Ulah tukang parkir mulai ke arah pemaksaan. Pemaksaan dalam tentukan tarif parkir.
Barangkali ada satu bulan yang lalu tentang pemberitahuan kenaikan tarif parkir di kota Palembang. Melalui sosialisasinya kurang maksimal, yaitu spanduk.
Tarif parkir untuk motor ditarik Rp 1.000 dan mobil ditarik Rp 2.000.
Tidak ada masalah tapi yang jadi masalah tentang kejelasan uang itu lari kemana? Kemana? Kemana?
Saya coba telusuri ke beberapa tukang parkir. Ditemukan beberapa kejadian di lapangan seperti :
1. Biaya yang disetor ke pemkot hanya Rp 35.000. Sisanya diambil sama si tukang parkir.
2. Tukang parkir liar yang uang parkir itu diambil oleh mereka sendiri. Mereka disini adalah preman daerah setempat. Kadang juga ada tukang becak yang merangkap.
Jengkelnya itu ya kalau uang itu diambil sama tukang parkir liar dan mintanya pakai cara nyeggak.
Pernah waktu itu kami parkir di daerah Jalan Merdeka. Yang pertama itu sebenarnya bukan tempat parkir karena letaknya di pinggir trotoar. Cuma berhubung halaman parkir dari gedung sedikit ya gitu deh. Eh belum apa-apa sudah diminta uang parkir Rp 4.000.
Hal yang kayak gini mungkin cuma ada di Indonesia.
Memang tukang parkir liar sangat menyebalkan,dari engga ada,ujug-ujug nongol.parkir mestinya engga bayar, karena udah bayar pajek.pajek dikerokin sana-sini,duitnya engga jelas kemana larinya,masih mao uang parkir juga