BerandaSustainable Living bersama Royal Golden Eagle : Mengilhami Kehidupan Berkelanjutan Melalui Inovasi

Sustainable Living bersama Royal Golden Eagle : Mengilhami Kehidupan Berkelanjutan Melalui Inovasi

Author

Date

Category

kain nusantara
Acara adat tahunan di Tidore. Orang lokal mengenakan kain tradisional Nusantara.

Saya berdiri di tepi lapangan Sonine Gurua (Gurabunga) sembari melayangkan pandangan ke arah sekelompok pria mengenakan kemeja putih bergaya baju koko. Sebagian mengenakan kemeja batik lengan panjang. Sementara sekelompok perempuan berkebaya dengan kain batik. Yang lainnya mengenakan kain-kain dari berbagai daerah di Indonesia seperti songket, tenun dan ulos. Mereka menghadiri acara yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata Indonesia.

Terbersit pertanyaan dalam pikiran mengapa pada perhelatan itu justru tak nampak penduduk lokal mengenakan kain asli Tidore?

Pencarian Jejak Wastra Tidore yang Hilang 100 Tahun

kain tidore
Tak nampak penduduk lokal mengenakan kain asli Tidore

Matahari menyembul di cakrawala. Seorang perempuan duduk sendirian di pagi hari di balkon rumah tempat saya menginap. Pandangan matanya menatap ke arah laut di Selat Halmahera. Perempuan itu bernama Anita Gathmir. Seorang diaspora yang kembali menetap di Jakarta. Ci Ita mengajak saya dan rombongan untuk mengeksplorasi kekayaan tersembunyi serta potensi yang ada di Tidore. Di sini semua memanggilnya dengan sebutan Ci Ita. 

Hari itu kami berencana mengunjungi Kesultanan Tidore. Saya berusaha mengungkapkan pertanyaan yang mengusik pikiran saya kemarin kepada Ci Ita. Tentang mengapa tidak banyak, kalaupun tidak ingin disebut tidak ada, warga lokal yang mengenakan kain tenun asli Tidore.

kesultanan tidore
Kesultanan Tidore

Di Tidore, masyarakat masih kuat memegang tradisi budaya yang melibatkan penggunaan pakaian adat. Orang-orang Tidore saat ini menggunakan apa yang mereka sebut sebagai “kain adat”. Tapi pada kenyataannya kain yang mereka kenakan adalah kain yang berasal dari luar Tidore. Kain-kain dengan beragam corak dari berbagai daerah di luar Tidore. Terutama kain-kain yang umum dikenakan di masyarakat Jawa. Jadi terasa melenceng dari apa yang menjadi nilai tradisi budaya lokal yaitu Tidore. 

Bagi Ci Ita sebagai diaspora yang lama bermukim di luar Tidore ya, identitas pribadi, identitas lokal, adalah hal yang sangat penting. Kondisi tenun Tidore inilah menarik perhatian Ci Ita yang menyulut kegelisahan dalam hatinya. Hingga mendorong Ci Ita berusaha menghidupkan lagi tradisi kain Tenun Tidore yang mulai terbenam kalaupun tidak ingin disebut punah. Sebelum jejak warisan budaya lokal tersebut makin menghilang selamanya.

Mengembalikan Identitas Lokal Tidore

kain tenun tidore
Bams mengenakan kain tenun Tidore

Ratusan tahun lalu, Tidore telah memiliki kain tenun yang diproduksi dengan alat tenun sederhana yang dikerjakan oleh penduduk Tidore. Tenun Tidore belum diproduksi massal karena keterbatasan bahan baku dan perajin yang mampu menenunnya.

Menenun sangat erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia untuk menutupi dan melindungi tubuh. Namun dalam perkembangannya, bukan sekedar sebagai penutup tubuh, kain (wastra) di masyarakat telah berkembang menjadi simbol status sosial, ekonomi, agama dan juga estetika yang beragam.

kain tidore
Warga lokal masih melakukan kegiatan adat menggunakan kain.

Pada selembar kain tenun terdapat makna dan nilai historis. Mulai dari teknik yang beragam dalam hal pewarnaan, pembuatan motif, serta jenis bahan benang yang digunakan.

