BerandaIdeaDrama Tiket Mahal + Habis, Aku Batal Pulang

Drama Tiket Mahal + Habis, Aku Batal Pulang

Author

Date

Category

Pulang malu, tak pulang rindu. Mungkin ini yang acap kali dirasakan oleh kalian yang sudah bertahun-tahun hidup di perantauan jauh dari kampung halaman. Di tempat rantau, kerja dari pagi hingga malam demi menjaga mimpi yang sedang dirajut. Namun apa jadinya kalau harga tiket memang tidak mampu dibeli? Ini hal yang sangat wajar sekali dirasakan oleh perantau setiap tahun.

Ada gejolak rindu berkecamuk, tapi saya yakin setiap perantau pasti mencari solusi cermat agar bisa tetap merasakan mudik. Kita seolah harus menerima kenyataan kalau melambungnya harga tiket pesawat demi kelangsungan industri penerbangan. Jika pemerintah akhirnya menetapkan harga batas atas sebagai solusi agar peningkatan layanan penerbangan tentunya kita sebagai masyarakat taat pajak hanya bisa menerima. Suka atau tidak.

Saya ikut merasakan dampak dari harga tiket pesawat tinggi walau saya bukan perantau, namun untuk pekerjaan saya harus mikir dua kali untuk beli tiket saat ini. Biasanya Palembang – Jakarta saya bisa dapat sekitar Rp 400 ribu – Rp 500 ribu sekarang kenaikannya bisa 50%. Hitung saja misalnya saya ingin melakukan perjalanan ke Indonesia timur, artinya saya harus menambah ekstra uang. Lalu, berapa kocek yang harus dikeluarkan oleh mereka yang merantau memboyong keluarganya ke kampung halaman.

Baru saja hari rabu kemarin, saya ngobrol sama Koh Jeffry, pemilik bisnis tour travel di Belitung. Iseng tanya tentang paket tur Belitung saat Idul Fitri nanti. Harga paket liburan ke Belitung itu murah, namun tiket domestik yang mahal. Tidak ada opsi waktu yang fleksibel dari maskapai. Saya cuma punya dua opsi, terbang dari Palembang ke Belitung, transit Bangka atau saya melalui Jakarta. Cek tiket lewat aplikasi Online Travel Agent seperti Traveloka harganya memang mahal tapi masih masuk dalam budget saya sekitar Rp 2 juta. Harga ini bukan harga yang lazim sebelum harga tiket naik. Walau dia menjamin mengenai akomodasi selama di Belitung, tapi saya akhirnya postpone ke Belitung lebaran tahun ini.

Tak berselang lama, Koh Jeffry mengirim satu link berita tentang harga tiket pesawat mahal jelang lebaran bikin pemudik pusing untuk pulang ke kampung halaman. Harga tiket ke Medan dari Bandung misalnya, tembus Rp 21 juta!

“Sedaappp!” ujarnya seolah menambah kekesalan dia karena harga tiket domestik menggunakan batas atas sehingga membuat bisnis dia juga sedang tidak bagus. Saya membaca berita tersebut lalu seperti biasa saya coba telusuri dengan beberapa berita lain dan mencari sisi berita lain dengan orang-orang yang menurut saya kompeten, misalnya dengan Garuda Indonesia Cabang Palembang dan Lion Air yang kebetulan saya kenal dan pernah bertemu.

Saya coba cek kembali lewat aplikasi Traveloka, mencari dengan rute dan tanggal yang dimaksud namun sayangnya harga sepertinya sudah kembali normal. Dugaan saya biasanya aplikasi sedang error atau tiket memang habis sehingga diberikan alternatif rute transit. Hal ini wajar sekali terjadi mengingat dari 200 juta penduduk Indonesia, banyak orang mudik kembali ke kampung halaman.

Tiket pesawat Bandung – Medan kelas ekonomi sudah habis dan kelas bisnis yang transit ke Jakarta juga sudah habis. ?Opsi tiket yang tersedia dan ditawarkan oleh maskapai adalah kelas bisnis untuk rute Bandung ke Medan, melalui transit ke Denpasar, lalu dari Denpasar menuju Jakarta, hingga kemudian dari Jakarta menuju Medan. Ada dua kali transit yang memang tidak efisien waktu dan harga, apalagi kelas bisnis. Kecuali saya seorang crazy rich pasti saya akan langsung beli.

Saya berpikir kalau ini bisa terjadi karena tiket memang sudah habis sehingga maskapai secara sistem atau algoritma akan mencari rute alternatif. Orang-orang pemburu tiket sudah lebih dulu berburu tiket jauh hari sebelum mendekati H-7 untuk bisa mudik. Ketika tiket sudah habis dan harga tiket melambung tinggi, kenapa seolah menyalahkan online travel agent dan maskapai? Kenapa pemerintahan dalam hal ini Kementerian Perhubungan tidak menyiapkan antisipasi sebelum lonjakan trafik arus mudik di sektor transportasi?

