Saat itu bunyi suara di telepon agak menekan, seolah pria diujung telepon itu tidak memberikan opsi memilih. Siap atau tidak, ambil atau lepas. Tidak beberapa lama, percakapan itu berakhir dan membuat saya harus memutuskan mutasi kerja ke Bandung. Bagaimana mungkin bagi saya yang belum pernah ke Bandung lalu dimutasi pula. Saya harus segera memutuskan untuk pindah minggu depan dari Palembang. Negosiasi saya dengan atasan tidak berjalan mulus, saya belum berhasil meminta mutasi ke kantor pusat di Jakarta.
Bandung? Saya tidak punya gambaran tentang kota Bandung.
Teman atau kenalan pun saya tidak punya. Terus, gimana nanti survive di Bandung ya? Minta bantuan rekan kerja di Bandung sudah pasti saya segan dan tidak bisa terus menerus. Akhirnya dengan langkah ingin maju, keluar dari comfort zone serta situasi kerja yang saat itu memang sedang tidak baik. Siapa tahu nanti di Bandung saya masih bisa cari pekerjaan di Jakarta.
Pesawat pun boarding dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Bandara Husein Sastranegara. Bandara di Bandung terletak di tengah kota jadi tidak terlalu besar. Koper jadul ukuran besar saya geret keluar bandara. Ini kali pertama saya mengeyam namanya “merantau”. Duduk di taksi, sambil menunjukkan alamat rumah kost saya daerah Buah Batu.
Dari dalam taksi bandara, mata saya terus mengamati ke arah luar. Bandung ini kota apa sih? Kok sepanjang jalan saya tidak melihat bangunan tinggi? Kok banyak pohon lebat? Dan dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya dalam pikiran saya pada saat itu. Hingga taksi berhenti di depan rumah kost. Sebelum pindah saya sudah meminta bantuan HRD cabang untuk mencarikan kost yang aksesnya dekat menuju kantor. Setelah bertemu dengan penjaga kost bahwa saya adalah penghuni baru kost, saya pun diantar ke ruangan kamar saya lantai 2. Kesan sepi dan sunyi di kost ini.
Awalnya Aku Sebal
Sampai di kamar, saya terdiam. Masih malas untuk menyusun pakaian ke lemari. Saya justru bingung karena saya memang tidak ada informasi apapun. Saya harus kemana? Cari makan dimana? Hanya berharap segera berlalu ke hari esok biar saya segera datang ke kantor cabang di Bandung.
Selama di Bandung, saya memanfaatkan Nokia Maps yang bisa berjalan secara offline. Akhirnya saya bisa menemukan alamat kantor yang jaraknya tidak jauh dari kost saya. Kantor saya di Lodaya, sedangkan saya di Buah Batu jadi cukup naik satu kali angkot saja sudah sampai.
Satu minggu pertama di Bandung seolah menyiksa secara batin. Saya belum tahu jalan, hanya jalan pergi dan pulang ke kantor. Sisanya saya mengandalkan maps lalu tersesat. Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya rute mall. Sebab, mall pasti berada di pusat kota dan bisa diakses sama angkutan umum. Nah, dari sanalah saya mulai kerajinan untuk mengunjungi semua mall yang ada di Bandung 😀
Saya menemukan keasyikan sendiri di Bandung! Awalnya saya menggerutu sekarang saya malah jatuh hati sama kota Bandung. Yhaa!! Karma berlaku yaa. Cuma sayangnya saat saya baru mengenal Bandung ternyata saya tidak bertahan lama dan dipindah balik ke Palembang. Disitulah saya merasa sangat menyesal saat gambling kembali dengan atasan saya. Sekali lagi saya kalah negosiasi dan email singkat : Ok, minggu depan balik Palembang.
Whattt?!
Bandung, Aku Kembali…
Dua tahun berlalu sejak kepulangan saya dari Bandung. Sejak saat itu saya merasa ada semacam ikatan hati dengan Bandung daripada Palembang. Rencana untuk mengunjungi Bandung beberapa kali sempat tertunda. Padahal sudah dekat sekali waktu saya sudah di Jakarta tinggal naik travel atau kereta. Semacam ejakulasi yang tertunda.
Kemarin, setelah acara ZenFinity 2017 kelar. Saya langsung go show pergi ke Bandung dengan kereta. Malam harinya last minute book tiket kereta lewat Traveloka (tenang ini bukan sponsor Traveloka, memang saya suka pakai kok :D). Tanpa ada rencana sekalipun, bahkan saya belum tahu nantinya mau menginap di mana yang sesuai budjet backpacker. Dasar gelo!