Kerinduan akan tenun Tidore membawa Ci Ita membangun Rumah Tenun Puta Dino Kayangan untuk melacak keberadaan agar wastra Tidore bisa terselamatkan.

kain tidore
Awal mula menemukan motif tenun lewat foto. Sumber : Puta Dino Kayangan
kain tidore
Menggali informasi dari para tetua. Sumber : Puta Dino Kayangan

Ci Ita mengawali usahanya saat menemukan selembar foto hitam putih orang Tidore saat masih mengenakan tenunan mereka di Museum Leiden, Belanda. Berbekal selembar kain tenun pemberian dari seorang warga Tidore yang digunakan sebagai alas setrika dan dulu dibuat oleh orangtuanya. Aniya mulai menggali cerita dari para sesepuh Tidore yang berusia di atas 80 tahun. Dari sesepuh sesepuh inilah terungkap tradisi menenun pernah ada di Tidore.

Ci Ita sedang menunjukkan foto motif tenun Tidore. Sumber : AnnieNugraha.com

Dalam upaya untuk menjaga sejarah dan mengembalikan identitas lokal Tidore, Ci Ita juga mengajak partisipasi dari komunitas lokal untuk mewujudkan gaya hidup berkelanjutan (sustainable living). Ini mencakup dukungan terhadap ekonomi lokal serta partisipasi dalam proyek-proyek komunitas yang mendukung lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Tenun Tidore untuk Generasi Masa Depan

Revitalisasi sebagai proses menghidupkan kembali tenun Tidore bagaikan menggali harta karun.

Di Tidore sudah tidak lagi ditemukan kehidupan menenun. Tak ada orang dewasa yang melakukan kegiatan menenun, sebagaimana dapat dijumpai di wilayah Indonesia lainnya. Di mana kegiatan menenun masih berkelanjutan, seperti di wilayah Flores, Sumba di NTT, di Bali, dan daerah lainnya.

puta dino kayangan
Proses tenun dimulai dari rumah tenun Puta Dino Kayangan. Sumber : Puta Dino Kayangan

Proses kegiatan menenun yang telah luntur perlahan selama 100 tahun menjadi hal yang asing bagi generasi muda Tidore saat ini.

Hanya sejumlah kecil pemuda yang tertarik dengan kegiatan menenun. Padahal, menjadi penenun muda di Tidore bukan hanya tentang menciptakan selembar kain tenun yang bernilai tinggi. Menjadi penenun kain Tidore seharusnya bisa juga menjadi kehormatan serta kebanggaan Tidore.

Revitalisasi, Inovasi, dan Inspirasi dari Rumah Tenun Puta Dino Kayangan

Puta Dino Kayangan terdengar indah. Begitu pula dengan makna yang terkandung di dalamnya. Puta punya arti kain. Sementara Dino berasal dari kata dasar din yang bermakna menjahit atau menganyam. Kayangan berarti surga, tempat tertinggi. Jadi Puto Dino Kayangan memiliki arti kain yang ditenun dari surga.

Upaya revitalisasi kain tradisional tenun Tidore merupakan sebuah kisah perjuangan, pembaruan dan semangat generasi muda dalam menghidupkan kembali warisan bersejarah Tidore yang telah terlupakan.

Anak-anak muda Tidore digerakkan untuk belajar menenun. Sumber : Puta Dino Kayangan

Sebanyak 12 ragam motif kain Tenun Tidore telah dihasilkan oleh Rumah Tenun Puta Dino Kayangan. Kedua belas motif yang sebelumnya pernah tenggelam dan kini telah dihidupkan kembali serta diberdayakan menjadi produk tenunan yang membanggakan.

Inovasi dalam produk turunan dari Tenun Tidore telah berkontribusi dalam meningkatkan popularitasnya dan secara langsung memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat.

Produk turunan menggunakan kain tenun Tidore. Sumber : Puta Dino Kayangan

Selain produk utama, Rumah Tenun Puta Dino Kayangan juga menghadirkan berbagai aksesoris turunan. Mulai dari masker, pouch, stationery pouch, dompet, tas, hingga dekorasi rumah. Produk-produk ini tidak hanya cantik saat dipakai, tetapi juga cocok untuk dibawa maupun ditempatkan sebagai hiasan di dalam rumah.

Proses dan Kearifan dalam Tenun Tidore yang Bersejarah

Tidore pada masa lampau adalah salah satu pelabuhan laut dalam lalu lintas perdagangan internasional. Di mana barang-barang komoditas dari luar Tidore, salah satunya kain dan benang untuk ditukar dengan komoditas utama Tidore, yaitu pala, cengkeh, dan kayu manis.

Proses pembuatan tenun Tidore punya beberapa tahapan. Dimulai dari pemintalan benang, pengikatan pola dan pewarnaan benang, proses pengeringan, penyusunan yang hati-hati dan rapi, lalu memulai proses menenun menggunakan alat tradisional.