Bahkan teman saya, Aqied mencuit bahwa dramatisasi tiket pesawat mahal semakin menjadi tidak lucu. Hasil upload foto harga tiket yang tembus belasan juta untuk rute domestik kalau dilihat kembali ada pola yang aneh yaitu tempat transit. Ini artinya sama saja kehabisan tiket. Pertanyaan kembali, kenapa pemudik tidak mempersiapkan jauh hari kalau sudah tahu tiket akan habis dan naik?

Sudah, Koh. Cek tiket dari bulan Januari, tapi harga masih tinggi. Seperti kutipan berita ini.

Tiket pesawat yang melambung tinggi berimbas pada masyarakat pengguna yang membatalkan niatnya pulang ke kampung halaman untuk mudik Lebaran. 

Isi pesan chat saya dengan pihak Garuda cabang Palembang

Dari Garuda Indonesia cabang Palembang memberitahu saya kalau harga tiket Bandung – Medan Rp 21 juta bukanlah penerbangan langsung tapi melibatkan banyak kota sebagai transit yaitu Bandung – Denpasar –  Jakarta – Kualanamu dan memutar jauh sehingga harganya menjadi mahal. Bukan penerbangan langsung. Garuda Indonesia sendiri tidak punya rute Bandung – Medan. Apalagi jika tidak sengaja memilih kelas bisnis yang pasti lebih mahal dari kelas ekonomi. Saya kalau ingin terbang menggunakan Garuda, pesan lewat aplikasi Traveloka selalu berharap bisa dapat harga sesuai dompet walau kelas ekonomi :mrgreen:

Saya bilang ini adalah momen. Ketika arus mudik naik, maka permintaan akan meningkat sedangkan bisa saja armada tidak cukup. Harga yang tertera di platform Traveloka merupakan harga yang mereka dapatkan langsung dari pihak maskapai. Maskapai sendiri sesuai dengan hukum permintaan. Sama seperti saat Asian Games 2018 lalu, semua hotel di Kota Palembang boleh dipastikan penuh oleh tamu dan atlet. Tempo lalu saya pernah mengecek harga kamar hotel bintang 2 yang notabene biasanya harga mulai dari Rp 300 ribu naik 10 kali lipat karena semua kamar penuh dipesan jauh-jauh hari.

Tweet saat momen Asian Games 2018 lalu

Kehabisan tiket, lalu lewat online travel agent dikasih rute keliling Indonesia dan netizen negara ber-flower mulai dramatisir. Saya pernah membuat tulisan mengenai tips nyaman naik pesawat. Klik di sini.

Maka bijak kalau kita sebagai konsumen untuk bisa lebih cermat apabila ingin bertransaksi di online travel agent. Mulai dari perlu melihat detail rute dan transit yang ditawarkan oleh sistem. Cek kembali tiket yang dibeli apa bisa refund. Sebab saya punya pengalaman waktu memesan salah satu kamar hotel di Karangasem, Bali lewat Traveloka. Akibat ceroboh saya tidak memeriksa kembali detail kamar dan lokasi. Ternyata kamar yang saya pesan memang tidak ada AC. Saya sempat emosi mengenai fasilitas dari kamar hotel tersebut, namun tidak lama saya akhirnya meminta maaf kepada petugas hotel karena ternyata saya tidak memeriksa bahwa memang kamar tidak memiliki AC.

Hal ini juga pernah terjadi oleh salah satu teman saya yang ketinggalan pesawat berangkat dari Palembang ke Amerika hanya karena dia keliru melihat jam berangkat, membedakan AM dan PM yang berangkat di waktu tengah malam dan tiket hangus tidak bisa di refund.

Sekarang, saya kalau mau mencari tiket lewat online travel agent seperti Traveloka harus mempersiapkan jauh hari. Mulai dari lebih teliti memasukkan kriteria pencarian, tanggal, rute, dan waktu. Kemudian, memanfaatkan salah satu fitur Traveloka yaitu Price Alert. Fitur ini bisa memudahkan saya apabila harga tiket pesawat atau hotel tersebut berubah harga.

Semua punya andil dan peran, bukan sekedar cuci tangan. Mulai dari maskapai yang memberikan pelayanan rasa aman dan nyaman. Rute-rute domestik yang lebih diperluas. Mengurangi waktu delay dengan alasan operasional. Sedangkan dari pelaku online travel agent juga bisa meningkatkan user experience baik dalam aplikasi atau website agar menu-menu yang ditampilkan lebih responsif. Serta algoritma pencarian diperbaiki dengan lebih baik tidak memberikan alternatif dengan harga lebih mahal. Bukannya lebih enak memberikan info bahwa penerbangan hari tersebut tidak tersedia?

Apalagi mengingat literasi membaca orang Indonesia masih rendah. Sedangkan pemerintah bisa memberikan win-win solution dalam harga batas atas-bawah. Hal ini sempat saya diskusi dengan PR Lion Air sewaktu di Palembang bahwa mereka hanya mengikuti aturan pemerintah. Selain itu menghimbau kepada seluruh calon pengguna jasa layanan penerbangan (pelanggan) dalam mempersiapkan rencana perjalanan lebih awal, bijaksana, teliti lebih cermat dalam memahami informasi ketika melakukan pembelian tiket pesawat.

Saya masih memiliki harapan, mengunjungi satu persatu “kamar” melihat indahnya Indonesia seperti Sumba dan Tanjung Puting. Namun melihat regulasi harga tiket pesawat saat ini memang membuat saya mengerem sejenak. Sebut saja, jika saya ingin ke Bali dari Palembang, saya akan membeli tiket jurusan Palembang – Kuala Lumpur – Bali yang harganya lebih murah. Teman-teman saya yang berbisnis di bidang Pariwisata juga ikut merasakan.

Kalau menyadur dari Tempo, mengatakan bahwa penumpang pesawat rute domestik di H-6 lebaran 2019 melorot boleh jadi bukan karena pembagian dengan angkutan moda lain seperti darat dan laut. Namun, para pemudik atau kami mencoba mencari alternatif lain yang memungkinkan tiba ke kampung halaman, bertemu keluarga, memeluk orangtua sambil menikmati ketupat opor agar tidak terlambat karena tiket mahal dan habis.

Apa lebih baik kita berlibur saja ke luar negeri daripada menceritakan indahnya Indonesia?

Deddy Huang
Deddy Huanghttps://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

24 KOMENTAR

  1. Iya koh drama banget, temen yg di luar pulau banyak mengeluh karna tiketnya melambung tinggi. Ibaratnya lebih baik ke luar negeri daripada jalan2 di domestik. Harga tiketnya hampir mirip.

    Jadi lebaran kemarin, mudik ke pulau jawa seperti Indramayu dan Purwokerto naik motor aja. Karna kendaraan umum tiketnya sudah pada habis.

  2. kenapa menjelang lebaran banyak penerbangan yang dihapuskan? karena jumlah penumpang pesawat memang makin menurun hari per hari. beberapa maskapai akhirnya memang menghapus beberapa rute karena rugi, penumpang cuma sedikit.

    orang-orang sudah berpikir, daripada keluar uang banyak mending kalau tidak benar-benar butuh yang ditunda saja dulu perginya.

    akibatnya, menjelang lebaran ya penumpang akhirnya dipaksa mutar-mutar dulu ke beberapa destinasi lain karena tiket langsung sudah habis.

  3. Tiket mahal ini memang selalu menjadi drama ya, koh. Aku memang kampung orang tua masih dalam satu provinsi tapi mau main ke kota kelahiran nyesek lihat harga tiketnya padahal jarak tidak terlalu jauh. Tiket domestik lebih mahal dari Medan ke beberapa kota daripada ke negara tetangga,hihihi

  4. Seperti lebaran idul fitri sebelum-sebelumnya, saya dan keluarga tidak mudik, lebih memilih mudik saat Idul Adha, lebih leluasa dan harga tiket cenderung lebih murah. Deddy lagi mau ke Sumba kah? Saya baru saja balik dari sana dan menulis tentang Sumba

  5. untungnya yaaa kampung halaman suami di solo. msh bisa ditempuh naik mobil :D. walopun thn ini aku ga mudik jg, krn si kecil sakit. Kalo utk mudik ke kampungku sndiri di medan, rasa2nya memang ga prnh tertarik pas lebaran, krn udh ngerti pasti mahal. untungnya aku salah satu penganut yg ga terlalu mentingin mudik pas hr raya koh. biasanya aku balik ke medan justru pada saat low season. biar murah dan lbh puas juga. pas lebaran mah, kuliner di sana banyak yg tutup hahahahha..

    kalo utk domestik, ga maksain lg deh naik pesawat. toh jalan darat jg oke ;). aku seneng skr jkt palembang bisa cepeeeet. ga ush naik pesawat, mobil aja. puas2in kuliner pempek , laksan, burgo dkk nya thn depan ah hahahahah

  6. untungnya yaaa kampung halaman suami di solo. msh bisa ditempuh naik mobil :D. walopun thn ini aku ga mudik jg, krn si kecil sakit. Kalo utk mudik ke kampungku sndiri di medan, rasa2nya memang ga prnh tertarik pas lebaran, krn udh ngerti pasti mahal. untungnya aku salah satu penganut yg ga terlalu mentingin mudik pas hr raya koh. biasanya aku balik ke medan justru pada saat low season. biar murah dan lbh puas juga. pas lebaran mah, kuliner di sana banyak yg tutup hahahahha..

    kalo utk domestik, ga maksain lg deh naik pesawat. toh jalan darat jg oke ;). aku seneng skr jkt palembang bisa cepeeeet. ga ush naik pesawat, mobil aja. puas2in kuliner pempek , laksan, burgo dkk nya thn depan ah hahahahah

    • kalau dilihat emang enak ke luar negeri pilihannya. tapi kadang gak apple to apple karena di luar negeri sendiri bisa aja ada domestik yang pilihannya juga sama mahal. karena kita nggak tahu siapa tahu pemerintahan membuat harga tiket murah karena dianggap destinasi laris manis gitu. itu sih yang aku sempat kepikiran, mbak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at deddy.huang@yahoo.com

Artikel Populer

Komentar Terbaru