Prioritaskan untuk meningkatkan pendapatan daripada harus mengurangi pengeluaran. Lebih penting untuk menumbuhkan semangat daripada menghapus impianmu.
Tiga tahun lalu, kutipan dalam buku Robert T. Kiyosaki menampar saya tanpa ampun. Saat arus keuangan perlahan mulai menyusut untuk keperluan sehari-hari. Lebih dari enam bulan saya masih proses pencarian pekerjaan baru setelah masa pemutusan kontrak kerja saya di tahun 2015. Masa-masa itu bukanlah masa yang menyenangkan, apalagi pemutusan kontrak datang dengan tiba-tiba. Selain itu sebagai karyawan kontrak, saya juga tidak mendapatkan hak pesangon sebagai dana darurat.
Hati semakin gelisah menanti kabar tak kunjung datang. Namun pengeluaran setiap hari tidak bisa dibendung, masih ada cicilan dan kewajiban yang harus diselesaikan. Ada hal yang harus saya bangkitkan daripada berdiam diri. Saya mulai menawarkan jasa menjadi freelance writer hingga fotografi makanan. Terakhir fokus kembali merawat blog ini.
Dari awal saya telah memupuk impian. Sebagai blogger yang masih pemula sampai menjadi blogger profesional ternyata tidak segampang yang saya pikirkan. Menulis bukan sekedar menulis dan kewajiban. Saya merasa bekerja sebagai blogger dedikasi waktu, konsistensi tinggi sampai pengetahuan mumpuni menjadi modal awal. Passion saja tidak cukup.
Di samping fleksibilitas waktu, menjadi seorang freelancer dan blogger memiliki beberapa resiko yang harus dipahami. Salah satunya adalah kita tidak akan menerima penghasilan rutin seperti orang pekerja kantor, tidak mendapatkan bonus dan terakhir pembayaran yang terkadang telat bayar dari yang dijanjikan. Belum lagi digantung oleh pihak ahensi. Penghasilan seorang blogger bervariasi. Semakin bagus dan dikenal, sejalan dengan banyak job dan kerjasama. Maka jangan heran kalau penghasilannya pun juga akan meningkat.
Tapi sobat, seorang freelancer dan blogger ada masa dimana mengalami pancaroba. Ketika tidak ada bahan untuk diolah karena kehabisan konten, sedang tidak ada mood dan inspirasi serta ketika sedang sepi tawaran job. Rasanya seperti diangkat ke langit ketujuh ketika ada yang menghubungi namun kemudian menghilang tanpa kabar. Maka ketika memutuskan menjadi seorang freelancer blogger setelah tidak bekerja langkah pertama yang harus saya lakukan adalah mulai mengelola keuangan lagi dengan bijak agar cash flow saya kembali normal.
Dalam kesempatan seminar Safir Senduk, dia memberikan ilustrasi mengenai golongan orang termasuk miskin, menengah atau kaya dari gaya hidup setiap bulan. Misalnya memiliki penghasilan 5 juta rupiah dan dihabiskan semua untuk biaya hidup dalam satu bulan tandanya termasuk kelompok miskin.
Sedangkan kelompok menengah ketika kita memiliki penghasilan 5 juta rupiah, lalu membelanjakan untuk keperluan lain sekitar 1,5 juta dan sisanya untuk biaya hidup. Kelompok menengah ini karena orang tersebut masih bisa membeli barang yang diperlukan selain biaya hidup. Terakhir, kelompok kaya ketika memiliki penghasilan sama-sama 5 juta rupiah, dia membelikan barang-barang yang diperlukan sebesar 1,5 juta rupiah. Lalu, menyisihkan uang 1 juta rupiah untuk investasi dan sisanya untuk biaya hidup.
Kelompok terakhir ini merupakan orang-orang yang mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk investasi yang tujuannya untuk digunakan di masa yang akan datang. Dari ketiga ilustrasi di atas mana yang kalian pilih? Tentu pilihan terbaik adalah yang terakhir, menjadi blogger atau freelancer kaya!
Saya bicara bukan karena saya ahli, walau saya lulusan Sarjana Ekonomi. Namun dari teori yang saya pelajari adalah memisahkan mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Serta termasuk biaya pengeluaran rutin dan dana cadangan. Berapa besar pengeluaran rutin dan dana cadangan yang ideal? Tidak ada. Hanya kamu sendiri yang tahu.
Jika saya boros soal makan, saya akan tahan untuk hanya makan menu hemat dan satu minggu sekali baru menu mewah. Saya juga melupakan belanja gadget yang dirasa belum perlu atau belanja lainnya yang dirasa masih belum butuh. Apalagi kadang saya juga mendapat gadget dari sponsor sebagai bahan review yang nantinya bisa saya gunakan. Termasuk dana untuk transportasi yang cukup membengkak tapi masih bisa diakali dengan menggunakan promo dari transportasi online.