Ci Ita sosialisasi kain tenun ke beberapa tempat. Sumber : Puta Dino Kayangan

Pembuatan kain memerlukan waktu yang cukup panjang. Penenun harus terampil dalam mengatur ketegangan benang agar tetap kencang. Kesabaran dan ketelatenan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan karya yang sempurna.

Pada masa lampau, para tetua Tidore kerap menggunakan pelepah pohon sebagai bahan dasar untuk melukis motif. Kini semua disesuaikan seiring perkembangan zaman. Tentu tanpa meninggalkan ciri khas kearifan lokal yang menjadi nyawa kainnya. Dalam pembuatannya tenun Tidore telah beralih ke pewarnaan alami yang memberikan sentuhan keindahan yang istimewa.

Keajaiban Pewarna Alami: Kesehatan, Keindahan, dan Kearifan dalam Tenun Tidore

Riset terbaru membuktikan kalau bahan pakaian alami seperti katun dan linen punya frekuensi yang berguna bagi kesehatan manusia. Seperti halnya tenun Tidore dibuat dari tumbuh-tumbuhan dengan memakai pewarna alami. Sehingga akan membuat pemakainya akan merasakan manfaat kenyamanan di tubuh dan kulit.

Peningkatan permintaan konsumen terhadap produk tenun tradisional yang menggunakan bahan alami tak lepas dari kesadaran pentingnya kembali ke alam serta upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Mulai menggunakan benang pewarna alami. Sumber : Puta Dino Kayangan

Para penenun kain Tidore ini menggunakan bahan-bahan alami yang dapat ditemukan di Tidore sebagai pewarna alami, seperti daun pala, buah pirang, kulit kayu mahoni, kulit kayu manis, dan yang lainnya. Penenun di Tidore mendapatkan bahan pewarna alami dari sekitar rumah, kebun, atau bahkan dari pasar. Oleh sebab itu, salah satu pendekatan kepada perajin adalah memanfaatkan bahan alami seperti serat nanas dan batang pisang, mengingat mayoritas penduduk Tidore adalah petani.

Pewarna alami sejatinya adalah hasil ekstraksi dari berbagai bagian tumbuhan seperti daun, batang, bunga, dan biji. Hasilnya ada warna warni kain tenun yang memesona.

Mereka juga produksi kain dengan benang sintesis dan pengolahan limbah baik. Sumber : Puta Dino Kayangan
aksesori-tenun-tidore
Sisa penggunaan kain digunakan untuk karya lain. Sumber : Puta Dino Kayangan

Kekurangan pewarna alami terletak pada standarisasi keseragaman hasil warna pada kain yang dihasilkan. Meski menggunakan bahan pewarna atau tumbuhan yang sama hasil warna pada kain bisa berbeda nuansa nada warnanya. Tetapi di sisi lain perbedaan nuansa nada warna ini juga menjadi kekuatan yang membuat tiap helai kain tenun Tidore menjadi personal. Tidak ada satu kain pun yang sama persis dan seragam seperti produk industri massal.

Keuntungan utama dari pewarna alami adalah bahwa sisa limbahnya dapat diolah atau dibuang langsung ke tanaman tanpa harus melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Produk Puta Dino Kayangan pada acara New York Indonesia Fashion Week 2021

Dari segi ekonomi, penggunaan pewarna alami juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penggunaan bahan pewarna alami memberikan keunikan estetik pada kain tenun. Selain proses pembuatannya dengan tangan yang membuat harganya lebih mahal daripada kain tenun sintetik. Bahkan dapat menjangkau pasar internasional.

Dampak Lingkungan, Sosial, dan Kemanusiaan dalam Industri Pakaian

Saat ini fesyen merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ada ratusan merek pakaian yang secara berkala meluncurkan mode dan gaya baru setiap musimnya, bahkan setiap bulan. Hal ini menjadi pemicu fenomena perubahan gaya dalam masyarakat, yang dikenal sebagai fast fashion.

Fast fashion merujuk pada arus mode yang mengarah pada pakaian yang murah dan rendah kualitas, serta mengikuti tren terbaru. Fenomena ini menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan juga para produsen pakaian. Dampak buruknya meliputi pencemaran lingkungan, limbah, dan penggunaan bahan yang sulit terurai.

Menggenakan pakaian dari kain tenun ikut mendukung sustainable fashion. Sumber : Fola Foto Tidore

Ya kita semua memiliki peran dalam merusak lingkungan atau melindungi alam.

Bagaimana industri fast fashion merugikan para pekerja?

