakat Indonesia. Diproduksi oleh PT Santos Jaya Abadi di Sidoarjo, Jawa Timur, kini sebagai pionir kopi kemasan bermerek pertama, Kapal Api menguasai  pangsa pasar 60% pasar kopi secara nasional dengan berbagai pilihan; Kapal Api, Good Day, Excelso, Kopi Ya, Kopi ABC, Fresco, Kopi Kapten dan Kopi Santos.

Kopi Kapal Api telah dikenal ke seluruh Indonesia

Nama Kapal Api tentu sudah tak asing lagi. Kopi yang diproduksi sejak 1927 ini melekat di ingatan serta lidah orang Indonesia. Aroma kopi yang seketika membuat pikiran lebih rileks bisa langsung kita cium sewaktu pertama kali membuka bungkus kopinya. Ada luapan ingin segera menyeduh kopi dalam gelas.

Waktu dulu kecil melihat ayah dan ibu menyeduh kopi Kapal Api, dibenak saya kopi itu Kapal Api. Aroma wanginya saat diseduh bisa membangunkan saya yang sulit bangun pagi untuk ke sekolah. Kopi Kapal Api sudah turun menurun generasi sehingga menjadi suatu keseharian di suatu keluarga #KapalApiPunyaCerita

Orang-orang yang dekat sama saya pernah bertanya sama saya mengapa saya suka kopi hitam? Hitam tapi nikmat itulah kopi hitam. Ada yang menambahkan gula dengan perbandingan antara gula dan bubuk kopi yang seimbang menjadikan selera rasa menjadi sempurna dalam dunia kopi hitam. Namun kadang kala citarasa asli kopi bakal “rusak” saat kita sudah menuangkan sesendok gula saja ke cangkir. Padahal urusan menambahkan gula atau tidak adalah hanya masalah selera.

Aroma kopi nan menggoda di saat pagi
Kopi Kapal Api bungkus mini untuk traveling

Banyak yang terbuai oleh kenikmatan dan menjadikan diri sebagai penikmat kopi hitam. Kopi hitam seolah dapat menyesuaikan dalam beragam suasana sedih dan senang. Seperti yang selalu ada di ransel saya yaitu Kopi Kapal Api Special saat traveling. Saya menyukai kopi bubuk ini karena cita rasa aroma memang tidak diragukan sejak saya masih kecil.

Kenikmatan tiap cecapan Kapal Api Special akhirnya membuat saya bisa berkreasi dengan kopi bubuk. Imajinasi menjadi liar menembus cakrawala melepaskan diri dari kejenuhan dan bahkan dapat melahirkan ide-ide yang tadinya tersisip dan tak tersentuh dalam diri kita saat saya sedang menyeduh kopi.

Sejak mengetahui dan belajar tentang metode penyajian manual atau manual brew, saya pun bisa mendapatkan cita rasa kopi jauh lebih nikmat. Akibatnya saya mulai kerajinan untuk mendapatkan secangkir kopi enak. Dengan menggunakan kopi Kapal Api Special bubuk saya akhirnya belajar tentang proses menyeduh kopi ternyata bukanlah sekadar seduh.

Tubruk

Kopi Tubruk

Tubruk menjadi cara penyajian paling sederhana dan favorit saya. Kopi tubruk adalah kopi yang sederhana sebab tak perlu memakan waktu dalam penyajiannya. Kita hanya memasukkan dua sendok kopi dan menuangkan 250ml air panas, maka secangkir kopi harum dan nikmat sudah kita dapatkan. Bagi yang ingin menambahkan gula, saran saya tambahkan gula sebelum diseduh agar karamel gula dan minyak kopi bereaksi ketika proses seduh. Rasa pahit yang ada ditiap bubuk kopi membangkitkan semangat ditiap menjalani aktivitas.

Vietnam Drip

Orang-orang menyebutnya sebagai kopi Vietnam, sebab metode penyajiannya berasal dari Vietnam yang memiliki kondisi iklim yang hampir sama dengan Indonesia. Dengan menggunakan dripper, alat penyaring terbuat dari bahan metal serta menambahkan susu kental manis (sweetness condensed milk). Sehingga kebiasaan dalam penyajian kopi seperti ini menjadi budaya yang turun menurun sampai menyebar ke seluruh dunia.