Kadung kangen, saya mantapkan diri berangkat dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Bandung Kota. Ternyata sewaktu saya sedang insta stories, tanpa sengaja saya berjumpa sama Agnes. Dulunya dia siswa saya waktu saya masih kerja sebagai instruktur komputer. Dia dan temannya juga mau main ke Bandung. Mereka sama seperti saya mereka juga tidak punya rencana selama di Bandung. Saya hanya bilang selama di Bandung pengennya napak tilas tempat-tempat memorable. Naik angkot, duduk di café, main ke mall atau jajan di gerobakan. Betul-betul ingin memeluk kangen Bandung dengan cara saya sendiri.
Gerbong kereta sudah terisi penuh oleh penumpang. Saya sengaja memilih duduk di samping jendela karena perjalanan kereta Jakarta – Bandung itu menyenangkan. Kita bisa melihat hamparan sawah hijau. Di tengah perjalanan saya tetap melanjutkan insta stories lalu ada teman saya yang memberi saran untuk menghubungi salah satu teman lagi untuk bertanya mengenai backpacker hostel. Info teman saya itu saya direkomendasi untuk menginap di Pinisi Backpacker di Pasar Kaliki. Jarak hostelnya ternyata dekat sekali dari Stasiun Bandung Kota dengan harga terjangkau.
Temu Kangen
Orang pertama ya saya cari di Bandung adalah Koh Joe yang punya kedai pempek. Dari arah Pasir Kaliki saya sengaja naik angkot yang melewati tugu Husain. Seketika suasana di dalam angkot saya seperti familiar dengan aksen sunda. Sampai berpikir, kamu sampai sebegitu kangen-nya ya sama Bandung, koh?
Saya sudah tidak sabar berjumpa dengan Koh Joe. Dulunya dia berjualan di foodcourt samping RS Limijati. Tapi sekarang pindah ke foodcourt Makan Doloe di tugu Husain. Koh Joe ini orang yang paling banyak membantu saya sewaktu di Bandung. Saya mengenal dia juga tidak sengaja, lantaran saya mau cari makan setelah pulang kerja dari Bandung Indah Plaza. Kebetulan angkot untuk jurusan arah kost saya bisa juga dijangkau dari arah RS Limijati, jadi saya mampir dulu ke Kedai Cisca.
Kalian bisa ngerasain kan, hidup merantau jauh dari makanan khas kota lalu di kota orang kalian bisa ketemu makanan favorit kalian? Bisa ketemu orang jualan pempek di Bandung itu mengobati rasa kangen saya sama Palembang. Setelah hampir satu bulan tinggal di Bandung berasa sendirian. Lalu saking senangnya bisa ketemu pempek, saya pun mengobrol sama Koh Joe ini akhirnya tiap balik kantor saya pasti nongkrongnya di kedai Cisca, samping RS Limijati. Saya pikir ngapain juga saya di kos sendirian di saat semua penghuni kos tidak saya kenal, kadang sabtu minggu hanya saya sendirian. Individualisnya ketara banget.
Saya pun kadang membantu dia menggoreng pempek kalau ada pembeli yang memesan. Kalau tidak ya paling ngobrol sampai kedai tutup dan dia mengantar saya balik ke kost. Begitulah saya menikmati Bandung hingga membuat saya merasa Bandung itu punya cerita.
Kopdar Bersama Blogger
Tadinya setelah ketemu sama Koh Joe saya ingin mengajak dia jalan-jalan, tapi karena pegawainya tidak masuk akhirnya saya pamitan untuk jalan-jalan sendiri terlebih dahulu.
Rencana saya selanjutnya, saya mau mampir ke Saka Bistro & Bar. Sejak tahu ada coffee shop yang Baristanya bisa membuat kopi dengan 3D latte membuat saya harus datang ke Saka Bistro & Bar di jalan Karang Sari. Berkenalan dengan Kang Tatan, barista di Saka Bistro saya pun minta dia membuatkan cappuccino spesial pakai 3D artnya. Kang Tatan pun membuatkan cappuccino tersebut di meja saya. Saya menikmati keuletan dia membentuk foam hingga menjadi bentuk 4 beruang yang sangat sangat lucu. Dari Kang Tatan saya belajar suatu proses untuk menjadi seorang yang ahli.
Niatnya memang mau me time saja menikmati Bandung karena waktu saya juga terbatas hanya sampai besok. Cuma saya putuskan untuk menghubungi Nugie dari thetravelearn.com dan Timo dari kadungcampur.com. Ini merupakan perjumpaan pertama saya dengan mereka. Saya membuat janji berjumpa dengan Nugie terlebih dahulu karena lokasi kantornya dekat dengan tempat ngopi. Sedangkan Timo sedang ada urusan di dekat hostel saya. Sekarang, di tiap saya jalan-jalan pasti menyempatkan waktu untuk kopdar bersama blogger di kota lain yang saya kenal. Syukurlah mereka yang sibuk mau berjumpa sama saya. Saya juga bersyukur mereka orang-orang yang humble.