Kita dapat melihat ini mulai dari ketidakadilan dalam hal upah, di mana pekerja sering dibayar di bawah standar upah minimum. Kondisi kerja yang tidak aman juga sering terjadi, dan para pekerja sering kali tidak memiliki hak-hak yang mendasar, membuat mereka sangat rentan dan tanpa perlindungan, termasuk jaminan kesehatan.

Sumber : YouGov

Berdasarkan data dari YouGov, sekitar 66% masyarakat membuang setidaknya satu pakaian per tahun, dan 25% membuang lebih dari 10 pakaian per tahun. Ini menggambarkan betapa banyak pakaian yang sebenarnya masih layak pakai, tetapi malah diabaikan dan dibuang.

Produksi pakaian dan kain memiliki keterkaitan yang erat dengan isu lingkungan. Terutama, industri fesyen cepat dengan perubahan tren yang mendorong peningkatan produksi kain setiap tahunnya. Dalam proses ini, terjadi pembuangan bahan limbah tekstil yang dapat melepaskan zat beracun dan merusak lingkungan.

Sayangnya, dalam masyarakat kita, nilai fungsionalitas terkadang terabaikan, dan cenderung diabaikan demi mengikuti gaya hidup dan tren mode yang sedang berlangsung.

Menginspirasi Bisnis Keberlanjutan Lewat Royal Golden Eagle

Melihat apa yang telah dicapai oleh Rumah Tenun Puta Dino Kayangan dalam menghidupkan kembali warisan kain Tidore yang telah hilang selama 100 tahun, mulai dari melestarikan sejarah, menggerakkan komunitas, hingga menjalankan bisnis berkelanjutan, ini mengingatkan saya pada Royal Golden Eagle (RGE) Group.

RGE atau Royal Golden Eagle adalah perusahaan internasional yang beroperasi di berbagai sektor bisnis, termasuk pembuatan serat viscose, produksi kertas, dan pertanian kelapa sawit sebagai bahan baku utama untuk minyak goreng.

Didirikan oleh Bapak Sukanto Tanoto, RGE menerapkan filosofi bisnis yang berlandaskan pada prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, dalam setiap lini usaha bisnis, mereka mengintegrasikan inovasi dengan pelestarian lingkungan.

Visi RGE adalah “Menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya alam berkelanjutan terbesar dan terbaik, yang selalu menciptakan manfaat untuk masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan perusahaan.”

Unit bisnis Royal Golden Eagle. Sumber : RGE

Inilah mengapa sustainable fashion muncul sebagai salah satu konsep untuk menciptakan pola hidup yang berkelanjutan. Pendekatan ini menekankan pada pengurangan limbah, konservasi sumber daya, dan memastikan perlakuan yang adil bagi pekerja di seluruh rantai pasokan.

Mengintegrasikan Sustainable Living dan Bisnis Berkelanjutan ala RGE Group

Gaya hidup berkelanjutan, atau sustainable living, mengartikan menjalani kehidupan dengan harmonis tanpa merusak bumi.

Kita bisa memulai menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dengan menggunakan sumber daya yang kita miliki, termasuk mengurangi pemakaian air dan listrik, mengurangi sampah, serta menjaga alam, termasuk pilihan pakaian kita sehari-hari.

Dalam setiap bidang usaha yang dijalankan, RGE menerapkan sebuah kebijakan atau filosofi bisnis yang dikenal sebagai 5C, yaitu “Do what is good for the Community, good for the Country, good for the Climate, good for the Customer, then it will do good for the Company”.

Community

Tidak hanya mengacu pada komunitas pekerja dalam perusahaan, tetapi juga pada komunitas yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Ini mencakup pembinaan komunitas petani dan kelompok perempuan di wilayah perkebunan, serta pembangunan infrastruktur dan fasilitas kesehatan untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Country

Prinsip ini berarti melakukan tindakan yang bermanfaat bagi negara secara keseluruhan adalah bagian dari filosofi bisnis.

Climate 

RGE berusaha menjalankan bisnisnya dengan memperhatikan dampaknya terhadap iklim dan lingkungan. Mereka memiliki kebijakan khusus yang disebut kebijakan keberlanjutan (sustainability framework) yang mencakup tindakan seperti penanaman yang terencana tanpa penebangan liar, pengelolaan limbah pabrik, restorasi hutan, dan pemulihan ekosistem untuk melestarikan lingkungan dan iklim.

Customer 

Prinsip ini mengharuskan memberikan produk dan layanan terbaik kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Company

Filosofi ini menekankan bahwa setiap anggota RGE harus berfokus pada tindakan yang baik bagi komunitas, negara, iklim, dan pelanggan sebelum berpikir tentang keuntungan perusahaan.