Salah satu dasar yang saya terapkan adalah membagi pendapatan dengan sistem 10 – 20 – 30 – 40. Pembagian ini bisa diterapkan untuk semua kalangan, termasuk freelancer dan blogger. Cara pembagian mudah untuk dipahami. Awalnya saya merasa sulit untuk membagi, namun karena saya ingin cash flow baik maka bulatkan tekad.
10 Persen Kebaikan
Saya pernah membaca kalau sebagian harta kita ada milik orang lain tanpa kita sadari. Berapapun penghasilan yang saya dapat, besar atau kecil maka 10 persen selalu saya sisihkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan. Misalnya untuk memberikan donasi di tempat ibadah atau memberikan bantuan ke orang lain. Bukan memberikan hutang kepada teman, ya.
20 Persen untuk Masa Depan
Sebagai freelancer dan blogger, kita tidak ada jaminan kerja, misalnya mendapat jaminan kesehatan ataupun dana pensiun seperti pekerja kantor. Kalau yang akan berencana menikah tentu juga berpikiran untuk dana pendidikan anak serta rumah, bagi yang belum memiliki. Saya sadar penuh kalau proteksi diri itu penting sekali, maka akan aman ketika nanti sakit sudah ada yang menjamin lewat asuransi. Instrumen lain bisa juga memenuhi dengan tabungan, deposito atau menabung emas.
30 Persen Cicilan
Saya jarang sekali berhutang apabila tidak dalam situasi mendesak. Memiliki hutang atau cicilan dalam konteks perencanaan keuangan masih wajar selama digunakan menunjang pekerjaan atau lainnya. Misalnya saya sudah mulai berencana untuk menyiapkan DP KPR rumah atau kendaraan. Selain itu untuk profesi sebagai blogger pastinya saya juga harus upgrade peralatan misalnya kamera, laptop, dan lensa agar bisa menghasilkan kualitas konten lebih baik. Biasanya saya akan membelinya dengan cara mencicil.
40 Persen Kebutuhan
Semua alokasi untuk kebutuhan sehari-hari termasuk di dalamnya biaya makan, transportasi, telepon, langganan internet, hobi, pakaian dan sebagainya. Semua yang sifatnya kebutuhan pokok sampai gaya hidup saya masuk ke dalam pos ini.
Sebagai ilustrasi; penghasilan dari freelancer dan blog adalah 5 juta rupiah per bulan. Maka sebanyak Rp 500.000 untuk Kebaikan, Rp 1.000.000 untuk Masa Depan, Rp 1.500.000 untuk Cicilan dan Rp 2.000.000 untuk Kebutuhan. Angka pembagian ini tentunya tidak mutlak sebab sebagai blogger tidak selalu mendapat penghasilan yang besar setiap bulan. Bayangkan saja kalau tidak mendapat job selama beberapa bulan berturut-turut. Biasanya kalau saat mendapat rejeki lebih saya masukkan sebagai dana darurat.
Semua transaksi pengeluaran dan pemasukan per bulan tentunya harus dapat ditelusuri. Khusus  mencatat transaksi biaya termasuk untuk pencatatan bulan berikutnya kalau ada pembayaran jasa dari klien yang tertunggak. Saya memanfaatkan aplikasi pencatat biaya untuk membantu lebih disiplin dan bijak setiap pengeluaran. Nanti pada saat akhir bulan, kita bisa tahu apakah pengeluaran melebihi dari pemasukan yang didapat. Kalau ternyata pemasukan lebih banyak dari pengeluaran tandanya cash flow sudah normal kembali.
Semoga bermanfaat ya!
wow reviewny benar2 bukan sembarang review nih, klo kokoh yg review pasti super lengkap dahhh
hehe semoga membantu orang buat kenal Jenius.
aku, blogger bahagia, sebab gak ada cicilan, hahahah. Tapi meski begitu, aku setuju dengan pembagian itu, apalagi kalo udah lama ngeblog tapi ga nampak hasilnya, prlu juga intropeksi yaaah, itu uang menguap kemana
hehehe mungkin menguap untuk keperluan sehari-hari 😀
koh deddy kalo ngereview gini bener2 ‘berisi’ saya jg bnyk belajar lg
hehe.. terima kasih mbak Rahma 🙂
Wahw, gantian saya yang tersentil tulisan ini. Aku butuh ningkatin penghasilan nih. Tapi bingung dg cara apa… #malah curhat
Hehehe semoga penghasilan kita makin meningkat yaa…
aku juga pake Jenius kooohhh~
semoga ke depan BTPN Jenius jadi mitra distribusi SBN juga yaa biar kalau mau beli ORI, ST, atau SBR bisa pake Jenius..
Wah menarik ya kalau udah bisa ekspansi ke ORI, ST dan SBR gitu.
semoga kita semua menjadi freelancer kaya koh.. amin Hhehe
Aaamiin..