Tidak terasa sudah setengah hari berada di Bandung. Sebenarnya masih belum mampu membendung rasa kangen saya. Besok saya harus bisa memanfaatkannya lebih baik lagi. Janji dalam hati.
[…] Bandung Food Smart City ini berinisiasi untuk mewujudkan tiap masyarakat cerdas pangan guna mengurangi […]
[…] RetroPOINT Bandung – Setelah dua tahun lalu, bukan waktu yang singkat untuk melupakan sebuah tempat yang saya sebut “rumah”. Rumah yang membuat kamu lebih merasa nyaman untuk tempat tinggal seperti Bandung. Saya sudah lama menantikan kapan waktu yang cocok untuk kembali ke Bandung. […]
[…] RetroPOINT Bandung – Setelah dua tahun lalu, bukan waktu yang singkat untuk melupakan sebuah tempat yang saya sebut “rumah”. Rumah yang membuat kamu lebih merasa nyaman untuk tempat tinggal seperti Bandung. Saya sudah lama menantikan kapan waktu yang cocok untuk kembali ke Bandung. […]
[…] Bandung akan selalu ada di hati saya sebagai “rumah”. Saya sempat menjadi warga Bandung walau […]
Bandung memang selalu bikin kangen ya…
Banyak tempat yang bisa bikin rindu.
Om Yopie terakhir ke Bandungnya kapan?
oh… pindah kerjaan om …. 🙂
Kemarin mutasi gawe 😀
napak tilas, membuka kembali kenangan lama… dan bandung selalu ngangenin suasananya.
Selamat mudik ya Keluarga Cimil 😀
kayaknya ini juga berlaku kalo misal aku nanti nggak dapet kerja di Jogja dan harus meninggalkan jogja. *siapin draft blog dari sekarang*
Haha.. kamunya sendiri asal mana sih?
saya asalnya dari lamongan, jawa timur, koh deddy 🙂
Aah Bandung, so far selalu terbayang kebahagiaan saat main kesana
Kalo kamu kapan terakhir main ke sana inayah?
Napak tilas ke satu kota tempat di mana kita pernah tinggal memang asik sekali ya Ko
saya saja … jika ke Bogor … pasti sengaja menyempatkan diri melihat kosan dan beberapa tempat nongkrong zaman mahasiswa dulu
sebagian masih ada … sebagian sudah raib ditelan zaman
(ya iya lah om … 1982 gitu loh …)
Salam saya Ko
[…] Relung hati rindu yang tak terbendung. Maaf, katakanlah saya seorang perasa namun salahkah saya untuk napak tilas hal-hal yang membuat saya jauh lebih bersemangat? […]
Seumur-umur cuma dua kali ke Bandung. Yang pertama cuma numpang lewat termasuknya. Sampe sana sore, bermalam semalam, terus besok siangnya sudah jalan. Tapi dapet bonus tak terkira. Karena nginep di Jl. Gegerkalong Girang, jadi bisa ke MQ. Jaman itu MQ dan Aa Gym lagi ngehit banget. Jadul hahaha.
Yang kedua agak lamaan, tiga hari dua malam. Tapi cuma belanja-belanji sih buat keperluan toko online dulu. Sama temen. Nggak sempat eksplor ke mana-mana, kecuali sepanjang jalan Cihampelas sama sempat muter-muter BIP dan makan di food court seberangnya. Kesan yang kutangkap dari Bandung: macetnya parah!
Kalau baca postingan tentang Bandung, suka kangen pengen kesana lagi. Selain saudara, banyak teman-teman dulu yang kerja disana juga. Kalau kesana mungkin bakal seperti koh Huang, bisa kumpul dan bercerita ini itu 🙂
Meskipun perjumpaan pertama kali disaat kopdar, tapi itu menyenangkan ya, Koh. Selain bisa bertemu secara langsung. Setidaknya bisa silaturahmi.. 🙂
Nanti kalau ada kesempatan kita juga kopdar ya 🙂
Wah sayang aq baru bangun dari hiatus 5 tahunan dan baru blogwalking lagi. Tau gini bisa meet up ya ko….aq di bandung loh sekarang
Ditunggu tulisa barunya ya.. welcome back 🙂
Bandung memang kota yang indah, saya ngefans sama pak walikotanya bapak Ridwan Kamil.