Prinsip-prinsip bisnis dan filosofi 5C ini berasal dari Bapak Sukanto Tanoto, pendiri dan chairman RGE (Royal Golden Eagle). Oleh karena itu, setiap unit bisnis di bawah naungan RGE selalu menekankan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan setiap individu di organisasi tersebut memiliki kesadaran dan dampak yang mendalam dari tindakan dan keputusan yang mereka ambil.

Pendekatan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Lahan oleh Grup RGE

Grup RGE mengelola lahan seluas 1 juta hektar, dengan alokasi 480.000 hektar untuk perkebunan, dan sisanya sebanyak 51% digunakan untuk tujuan konservasi, pengembangan masyarakat, dan infrastruktur.

Salah satu aspek yang dapat dicontohkan adalah divisi pulp dan kertas yang tergabung dalam Grup APRIL di Indonesia. Mereka memanfaatkan perkebunan akasia secara ilmiah untuk memasok bahan baku. Setiap tahun, unit bisnis RGE ini berhasil menghasilkan 2,8 juta ton pulp dan 1,15 juta ton kertas.

Tanaman akasia memiliki manfaat dalam memperbaiki struktur tanah, mencegah banjir, serta erosi tanah. Karena karakteristik ini, akasia cocok untuk ditanam di daerah perbukitan dan pegunungan. Meskipun demikian, akasia juga cocok tumbuh di dataran rendah.

Dengan keunggulan tersebut, APRIL terus menggunakan akasia sebagai sumber bahan baku pulp dan kertas. Namun, mereka memilih untuk tidak memperluas perkebunan demi perlindungan lingkungan. Mereka menjaga kawasan hutan di dalam wilayah konsesi mereka untuk tetap terlindungi. Sebagai solusi, mereka memaksimalkan penggunaan lahan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan serat.

Anak perusahaan RGE mengambil berbagai pendekatan, salah satunya dengan memanfaatkan tim penelitian mereka. Tim ini melakukan pendekatan ilmiah untuk memaksimalkan hasil perkebunan akasia.

Menariknya, selama ini APRIL hanya menggunakan sekitar 50% dari lahan konsesi seluas satu juta hektar mereka sebagai area produksi, padahal pemerintah memperbolehkan hingga 70%.

Namun, unit bisnis RGE ini memilih untuk menggunakan 27% sisanya untuk tujuan konservasi dan 23% untuk kepentingan umum, melebihi aturan yang berlaku. Pemerintah hanya mewajibkan 10% lahan untuk konservasi dan 20% untuk kepentingan umum.

Dengan pendekatan ilmiah yang diterapkan oleh tim penelitian mereka, APRIL tidak perlu memperluas perkebunan. Mereka telah berhasil memenuhi sekitar 79% kebutuhan serat mereka dari perkebunan mereka sendiri. Sisa kebutuhan diperoleh dari mitra pemasok jangka pendek di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia.

Langkah-langkah ini diambil oleh APRIL untuk mematuhi arahan kerja Grup RGE yang membimbing mereka. Pendiri RGE, Sukanto Tanoto, telah menginstruksikan agar RGE memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat dan negara, tetapi juga untuk alam. Inilah yang mendorong APRIL untuk terus mengoptimalkan pendekatan ilmiah melalui tim peneliti untuk meningkatkan produktivitas perkebunan.

Komitmen RGE untuk Lingkungan dan Masyarakat

Salah satu komitmen yang dipegang adalah menciptakan kemajuan inklusif dan solusi berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan bisnis, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat di seluruh dunia.

Dengan menerapkan pendekatan yang komprehensif, RGE berusaha mengatasi tantangan keberlanjutan yang unik dalam setiap sektor sambil mempromosikan visi manajemen lingkungan yang terpadu.

Ada dua fokus yang ditekankan untuk mendorong kehidupan berkelanjutan, yakni fokus pada sustainable fashion dan paper upcycling.

#1 Sustainable Fashion Mendorong Perubahan dalam Industri Pakaian

RGE memprioritaskan sumber bahan baku yang bertanggung jawab, termasuk bubur kayu. Upaya yang dilakukan RGE untuk mencapai sustainable fashion melibatkan penggunaan kain viscose, yang juga dikenal sebagai rayon.

Salah satunya, Asia Pacific Rayon (APR) yang merupakan bagian dari Royal Golden Eagle Group, memperlihatkan kesungguhan dalam mengembangkan industri fashion.