Kopi Vietnam

Kopi Vietnam cocoknya dinikmati di kala kita memiliki waktu yang banyak dan hanya untuk bersantai ria sebab Vietnam Drip bukanlah kopi yang bisa langsung dinikmati layaknya kopi tubruk. Sesuai namanya, drip yaitu tetes, maka kopi Vietnam Drip baru bisa kita nikmati bila tetesan-tetesan kopinya telah cukup untuk kita minum. Setelah itu barulah diaduk bercampur rata dengan susu kental manis. Saya jadi tahu alasan kenapa mencampurkan susu kental manis pada kopi hitam pahit. Ternyata untuk menyamarkan rasa pekat dari kopi tapi tidak menghilangkan citarasa asli kopi itu sendiri.

Untuk membuat kopi vietnam drip dibutuhkan biji kopi dengan taste yang kuat. Kemudian, saya pun melakukan eksperimen dengan kopi Kapal Api yang juga memiliki taste yang kuat. Sekarang, saya tak perlu ke kedai kopi apabila hanya ingin menikmati Vietnam Drip. Tinggal eksperimen di dapur rumah dengan kopi Kapal Api Special bisa mendapatkan secangkir kopi hitam yang nikmat.

V60

Cara penyeduhan kopi metode manual

Salah satu metode penyajian yang saya pelajari adalah V60. Teknik penyeduhan kopi ini boleh dikatakan tidak sulit namun juga tidak gampang. Cara pembuatannya melalui proses penyaringan (filter). Dengan alat seduh kopi bentuk kerucut pada bagian bawahnya. Air dituangkan ke dalam kopi bubuk yang diletakkan diatas kertas saring. Namun perlu kesabaran saat menuangkan air panas dari teko secara perlahan. Cara menuangkan airnya pun tidak sembarangan, dimulai dari bagian tengah kemudian berlanjut dengan gerakan melingkar.

V60

Bagaimana dengan cita rasa dan aroma kopinya? Cita rasa kopi yang diseduh dengan metode ini sangat menarik karena hasilnya terasa sangat lembut tapi kaya akan rasa kopi yang khas. Apalagi bagi kalian yang penikmat kopi tanpa ampas, metode penyeduan ini secara langsung akan menyaring kopi.

Cold Brew Coffee Ice Cube

Kopi hitam tak hanya bisa disajikan dalam kondisi hangat tapi saya pun suka sajikan dalam bentuk dingin seperti dijadikan ice cube. Minuman cold brew selalu cocok disajikan kapan saja, apalagi kalau cuaca matahari sedang terik dan gerah.

Ice Coffee Cold

Saya suka membuat coffee ice cube sebab cara pembuatannya gampang. Kalian tentu juga bisa melakukannya sendiri di rumah. Caranya saya melarutkan kopi Kapal Api Special kemudian dibekukan dalam lemari pendingin. Apabila saya ingin menikmati secangkir es kopi sejuk saya tinggal mengambil coffee ice cube tersebut lalu menambahkan kembali kopi hitam agar rasanya lebih pekat. Kadang saya juga menambahkan scoop es krim agar menjadi affogato. Nikmat!

Cara penyajian coffee ice cube ini kita bukan hanya dapat menikmati rasa kopi yang konsisten sebab pada saat ice cube mencair tidak merubah rasa awal pertama kopi disajikan. Sehingga variasi seperti ini memang membuat kita lebih menikmati kopi saat cuaca sedang terik.

Saya bersama orang-orang yang bersemangat menyambut pagi. Bahkan saat saya traveling, saya akan langsung jatuh cinta pada kota tersebut hanya karena paginya lebih cepat. Secangkir kopi Kapal Api di pagi hari bagaikan petanda bagi saya untuk memulai aktivitas. Sesesap kopi hitam yang saya hirup dari bibir cangkir lolos masuk dalam tenggorakan termasuk bulir-bulir kopinya.

Kopi hitam kadang membuat kita lupa tentang perbedaan status sosial kita itulah mungkin satu keajaiban kopi hitam. Tertawa lepas lebih mendominasi suasana, konsentrasi pada beragam masalah baik pribadi maupun kelompok dalam menelaah solusi. Namun seserius apapun kita saat itu akan menjadi akhir cerita dalam beragam cerita yang tersimak.

Sudah ngopi hari ini?

Secangkir kopi Kapal Api seperti membuat saya sedang minum kopi berkualitas di kedai kopi. Saya tinggal eksperimen di dapur rumah dengan kopi Kapal Api Special bisa mendapatkan secangkir kopi hitam yang nikmat. Itulah sebabnya mengapa saya menyukai minum kopi Kapal Api jelas lebih enak. Saat sedang mengerjakan membuat konten kreatif, bermain media sosial atau saat sedang berkumpul dengan teman-teman seide.

Begitulah, sebagai penikmat kopi tentu juga ingin memiliki kualitas saat sedang minum kopi. Apalagi tak lengkap kalau tidak mengetahui cerita sejak kopi ditanam hingga sampai ke cangkir kita siap minum.