Si bapak itu pasti banyak fans nya 😀
Bandung emang selalu ngangenin, kaya Yogyakarta gitu 🙂
aku percaya tiap orang punya tujuan dimana dia merasa “home”.
Aku sekarang lagi di Bandung dan pas baca paragraf pertama blog mu aku kira kamu pindah kerja ke Bandung Koh. Sudah keburu senang, eh ternyata itu cerita lampau. Ah cak manoooo.. Hahahaha. Kalau ke Bandung lagi, semoga kita bersua yaaaa…
Kan ceritanya flash back :)).. semoga ada momen pas.. kamu jam terbangnya tinggi Satya, aku belum bisa ngejer hahaha..
Owalah dulu pernah sempet stay di Bandung tooooo
Kenapa balik Koh? #kepohamatemaksatuinijarenekokoh wkwkwk 😛
alasannya.. mau tau banget atau mau tau aja nih.. :p
Aduh nggak tega makan latte art nya deh aku kayanya hahaha
cukup 10 menit pertama, abis itu ya seruput aja 😀 kalo gak dingin kopinya, Gesi.
Wah mix room nya yg gak tahan euy,,
gak tahan kenapa mas Aang 😀
Aaa jd kangen bandung jugaa
Kapan mau balik?
Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi _Pidi Baiq_
Jalan2nya sampe liat quote itu ga kang?hahaha..welcome Bandung, aku juga di Bandung tapi Bandung coret aka Cimahi ;p
Jalan dong.. itu wajib daerah sekitar sana buat napak tilas 😀
Kenangan membawamu kembali ke Bandung ya Ded. Aku menikmati ceritamu Ded..
Namanya mantan mbak Rien 😀 pasti punya kenangan indah.. eaa…
Asiknyaaa yang lagi kangen-kangenan sama Bandung, jadi penglipur hati ya Koh 🙂
Buat dikenang.. semoga saja bisa balik lagi dalam waktu dekat hehe
Itu kenapa harus ada disclaimer bukan sponsor hahaha. Bandung asyiik masa kecilku 7tahun di sana. Sayangnya macet sekarang yaaa..
Nanti dikira apa-apa sponsor dan endorse hahaha..
Sekarang masa dewasa dan tua maunya dimana mbak rahmi hehe..
Mungkin karena hanya sebntar di Bandungnya koh…kalau lama mungkin bisa bosan juga…kalo saya dulu saban minggu di bandung pas masih kerja di Jakarta
Tapi sepakat..bandung memang memorable
bisa iya bisa tidak sih, tapi karena berasa udah betah aja makanya aku gak bosan-bosan hehe
Wahh kelihatannya sangat cinta sekali sama bandung koh…mungkn karena cuma sebentar…kalo saya saban minggu di bandung dulu pas kerja di Jakarta..jadi ada bosen-bosen gimana gitu..
Tapi sepakat..bandung memang memorable
bandung asik buat dijelajahi…tp aku sll kederrr, msh binun dgn jalannya…maklum jarang hehee
Mungkin termasuk one way jadi agak bingung mas Rahab.
2 kali saya ke Bandung koh. Meskipun buat saya bandung nggak dingin seperti kata orang-orang. Suasananya lebih nyaman dari jakarta
Bandung masih dingin kok… apalagi pas pagi hehe…
tapi menariknya dari sebuah perjananan emang gitu kok, koh…bertemu dengan orang yang pas tau lebih lanjut ternyata masih satu daerah dan jadi teman dadakan saat bepergian. kemarin aku juga gitu, jadi kenal terus gantian jadi tukang foto, ditawarin ikut komunitas terus rejekinya lagi dapat makan siang gratis…hmmm memang segala sesuatu itu kadang tak terduga tapi berakhir dengan indah : )
Iya, ada yang bilang begitu kadang kita suka jumpa orang yang kita gak kenal atau kenal tiba-tiba. Itu ya enaknya solo traveling?
Saya juga gak nyangka bisa mengunjungi kota ini sampe 3 kali dan gak pernah bosen. Favorit setelah jogja hehe.
Kotanya meski macet dimana-mana, tapi sesekali kabut bisa turun dipagi hari :’)
Jujur aku belum pernah ke Jogja, sama-sama gak punya gambaran tentang Jogja mas.
Aih bandung….dari dulu belum kesampaian menginjakkan kaki di situ…semoga tahun depan bisa mbolang sama keluarga ke bandung…tahu bulat digoreng dadakan… 🙂
Tinggal cus aja mbak yuni sama keluarga.. pasti bisa 🙂
Walah ternyata punya memori tentang Bandung to sebelumnya
Untung gak berlanjut sebelnya ya Koh
Jadi sekarang ceritanya udah jatuh cinta nih sama Bandung?
