Kaki kami melangkah masuk ke sebuah kampung warga. Lorong kampung yang hanya muat dilalui satu motor membuat kami awalnya ragu untuk masuk. Bertanya satu sama lain, benarkah ini kampung warna-warni yang dimaksud?
Sore itu saya, Ara, Mbak Tika, Bimo dan Joni berencana berkunjung ke salah satu kawasan kampung yang berkat media sosial nama kampung ini mulai dikenal. Media sosial bisa membawa dampak positif apabila digunakan dengan baik. Sekarang dengan gampang kita bisa tahu informasi terbaru, termasuk menggemakan apa yang sedang terjadi.
Beberapa waktu lalu, kampung yang berada di Gang Masjid, RT 18 Kel.26 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Palembang ini berhasil menjuarai sebagai Kampung Hias Asian Games 2018. Oleh karena usaha warga kampung, maka Gubernur Sumatera Selatan memberikan 3 ekor sapi sebagai hadiah. Lantas kami penasaran apa yang membuat kampung ini terpilih sebagai kampung pilihan.
Spot Kampung Instagramable
Lokasi kampung ini tersembunyi berada di antara pemukiman dan lorong sempit yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Akan tetapi berada di arteri kota Palembang sehingga masih mudah ditemukan. Memenangkan predikat juara pertama lomba kampung hias dalam rangka Asian Games, kampung yang berada di jalan Cempaka Dalam ini memiliki keunikan warna-warni semarak Asian Games 2018.
Kami berjalan di sepanjang lorong, selama berjalan saya merasa berada di daerah warna-warni. Tembok pagar dan jalan aspal diberi warna-warni serta mural simbol Asian Games mulai dari bendera negara hingga Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka yang menjadi maskot Asian Games 2018. Ada sebuah lapangan kosong yang bisa digunakan untuk ruang terbuka serba guna. Lapangan ini sudah dicat sehingga tampak cantik rupawan. Segera saja kami saling bergantian untuk mengabadikan momen di lapangan tersebut.
Rawan Tawuran Antar Kampung
Seorang warga mendekati kami, kehadirannya membuat kami berhenti sejenak dari keseruan berfoto. Kami pun meminta izin dengannya telah masuk ke area kampung. Untungnya dia terbuka dan menerima kami. Dia mengenalkan dirinya, namanya Mahgodi atau biasa disapa akrab Godi. Area lapangan kosong ini memang spesial. Apalagi kalau kita memiliki drone untuk memotret dari ketinggian, ujar Mahgodi.
Kami diajak untuk melihat ke sisi lain di kawasan kampung yang sedang dikerjakan pengecatan. Rumah-rumah di Gang Cempaka ini mayoritas rumah panggung kayu yang tentunya rawan sekali apabila ada bunga api. Sepanjang kami berjalan, Mahgodi bercerita awal mula kampung di Gang Cempaka.
Sebagai inisiator kampung hias, Mahgodi menceritakan awal sebelum masyarakat setempat swadaya mempercantik lingkungan mereka. Awalnya kampung mereka cukup dirisaukan oleh sejumlah warga karena menjadi tempat anak-anak remaja untuk tawuran dengan remaja dari kampung lain. Oleh karena keresahan yang terjadi, Mahgodi mengajak warga-warga lain untuk mempercantik kampung agar Kampung Cempaka mereka menjadi tempat yang nyaman
Ajakan tersebut bergayung sambut oleh warga lain juga tidak ingin suasana kampung menjadi rawan dan tidak aman. Niat awalnya yang hanya ingin menghias kampung supaya kawasan kampung lebih nyaman, ternyata mendapat respon baik dari para warga. Awalnya hanya beberapa orang saja yang membantu, sebab banyak warga yang berprofesi sebagai pegawai kantoran. Otomatis mereka hanya punya waktu senggang di rumah pada malam hari. Lahan kosong tempat kami berfoto dulunya kumuh sekarang sudah berubah wajah. Proses peremajaan ini dimulai dari Maret hingga April 2018.
Ikut Menggemakan Semarak Asian Games 2018
Mendapat kabar kalau Gubernur Sumatera Selatan mengadakan lomba kampung hias untuk menyambut Asian Games 2018, maka pekerjaan yang tengah mereka kerjakan akhirnya dukung bersama gotong royong berbenah. Hasil kerja keras mereka ternyata berbuah hasil manis, Kampung Cempaka mendapat juara pertama!
Saya bertanya ke Mahgodi mengenai, kenapa mereka tidak meminta bantuan dari perusahaan swasta seperti perusahaan cat. Mahgodi memberitahu kalau awal pekerjaan mereka dimulai dari swadaya berupa tenaga, dana dan bahan baku seperti cat merupakan milik warga tanpa meminta upah sedikitpun.