Viscose-rayon. Sumber : Instagram @asiapacificrayon
APR kolaborasi dengan brand lokal Torajamelo dalam penggunaan Rayon. Sumber : Instagram @asiapacificrayon

Selangkah lebih maju, APR telah menjadi pelopor dalam pengembangan serat viscose yang ramah lingkungan sebagai bahan baku kain dalam industri fashion. Langkah ini adalah dukungan APR terhadap solusi berkelanjutan dalam industri fashion Indonesia, yang dimulai dari hulu oleh APR.

Viscose-rayon merupakan bahan baku tekstil berkelanjutan yang dihasilkan dari pohon akasia dan eukaliptus yang ditanam oleh APR. Pulp kayu diolah menjadi senyawa selulosa yang akhirnya menjadi serat viscose yang mirip dengan kapas, yang siap untuk dijadikan benang.

Keunggulan Viscose-rayon
Rantai proses pengolahan

Kain rayon yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik, dengan verifikasi dari lembaga internasional PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification), dan penghargaan “Standard 100” dari OEKO-TEX.

Selain berbahan alami dan terurai dengan mudah, kain rayon juga memberikan kenyamanan saat digunakan, dengan tekstur lembut seperti sutra dan sifat yang memungkinkan kulit bernapas seperti kapas. Bahan ini sangat cocok untuk kaos oblong dan pakaian olahraga pada cuaca hangat, karena ringan dan lembut.

Pemanfaatan kain viscose oleh RGE mencerminkan komitmen mereka terhadap sustainable living dan peran bisnis sebagai pionir perubahan.

Dengan mengedepankan standar rantai pasokan yang ketat, RGE memastikan bahwa seluruh proses produksi sejalan dengan praktik berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat yang terlibat.

Mungkin RGE bisa berkolaborasi dengan Puta Dino Kayangan untuk menciptakan kain tenun berbahan viscose-rayon. Kain ini bisa digunakan dalam berbagai kerajinan, terutama dalam pembuatan pakaian.

#2 Paper Upcycling untuk Lingkungan dan Kesejahteraan

Konsep daur ulang kertas adalah inovasi yang sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. Alih-alih membuang kertas setelah digunakan, upcycling melibatkan transformasi menjadi produk baru yang bernilai lebih tinggi, mengurangi limbah dan melestarikan sumber daya.

Dalam operasinya di bidang pulp dan kertas, RGE telah menetapkan tujuan untuk mencapai nol deforestasi dan kebijakan penggunaan lahan yang bertanggung jawab. Dengan bekerja sama dengan komunitas lokal dan LSM lingkungan, RGE berupaya menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi.

Komitmen ini menghidupkan konsep keberlanjutan dan mengingatkan pada nilai yang terkandung dalam penggunaan kertas yang tidak hanya dibuang begitu saja.

Salah satu produk yang menggambarkan hal ini adalah Paper One yang mengadopsi skema berkelanjutan oleh Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL), bagian dari RGE Group.

Melalui promosi daur ulang kertas, RGE bertujuan untuk mendorong model ekonomi sirkular dalam industri, di mana sumber daya terus digunakan kembali dan diperbaharui, mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan dan berkontribusi pada pengurangan limbah.

Melangkah Menuju Kehidupan Berkelanjutan

Produksi pakaian dan kain memang terkait erat dengan dampak lingkungan. Terlebih setelah industri fesyen cepat dengan tren yang terus berganti mendorong peningkatan jumlah konsumsi kain yang diproduksi setiap tahunnya. Dalam proses tersebut, ada pembuangan bahan limbah tekstil yang beracun dan mampu merusak kondisi bumi.

Penerapan sustainable fashion yang telah dilakukan oleh APRIL

Belakangan sebagai reaksi terhadap trend fast fashion muncul gerakan eco fashion. Eco fashion, atau mode berwawasan lingkungan menjadi perhatian sebagian besar masyarakat khususnya para pelaku bisnis fesyen. Salah satu aspek eco fashion adalah sustainable fashion hadir sebagai salah satu bentuknya. Pendekatan sisi berkelanjutan ini menekankan pada pengurangan limbah, konservasi sumber daya, dan memastikan perlakuan yang adil bagi para pekerja di seluruh rantai pasokan.

Sustainable fashion lekat dengan semua unsur secara mendetail mulai dari konsumen yang peduli terhadap asal-usul pakaian mereka kenakan, dari mana serat kainnya berasal, bagaimana proses para pekerja memproduksi pakaian, bagaimana keadaan pabrik tempat produksi serta dampak terhadap lingkungan dari baju yang ia kenakan.