Klo sama Bogor kapan dong?
Aku belum pernah ke Bogor mbak.. 😀
Aku baru tau kalau dirimu dulu pernah tinggal di Bandung. Ah, aku juga pernah bikin napakk tilas model begini 🙂
Kamu mau napak tilas di kota mana kak?
Aku pernah bikin gini di Yogya
Yawla. Bandung mah beneran kota kenangan. Hahaha. Banyak kuliner klo di sana. Nyetrit food dong koh.
Sukanya kulineran yang di mana Bebe?
Ahhh kota kembang…
Ternyat dulunya Koh Deddy ada sepenggal kisah dengan si Bandung? Hhee baru tau, euy,
Asyik nih yang bisa kopdar dengan blogger2 kece. Sekali mendayung, dua tiga, pulau terlampaui ya, Koh. Habis dari Jekardah, cuzz ke Bandung ^_^
Nanti kita kopdar juga ya mbak Rohmah 😀
Wah. Cocok ni kl napak tilas sm Alma. Sesama pencibta Bandung..
Sama kayak kamu yang nanti bakal napak tilas di Jogja? 😀
Pamanku di Buah Batu Bandung, Koh. Terakhir ke sana thn 2010 sebelum menikah.
Waktu itu kopdar sama mbak Anazkia dn tmen dr Banjarmasin.
Sekarang kamu jalan-jalannya di sekitaran Malang aja ya?
Kenapa ya setiap orang yang pernah tinggal di Bandung selalu kangen sama kota ini! Hih.. ngga habis pikir, karena aku juga ngerasain hal yang samaaaa?. Sayangnya zaman aku kuliah dulu tempat nongkrong atau mall nya belum serame sekarang?.
Mungkin karena penduduknya yang someah dan emang atmosfernya enak.
Makasih udah mampir Bandung dan udah mau ketemuan, koh. Hidupku sama kayak hidupmu, merantau ke Bandung tanpa tahu apa-apa 😀
Bedanya, aku justru senang merantau ke kota orang hahaha
Tiap orang akan menemukan sendiri yang disebut “Home”.
Percaya atau tidak, saya belum pernah ke bandung…hiihii…(kasihan rek). Padahal ini salah satu tempat yg pengen saya kunjungi. Itu cappucino 3D nya gimana caranya ngikhlaskan diminum koh? Hahhaha
3D art nya ya diminumlah.. sayang udah dibeli :)) nanti tinggal pesen lagi aja minta dibuatin karakter lain.
Layaknya Jogja, Bandung ngangenin Om. Dan saya ga akan pernah bosan ke Bandung.
Oke, nanti warung pempek itu patut disinggahi
Sekarang bang said tinggal di mana sih?
Bandung memang ngangenin, tapi tidak pada saat weekend (macetnya gag tahan)
Hehehe.. makanya jangan pas weekend ke sana 😀
Baca tulisan ini jadi makin kangen dengan BAndung. Terakhir ke Bandung tiga bulan lalu. Hihihihihi
Asik ya bisa datang dan kumpul-kumpul dengan teman 🙂
Mbak alida sendiri tinggal di mana sekarang?? wah 3 bulan.. aku 2 tahun mbak… apa gak kangen..
Bandung itu Kota yg bikin selalu Kangen Om. Walau aku duluk pekerja dan tidak sempat mengalami yg namanya Mutasi keluar daerah. Tapi aku sempat dirolling ke dalam kota. Itu rasanya ada yg hilang setelah betah diluar kota lalu didalam kota..
Ah kalau baca tentang Bandung ini ingat pacar orang Om ??
Woiii pacar sapa yang lagi kamu inget om…
Pacar aku dulu kan Kuliah disana Om. Jadi aku sering kesana tiap bulan.. ?
Aku waktu pertama kali dapat penempatan di cabang Pusri, stres bukan main hehe. Udah jauh, nasabah nyebelin, pokoknya gak betah. Eh tahu-tahu dipindahin ke Atmo pas udah betah di Pusri. Bela2ain ngarang cerita buat tetep di Pusri, hahaha kena batunya akibat ngeluh minta pindah, eh pas udah betah dipindahin betulan.
Aku Bandung masih banyak yang belom dicoba. Hmmm
Kadang memang pas mau loncat dari comfort zone banyak tantangan.. waktu udah nyaman eh dipindahin lagi.
Ya ampuun koh… kok aku mellow baca postingan ini yak
Waduh.. kenapa bisa mellow mbak Nurul 😀