Secangkir semangat bersama kopi Kapal Api

Hidup memang terlalu singkat untuk tidak menikmati apa yang telah ada. Tiap sendok kopi Kapal Api sudah saya buktikan kalau aroma dan kualitasnya sebagai kopi bubuk pas di lidah orang Indonesia yang tak hanya mengedepankan kualitas biji kopi, tapi juga setiap prosesnya. Apalagi saya bisa berkreasi dengan kopi Kapal Api Special lewat penyeduhan metode manual brew. Beberapa metode penyeduhan ini bisa kalian coba saat sedang menikmati secangkir kopi Kapal Api supaya menambah cita rasa yang unik saat diminum.

Sama halnya secangkir kopi hitam tanpa gula, kita tak pernah tahu rasa pahit tanpa pernah meminumnya. Begitu pula waktu, kita tidak pernah tahu kapan kesempatan akan datang.

Lantas, kapan kita seruput kopi bersama dan berbagi kisah?

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

79 KOMENTAR

  1. Ko izin mau nanya, kalo koko ikutin lomba blog kayak gini, apa Sub Judul nya yg di blog koko ini sama juga dengan yg bentuk sub judul yang koko kirim ke email lomba? misalnya di wordpress ini yang tulisan Sub judul “kenikmatan kopi dari generasi ke generasi” kan kayak dibikin grafis logo gitu. apa pas ke email blog juga koko kirim sudah berbentuk grafis logo persis seperti di wordpress ini juga? Trimakasih ko, Tuhan Berkati.

  2. […] “kopi hitam – Kopi Kapal Api special”, mungkin karena sejak kecil mengenal kopi merek “Kapal Api” ini, sehingga susah untuk pindah ke lain hati, meskipun saya sering mencoba berbagai jenis kopi […]

  3. Saya suka kopi juga ni koh. Tapi ga pernah tau detail kopi dari jenis biji sama cara pembuatannya. Hehehe. Nice to know banget buat yang suka kopi.

  4. Koh Deddy memang keren abis-abisan menurut saya, pantas aja selalu jadi jawara.. Cara penyampaian dan gaya bahasa serta infografis yang ditampilkan memang ruarr biasahh… Jempolan..

    Selamat ya koh, tulisan yang sangat menginspirasi, membuat kami terpacu untuk menulis lebih baik dan semoga segala kehebatan koh deddy dalam dunia blogging bisa ditulrkan kepada kita..

  5. pas baca udah kaya berasa ada didalam kisah kopi ini seperti di depan mata melihat langsung pembuatan kopi ?? satu kata untuk Kang Deddy KERENBUANNGGGETTTTSSSSS! hehehehe salam kenal ya.

  6. Saya juga gk terlalu ngerti kopi. Ngopi ya ngopi, gk tau biji kopi apa yg digunakan.

    Kalau saya biasanya minum kopi sesaat sebelum olah raga koh karena dengan minum kopi akan meningkatkan pembakaran ketika berolah raga.

  7. Pengetahuan tentang kopi bertambah… Jdi selama ini aku mengira kopi yg aku temui di daerah temen kulaihku di Salatiga tuh Arabica.. ternyata kalau dilihat lagi cirinya masuk ke robusta..
    Makasih infonya koh ded.. keren ih ini!!!

  8. Aku juga penikmat kopi hitam ? tapi sayangnya belum pernah coba Kopi Kapal Api (at least yg aku beli sendiri ya) biasanya beli kopi tapi merek yg lain. Maybe I will try this Kopi Kapal Api also for the next. Nice article. Semoga menang ?

  9. Ternyata teknik penyeduhan pun ikut berpengaruh untuk mendapatkan citarasa kopi yang nikmat ya koh, saya pkir sama aja. Pantesan kalo saya bikin kopi item kok gak senikmat seperti di warng-warung atau cafe gitu ya, hehehe…. Asal kopinya jangan dicampur sama sianida aja ya

  10. Aku akuuuu… Kopi maniak kapal api, koh. Entah sudah berapa ribu bungkus yang pernah aku konsumsi, kalau dikumpulin bisa buat beli mobil kali.. Hahhahaha.

    Ngomong2 kapan kita bisa ngopi bareng, Koh?

  11. Wah, senang sekali bisa baca artikel ini Deddy. Comprehensive information about different types of coffee dan juga proses penghasilannya. I’m not really a fan of coffee but would love to try the one that is said to be the best in town. Thumbs up for this post!

    Reminds me of my childhood when I used to eat Kopi Kapal Api candy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru