Perbedaan pendapat antara saya dan Monika, teman sekelas waktu mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen. Perbedaan kami ini berawal dari satu kasus di buku SPM. Saya memilih manajer B yang memiliki pemikiran kinerja perusahaan untuk jangka panjang. Sementara Monik sebaliknya memilih manajer B yang telah memiliki bukti di jangka pendek. Alasan saya memilih manajer B ya karena manajer B mampu memberikan presentasi untuk melemahkan kinerja A, tapi di lain pihak semuanya itu hanya baru rancangan, belum ada implementasi seperti manajer A.
Debat pun muncul, tiap kali ada kesempatan untuk bahas sama dosen ternyata si dosen juga belum kasih solusi/jalan tengah. Akhirnya satu semester berlalu dan di mata kuliah Manajemen Strategis yang ada hubungannya sama jangka pendek dan jangka panjang, saya coba tanyakan sama dosen.
Wah.. akhirnya saya dan Monika pun dapat solusinya. Ternyata kasus itu diselesaikan hanya dengan asumsi. Jadi, asumsikan kalau perusahaan belum memiliki tujuan, maka manajer B memang layak untuk dipilih. Akan tetapi, sebaliknya kalau perusahaan tidak memiliki tujuan maka sepatutnya manajer A dipertahankan.