Komitmen perusahaan untuk keberlanjutan hidup.

Hal ini sejalan dengan etos kerja RGE yaitu berkomitmen pada pilar berkelanjutan terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Dalam praktik bisnis, RGE juga berkomitmen agar mendapatkan bahan dari pemasok yang etis dan ramah lingkungan. Juga memastikan produknya memiliki dampak ekologis yang minimal.

Kolaborasi dan Komitmen

Setiap pemilik bisnis perlu memahami bahwa untuk mencapai keberlanjutan diperlukan upaya kolaboratif yang melibatkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor. RGE secara aktif berkolaborasi dengan LSM, badan-badan pemerintah, dan pelaku industri lainnya untuk mengatasi tantangan lingkungan secara efektif. Melalui kolaborasi ini, RGE mendorong pertukaran pengetahuan dan menerapkan praktik-praktik terbaik yang melampaui kegiatan operasionalnya sendiri, sehingga berkontribusi pada agenda keberlanjutan global yang lebih luas.

Selain itu, RGE juga terlibat dalam program-program penjangkauan untuk meningkatkan kesadaran mengenai kehidupan yang berkelanjutan dan mempromosikan konsumsi yang bertanggung jawab. Melalui inisiatif pendidikan dan keterlibatan masyarakat, RGE bertujuan untuk menginspirasi individu dan perusahaan lain untuk menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Kemitraan grup dengan komunitas lokal dan lembaga pendidikan berkontribusi untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan di tingkat akar rumput.

Dengan menyelenggarakan lokakarya, seminar, dan acara-acara keberlanjutan, RGE berupaya memberdayakan masyarakat lokal dan mitra bisnis untuk mengadopsi pendekatan berkelanjutan dalam praktik-praktik mereka, sehingga menciptakan efek riak perubahan yang positif. Selain itu, RGE juga memanfaatkan platform digital dan media sosial untuk memperkuat pesan keberlanjutan, menjangkau audiens yang lebih luas dan menginspirasi tindakan dalam skala global.

Dukungan dari berbagai pihak tentunya ikut menyelaraskan prinsip bisnis berkelanjutan. Seperti visi Puta Dino Kayangan yang baik untuk melestarikan wastra sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi warga di sekitar Tidore. Selaras dengan visi RGE yang berkomitmen pada bisnis berkelanjutan.

Kesadaran perusahaan untuk merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kian meningkat. Ini adalah bukti komitmen pemimpin dan perusahaan dalam membangun model bisnis lebih berkelanjutan saat ini.

Bukannya ini terlihat indah?

Menginspirasi Masa Depan Melalui Gaya Hidup Berkelanjutan

Seperti halnya kain tenun Tidore sebagai karya tekstil yang sempat menghilang selama seabad. Tetapi kemudian muncul kerinduan akan apa yang telah hilang. Yang kemudian dalam usaha menghidupkan kembali kain tenun Tidore justru membawa pada gaya hidup berkelanjutan. Kesadaran holistik atas peranan manusia dan kaitannya dengan lingkungan memang memegang peranan yang sangat penting.

Demikian juga komitmen yang diperlihatkan oleh Royal Golden Eagle dalam mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, sustainable fashion, dan paper upcycling adalah bukti bahwa perusahaan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang kuat. Namun, perubahan ini akan memiliki dampak yang lebih signifikan apabila kita semua ikut serta dalam proses ini.

Tingkatkan kesadaran gaya hidup berkelanjutan dari diri sendiri.

Hidup berkelanjutan menuntut kita untuk memilih bahan yang mendukung bumi tanpa mengorbankan gaya dan kualitas. Contohnya, produk tenun bisa menggunakan benang pewarna alam atau pakaian dari viscose. Ini akan memicu perubahan yang menginspirasi menuju masa depan yang lebih baik.

Sustainable fashion merupakan langkah krusial menuju masa depan industri fashion yang lebih ramah lingkungan. Ini bukan tren sesaat, melainkan perubahan fundamental untuk mengatasi dampak negatif dari fast fashion. Semuanya demi anak cucu kita di masa depan.

Semua ini tergantung pada kesadaran individu maupun kolektif bersama-sama sebagai satu komunitas antara pelaku usaha maupun pengguna produk. Bagi yang memahami, generasi mendatang akan meneruskan warisan positif. Bersama RGE (Royal Golden Eagle), kita mampu memulai gaya hidup berkelanjutan agar anak cucu kita bisa menikmati keindahan dunia.