Dengan seluruh kemampuan yang telah mereka kerjakan, tentu saja ada keterbatasan yang masih dirasakan. Lukisan mural yang ada di dinding memang bukan dikerjakan oleh orang ahli. Mahgodi sepertinya menangkap maksud yang ingin saya utarakan, dia segera memberitahu saya kalau memang kekurangan yang dirasakan adalah keahlian warga dalam melukis. Maka tidak heran kalian bisa menemukan lukisan karakter Hello Kitty, koboi, atau lainnya yang selintas akan membuat kalian senyum sendiri.
Biarlah kampung Cempaka ini menjadi contoh bagi kampung lain di Indonesia untuk belajar semangat gotong royong warga sekaligus menjadi kreatif. Dari hasil tangan-tangan kreatif warga Kampung Cempaka, tampak sebuah lapangan disulap menjadi lapangan bulu tangkis dengan gambar logo Asian Games yang cukup instagramable.
Awan mulai menghitam, kami juga tidak bisa berlama-lama di Kampung Cempaka. Sebelum berpisah dari keseruan di “Kampung Warna-Warni” ini saya bilang sesuatu ke Mahgodi, “Siap-siap saja nanti banyak bule datang ke kampung ini pas Asian Games ya kak.” Kami tertawa bersama.
Kampungnya jadi menarik untuk di datangi.
Sederhana ya koh kampungnya? tapi juaraakkk! moga ke depannya makin sukses. dan moga q sempet bsisa mampir ke sini klo pas ke Palembang
Ah keren, jadi bangga sebagai wong Palembang. 😀
[…] ini merupakan sumbangan dari Sinar Mas Group untuk pemerintahan Sumatera Selatan dalam rangka Asian Games 2018. Beberapa waktu lalu saya sempat diajak untuk melihat fasilitas bowling. Secara keseluruhan, arena […]
rumah panggung kayu nya seperti apa*maklum bkn wong palembang*jd penasaran..kampungnya jd cantik seger warna warni
rumah panggung seperti rumah dua tingkat gitu. dulu lantai bawah untuk gudang dan atasnya untuk tempat tinggal, ini berlaku kalau rumahnya dekat hutan untuk menghindari hewan buas.
Seru banget ada kampung asian games nya. Di kota saya malah gak ada, padahal pengen ikutan nulis gini juga.
Semarak yang lain juga gak kerasa mas?
Wah, salut nih! Ternyata dari semula dikenal sebagai kampung yang rawan tawuran, sekarang bisa dikenal sebagai kampung yang Instagramable.
Iya, setidaknya kampung jadi ramah sama orang luar.
Jadi itu menghiasnya sebelum ada perlombaan ya? Wah keren banget, dari niat baik dapet hasil yang jauh lebih baik.
*btw jadi ikut penasaran dengan pemandangan dari atas seperti yang dikatakan Mahgodi
Iya, menghiasnya sebelum perlombaan. Ketika mereka dapat info ada lomba dari Gubernur, mereka pun tambah giat berbenah.
Luar biasa idenya mengubah kampung yang menjadi tempat tauran, menjadi tempat tenang nan nyaman.
Tapi kenapa ya, kesannya “warna-warni” selalu menjadi solusi untuk menghias perkampungan?
Warna-warni ini menurutku karena tema Asian Games 2018 sendiri sudah warna-warni dari desainnya.
di Solo juga ada kampung warna warni untuk mendukung Asian Games. Walopun bukan kota tuan rumah, tapi euforia nya kemana mana ya, keren Indonesia top
Iya, memang perlu digaungkan supaya jadi tahu ajang internasional ini.
Udah juara 1 tapi itu proses pengecatan masih berlanjut, Koh? Totalitas sekali…
Semoga bener deh, pas Asian Games besok banyak wisatawan yang mampir ke kampung warna-warni ini. Nggak cuman bule sih, wisatawan lokal juga 😀
Ya gitu, kata mereka sudah kepalang basah ya sudah bikin bagus saja.
Walaupun kampung warna warni sudah awam dilihat, tetap aja menarik kalau dibuat dengan tema tertentu. Setidaknya aura event besar Asia ini terasa di lingkungan masyarakat yg jadi tuan rumah
Betul, mungkin karena ornamen Asian Games jadi walau warna-warni orang tetap ngeh kalau ini acara besar.
Kampungnya jadi menarik!
Semoga sukses, Koh. 😀
Iya, sampai sekarang kampungnya masih berbenah. Pasti rame orang kunjung nanti.
Coba pindahin Kampung cempaka ke Kampung ku Koh ded, biar rapih, bersih, cakep warna warni pulak, tergantung sdmnya juga ya, asiknya lah dipotret pakai zenfone 5
tiap kampung tinggal mencontoh saja kayanya.
Nanti klo aku ke Palembang masih ada kan kampungnya? Nggak luntur kan?
Kalau kampungnya tetep ada kayaknya mas. Kalau catnya bisa jadi luntur
*eh ditabok
Haha…