Hai koh, selalu seneng baca tulisanmu. Saya sepakat banget sama quotes diatas. Lebih baik mencari penghasilan tambahan dibanding mengurangi pengeluaran dan mengubur mimpi. Sekarang saya masih kerja di salah satu NGO. Blog jadi hobi yang juga sebagai penghasilan sampingan. Tapi salut sama blogger full time yang bisa profesional dan mengembangkan penghasilannya. Kereen deh! Btw, saya juga pake jenius. Asik banget fiturnya.
Terima kasih ya mbak buat kunjungannya. Semoga blogku bisa tetap menghasilkan hehe..
Saya coba tambahin soal Jenius ya karena saya sudah setahun belakangan pakai ini.
1. Kita bisa atur sendiri maksimum limit transfernya per hari.
2. Tidak perlu ada buku tabungan
3. Bisa top up gopay dan atau OVO dengan mudah tanpa kena biaya
Betul, sekarang fitur dari Jenius udah ditambah dan diperbaikin. Enaknya tidak perlu ada buku tabungan soalnya semua transaksi juga sudah tercatat. Fitur e-Wallet juga terbantu banget buat isi saldo kayal Gopay sama Ovo.
Thank ya Us sudah berkunjung.
Mantap juga Jenius ya, tp sayang bagi kita yg di Kalimantan belum bisa menikmati kesaktiannya.
Iya nanti kalau mas nya ada ke Jakarta dan main ke beberapa mal, di sana bisa langsung bikin akun Jenius mas.
masih hatus belajar dari kokoh yang berani full time gitu jadi blogger
aku aja masih harus punya pegangan kerjaan di dunia nyata
tapi rezeki emang gak ke mana dan harus pinter ngarurnya
termasuk pakai jenius ini
biar dana yang masuk bisa digunakan sebaik-baiknya
Iya, semoga rejeki selalu lancar ya mas.
Jujur ane belum bisa nih sob atur uang sendiri, lumayan agak boros ane, pdhl penting bgt ya sob pnya tabungan utk jaga2 kl ada keperluan mendadak & gk terduga ?
Iya yang paling penting punya tabungan untuk dana darurat.
Jenius ini emang ngebantu banget. Apalagi aku yang suka males ke bank konvensional. Udah mau dua tahun sama Jenius, bener-bener puas. Apalagi buat yang freelancer kayak aku. Good luck untuk lombanya ya 🙂
Sekarang, bank gak ada seasyik gini yaa…
makasih ya Lia buat doa baiknya, moga tulisanku bermanfaat buat orang mengenal Jenius.
Wah, lengkap banget review nya ini, Koh/ Keren!
Terima kasih ya buat supportnya 🙂
Aplikasi pencatat keuangan, namanya apa Koh?
aku pake Money Lovers, icon-iconnya lucu dan familiar.
formulanya mantul koh 🙂 10,20,30 suamiku juga ajarin formula begitu maklum anak akunting lah aku ora iso masih pake feeling duh gemas pantesan aja laporan keuangan kacau :p
btw krn saking seliweran Jenius aku langsung install wkwkwk *aku orangnya mudah kebawa belum sempet diulik krn aku malu mau selfie pake KTP 😀
Iya formula standar tapi emang butuh disiplin buat bagiin pos-pos uang kita.
Selamat mencoba Jenius ya, bakalan asyik kalau emang kebantu buat aktivitas kita.
Nah iya, aku mau bikin pas di Jakarta ngelewatin boothnya tapi pas kelaperan, jadi makan dulu, abis makan kenyang malah lupa mau bikin
Kalau ke Jakarta lagi, cobalah bikin. Kalau aku kebantu sama fitur buat gantiin kartu kredit, jadi gak repot lagi buat pinjam punya teman.
Bener banget nih koh, kadang sepi kadang rame yah koh hehe, memang harus pinter mengatur keuangan kita ini hehe. Sukses yah koh 🙂
Semoga rejeki kita selalu ramai yaaa.. aamiin.
Wahh sama utk pembagian uangnya, 40% buat konsumtif. Dan aku pakai jenius juga 🙂
Anw, good luck buat lombanya ya 🙂
Transfer jadi lebih mudah, pakai cashtag aja udah langsung hapal. Makasih ya mbak Oline buat doanya.
Paling suka dengan konsep Cashtag. Mau transfer tinggal ngapaling akun. Gak rumit-rumit mikir nomer rekening, nama rekening, dan cabang bank.
Koh, klo butuh cashtag nganggur, hubungi $yuniarinukti, ya ?
hahahha.. kalau menang lomba baru nih dikirimin pakai cashtag :p
Sukaa samaa konsep 10-20-30-40 nya kokoh 🙂
Simpel dan bisa dipraktekan ya.