Bosan dengan wisata Palembang yang sudah ada? Ayo berjalan kaki menyusuri Jalan Sekanak! Kamu akan melewati bangunan yang sudah ada sejak tahun 1930-an hingga bekas bioskop tua. Ada bangunan bekas gudang yaitu Gudang Boentjit Palembang. Di antara pemukiman warga Palembang asli dengan ciri rumah panggung bertingkat, gudang persis di pinggir Sungai Musi.

Kawasan Instagramable di Palembang
Gudang Boentjit milik dari salah satu pedagang kaya di Palembang tempo dulu yaitu Ong Boen Tjit. Sebagai informasi, kalau kita berdiri di pinggir Sungai Musi ada tulisan “Tepian Sungai Musi” maka tengoklah ke arah seberangnya. Persis di seberang gudang adalah Rumah Baba Boentjit, dulu digunakan untuk kepentingan pariwisata sebagai Pasar Baba Boentjit.
Rumah Ong Boen Tjit termasuk rumah Cina – Palembang. Di dalamnya ada altar sembahyang leluhur dan memiliki atmosfer rumah peranakan yang nyaman sekali. Namun tak mudah memang untuk memelihara rumah lama di zaman seperti ini.
Berkaitan dengan kawasan Sekanak yang dulunya menjadi kawasan perdagangan, tentunya Gudang Boen Tjit termasuk salah satu sisa bangunan tua. Saya belum tahu dulunya gudang ini dijadikan untuk menyimpan apa atau bentuk perdagangan seperti apa.


Palembang tempo dulu memang memiliki riwayat sejarah para saudagar yang kaya dan terkenal. Bangunan rumah panggung kebanyakan berada di tepian sungai untuk memudahkan akses mereka berniaga dan kapal-kapal merapat. Ciri khas dari rumah tempo dulu adalah rumah limas dengan kayu unglen yang kokoh. Serta jendela yang banyak agar sirkulasi udara lebih gampang masuk dan keluar.
Gudang ini terlantar selama puluhan tahun, setelah dilakukan perubahan mulai dari penambahan gambar pada dinding. Serta bagian dalam gudang juga dibuat beberapa spot foto dengan cara di cat mural yang disponsori oleh salah satu brand cat ternama. Kini Gudang Boentjit lebih dikenal dengan kampung mural Palembang yang asyik untuk berfoto sekaligus bersantai. Kadang bisa juga berjumpa dengan fotografer Palembang yang menjadikan lokasi foto pre wedding di Palembang.







Area Luas Gudang Boentjit
Waktu yang tepat ke sini adalah pada waktu sore. Saya sendiri memang bertujuan mengisi waktu kosong. Menikmati layaknya turis di kota sendiri dengan berfoto-foto. Selain saya, ada juga beberapa anak kecil warga setempat serta pasangan muda-mudi.
Aktivitas anak-anak kampung yang tinggal di dekat Gudang Boentjit tentu tidak perlu diragukan pintarnya mereka berenang di Sungai Musi. Layaknya sudah menjadi makanan sehari-hari, ini juga yang membuat perbedaan ketika dulunya Palembang mendapat julukan Venice of The East karena banyaknya anak-anak sungai. Tetapi sekarang zaman berubah aliran sungai pun ditimbun dengan tanah untuk dijadikan bangunan rumah.
Menurut saya, tempat ini termasuk lokasi instagramable di Palembang bagi kamu yang mencari lokasi foto. Bisa untuk foto pre wedding atau bikin konten lainnya. Sehingga kalau ke sini baiknya tidak seorang diri karena nanti akan sulit kalau ingin berfoto. Demi keamanan juga agar tetap berwaspada ketika datang ke tempat ini.
Keindahan Gudang Boentjit ini makin elok dengan pemandangan Jembatan Musi VI yang kerap dilewati perahu maupun kapal besar bermuatan. Melestarikan area gudang ini menjadi bentuk kepedulian kita terhadap salah satu gudang peninggalan masa penjajahan Belanda di Palembang.



Terakhir, kalau mata kamu jeli, kita sebenarnya masih bisa menikmati sisa bangunan runtuh ini. Terlihat dari bentuk batu bata yang digunakan masih kondisi tampak asli. Hanya saja rangka bangunan memang sudah tidak terlihat wujud aslinya lagi. Oleh karena tempatnya yang strategis dan instagramable mudah dijangkau, kalau kamu ingin berkunjung kesana dapat langsung menggunakan peta melalui Google Map atau menggunakan transportasi online.
Enjoy Palembang! Kalau butuh referensi tempat wisata instagramable di Palembang, kamu boleh baca : “10 Lokasi Hits Instagramable Palembang” ini ya.
***
Follow @deddyhuang for latest update.
Disclosure: This is just my personal experience. Thanks as always for your support!
Oh, jadi boentjit nya dari nama orang >.<
Kapan-kapan kalau ke Palembang lagi, saya pasti kunjungi tempat ini Mas. Muralnya keren juga ya…
Pernah ke Palembang saat pernikahan keponakan saya disana. Tapi ga sempat jalan-jalan, hanya sempat makan di warung terapung sambil menatap jembatan Ampera.
Salam dari saya di Sukabumi,
oh iya di sana sering dikunjungi buat menikmati suasana makan sambil melihat Jembatan Ampera. Semoga nanti balik ke sini lagi ya mas 🙂
Ah iya Mas semoga kapan-kapan bisa kembali berkunjung ke Palembang.
Salam,