***

Referensi Tulisan :

  • Wawancara langsung bersama Ci Ita
  • https://www.aprilasia.com
  • https://www.rgei.com
  • https://www.aprayon.com/id/
Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

27 KOMENTAR

  1. Sustainable fashion jadi langkah krusial yah untuk menuju masa depan industri fashion yang lebih ramah lingkungan demi anak cucu dimasa depan, agar mereka kelak bisa menikmati keindahan alam bersama RGE (Royal Golden Eagle),

  2. Ternyata dari sehelai pakaian, ada banyak proses, kisah dan perjalanan yang harus dilalui.
    Gak se-simple yang aku kira.
    Dan memuji sekali dengan kain tenun khas Indonesia yang motifnya beragam dan tentunya mengandung filosofi mendalam.

    Kini, Sustainable Living bersama Royal Golden Eagle menjadi pusat perhatian karena kita semua harus berubah untuk menciptakan bumi yang lebih baik bersama-sama.

  3. Inilah kekayaan buda Tidore jangan sampai hilang ya mas…apalagi tenun Tidore punya banyak varian yang sangat cantik …sayang bangt klo smpi hilang dan tidak dilestarikan ya ..

    Semoga saja kita semua bisa menjaganya, termasuk sumber pewarna aslinya

  4. ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) memang bisa menghadirkan hasil tenunan yang sangat personal, bernilai seni tinggi dan valuable saat dikenakan. Apalagi kain tenun Tidore yang cukup langka ini…
    Ditambah sentuhan modern pada desain pakaian, bisa bernilai ekonomi yang sangat tinggi. Semangat buat para pengrajin dan juga salut buat RGE yang sangat inovatif dan mengedepankan nilai budaya kearifan lokal….

  5. Sustainable living juga bisa menggeret sustainable fashion ya Ded. Penggunaan bahan-bahan/materi ramah lingkungan pada fashion nyatanya bisa membantu melestarikan lingkungan. Baca ini baru tersadarkan bagaimana eratnya banyak hal dalam kehidupan terhadap pelestarian lingkungan dan banyak efek yang muncul diantaranya. Pun saat rangkaian kearifan lokal menjadikan salah satu poin penting agar tujuan-tujuan ini tercapai.

    Semoga PUTA DINO KAYANGAN terus aktif memproduksi wastra dengan sentuhan warna-warna alam. Menurutku sentuhan ini bukan hanya estetik tapi juga melahirkan taste kemewahan yang berbeda. Terutama bagi para pecinta wastra yang senang dengan sumber daya alami yang terlihat lebih eksklusif.

  6. Keren banget yang telah dilakukan Royal Golden Eagle (RGE) Group.

    Membantu kita, para konsumen dengan hanya memilih produk yang mengusung sustainable living

    Lha bumi ini kan bukan milik kita, melainkan titipan anak cucu kita

  7. keren semangatnya ini dari 12 ragam motif yang sempat tidak muncul, kini hadir lagi. Dengan begitu generasi berikutnya bisa mengetahui akan motif kain Tidore yang tak hanya sekadar melihat gambar saja ya, tapi juga bisa menyentuhnya. Maka sustainable memang jadi kunci untuk segala bidang kehidupan ini

  8. Kain tradisional Indonesia itu sangat beragam dan memikat ya, Mas. Jadi sayang sekali kalau sampai tidak ada regenerasi. Apalagi kain tidore ini mempunyai sejarah panjang juga. Harus terus ada proses yang berlangsung secara dinamis dan terus menerus.

  9. iyes, menggalakan sustainable sangat penting karena akupun mempunya toko online scraft harus bisa mengikuti fashion yang terbaru agar dapat menyesuaikan pengguna fashion denganscraft yang lebih anggun. Dengan bahan tenun yang lebih otentik dan pastinya lebih alami

  10. Kain tenun suatu daerah memang merupakan identitas dan suatu kebanggaan tersendiri ya ko. Sama halnya dengan Batak khas dengan kain ulosnya.Sustainable LIving itu memang harus ditumbuhkan. Terutama untuk para pelaku industri

  11. Betul banget nih, menggalakan sustainable itu penting, terutama dalam bidang fashion yang sekarang tuh menjadi salah satu sumber perusak bumi.
    Berbeda dengan tenun yang lebih otentik dan juga alami, terlebih tenun dari berbagai pulai di Indonesia merupakan salah satu warisan budaya kita

  12. Pohon akasia ternyata banyak khasiatnya sebagai bahan baku kertas. Pohon ini cepat tumbuh besar dan di era Ali Sadikin pohon ini ditanam di jalan raya di jakarta buat penghijauan jalan protokol.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru