Smartphone sudah mengalihkan fungsi telepon dan pesan singkat (sms) menjadi alat vital untuk mencari informasi dan terhubung ke sosial media. Apalagi kalau sekarang nongkrong sama teman, sepertinya belum lengkap kalau belum keluarin smartphone dan fot0 selfie. Biasanya langsung sibuk upload ke sosial media yang sudah saling sinkron seperti Path, Instagram, Twitter dan Facebook. Belum lagi supaya fotonya cetar membahana pakai Camera 360.
Selain itu pasti ada aplikasi Whatsapp, Line, KakaoTalk, We Chat, dan aplikasi chat lainnya. Padahal lingkaran teman-temannya itu lagi-itu lagi. Sepertinya kita punya banyak waktu untuk sosial media dalam sebuah smartphone. Saya sendiri instal Line untuk bermain game, Whatspp dan BBM. Sisanya Path, Instagram dan Twitter. Aplikasi yang saya instal ini saja udah makan banyak baterai. Makanya muncul anekdot kalau sekarang ini kebutuhan manusia bukanlah Sandang, Pangan, dan Papan lagi. Melainkan, Sandang, Pangan, dan Chasan. Dimanapun ada aliran listrik pasti langsung di cas. Saya jadi ingat kalau anjing saja perlu diikat rantai di tiang supaya tidak kemana-mana. Nah, coba posisi dibalik, kita seperti dirantai sama kabel casan *tutup muka*.
Ciao.. selamat hari rabu…
ya kadang dengan adanya sosial media lengkap kita jadi lupa waktu
manfaatkan social media sebagai lahan berbagi manfaat.jangan sampai hanya dimanfaatkan oleh social media,time is money,spend time for looking for money.. š
emang sih, ini adalah revolusi abad 20, karena sebelumnya ga ada. ya pinter aja kita menyikapinya gimana, biar gak jadi budak revolusi.
saya gak ikutin semua socmed. Abis ketemunya itu2 aja š
Hahahaha, bener banget ini! Tulisan yang simpel tapi ngena banget.. š
Terima kasih atas sharingnya sangat bermanfaat. thank bro…
ya … begitulah teknologi …
Apalagi dengan jargonnya “Connecting People” … š
Semeja makan pun ngobrolnya sambil sama2 pegang gadget … ha ha š š
iya ya,,, bukan kita yang mengikat Chasan tp kita yang diikat sama benda mati itu. Ironi…. T__T
Postingannya bikin senyum2 sendiri. Kenyataan sih š
menarik sekali analisanya dan saya setuju pada hampir semua hal. Walaupun saya nggak setuju sama bagian anjing yang dirantai, kan kasihan.
Halo mbak ailtje.. maksudnya istilah seperti ketergantungan sama gadget yang terus di cas. Maaf kalo analoginya kurang diterima.
Cheers,
Kalau manusianya yang terlihat terantai emang bener, aku setuju banget. Apalagi diam ngejogrog di suatu tempat gak kemana-mana, repot dengan HP.
Cuma kalau punya anjing jangan dirantai ya, ini maksud saya. Maaf saya emang kalau nulis suka kurang komplet, pesannya jadi membingungkan.