I really no idea about Bogor. For some reason during my one day trip finally i choose culinary trip at Bogor. Sounds good, yeah?
Sejak awal rencana kedatangan saya memang sengaja tidak memilih untuk mencari kawasan wisata di Bogor. Beberapa pertimbangan sehabis googling tentang wisata wajib di bogor, ternyata belum cocok untuk saya habiskan dalam waktu satu hari. Sehinga saya harus membuat prioritas mana yang ingin saya lakukan. Alasan lainnya di Bogor saya hanya numpang bermalam saja. Esok pagi saya sudah harus ke Cibinong tepatnya di Kantor Badan Informasi Geospasial, sorenya saya sudah harus kembali ke Central Park untuk acara lagi.
Jadi serius nih saya di Bogor cuma kulineran saja? Yes.. hanya saja saya kurang begitu mengenal daerah Bogor dan kawasan yang akan saya kunjungi. Saya juga tidak ingin menyantap kuliner lokal Bogor hanya seorang diri. Syukurlah ada mbak Yella dan mas Wied Harry mau menemani saya sepanjang hari sampai malam untuk wisata kuliner di Bogor. Dua orang ini berbaik hati mengajak saya kulineran dimulai dari menelusuri jalan Surya Kencana dan sekitar.
Total ada 10 makanan lokal yang berhasil berbagi ruang dalam perut kami. Apa saja?
#1 Lumpia Kering
Ini adalah jajanan pertama yang singah ke dalam perut saya :mgreen: waktu melihat penjual lumpia gerobak, saya pun segera memesannya untuk dicoba. Ekspektasi saya lumpia ini isinya basah seperti sudah ditumis dulu. Ternyata isi yang terdiri dari rebung ini memang kering dan tidak ditumis dulu.
Kemudian, saat kami sedang jalan di Surya Kencana. Saya melihat ada penjual lumpia basah yang sedang menumis. Ekspektasi saya masih seperti di awal, ternyata rasanya sama saja. Justru kulitnya jadi lebih berminyak. Ternyata ekspektasi saya akan lumpia basah oleh karena saya pernah mencicipi pada saat di Bandung. Saya kangen rasa lumpia basah yang isinya gurih, manis dan isinya banyak.
#2 Toge Goreng
Nama jajanan ini unik, tauge goreng. Awal saya mengira togenya memang digoreng, ternyata sejumput toge hanya ditumis saja kemudian dikasih potongan tahu serta mie kuning. Barulah nanti di atasnya disiram dengan kuah kacang.
Mas Wied bilang dulu sejarahnya penjual toge goreng ini memang tidak pakai mie kuning, jadi porsi togenya lebih banyak. Cuma karena efisiensi dan supaya kenyangnya cepat maka penjual mengakalinya dengan menambahkan mie. Terlepas benar atau tidak, saya juga tidak mencari pembenaran.
Kami menemukan satu penjual toge goreng yang nikmat di bumbu kacangnya. Si bapak penjual ini sudah lama sekali berjualan. Cara dia menyajikan toge gorengnya masih tradisional. Terlihat dari bentuk bungkus daun apabila ada pembeli yang ingin membelinya untuk dibawa pulang.
#3 Es Cendol
Minuman ini menjadi pelepas dahaga dari kekeringan saat menyantap makanan yang enak di Bogor. Cendol layaknya mendapat posisi di hati masyarakat dibanding fenomena Thai Tea atau Bubble Tea. Khasiatnya juga bagus selama dikonsumsi dengan benar, maksudnya bahan cendol masih alami tidak menggunakan pewarna buatan.
Minuman pelega dahaga ini memang sudah pas dicampur gula merah jawa dan santan agar lebih gurih. Mau mencicipi?
#4 Rujak Ulek
Penjual rujak ulek ini sudah lumayan lama sejak 1980 yang mana tahun segitu saya belum lahir Penjual yang kami jumpai adalah anak dari si penjual pertama yaitu bapaknya. Isi buah rujaknya sama seperti rujak pada umumnya yang terdiri dari papaya, jambu, nanas serta ubi. Namun, hal yang menambah rujak ini enak yaitu bumbu kacang yang diulek dengan kekuatan penuh. Ya, seperti kalian sedang lihat penyanyi dangdut sedang goyang. Tangan penjualnya sangat pintar dalam hal mengulek.
#5 Asinan Jagung Bakar Pak Sabur
Kalau informasi dari Mas Wied, hanya penjual inilah yang menjual asinan jagung di sepanjang jalan Surya Kencana. Cara penyajiannya sederhana yaitu jagung yang dibakar kemudian diseset menjadi bentuk biji-bijian. Selanjutnya dicampur dengan kuah asinan yang menjadi racikan rahasia dari Pak Sabur ini. Terakhir, agar dapat menyantap asinan jagung bakar lebih nikmat maka kita bisa makan bersama kerupuk mie kering.
#6 Es Bir Kocok
Penjual es bir kocok ini ada dua tempat, pertama tidak jauh dari asinan jagung bakar pak Sabur. Lokasi kedua masuk lorong, dekat minimarket Indomaret. Minuman ini direkomedasi oleh mbak Yella sebab bahan baku untuk membuat es bir kocoknya ini terdiri dari rempah-rempah seperti kapulaga, cengkeh, kayu manis, madu, dan jinten hitam.
Saat sedang melihat si abang pawai mengocok, iseng saya bertanya kenapa minuman ini disajikan dengan cara dikocok. Kata penjual, kalau tidak dikocok maka tidak ada seni mengocok 😆
Segelas es bir kocok dibandrol Rp 4000 saja kita sudah mendapat minuman yang segar ini. Sebanding dengan harga yang murah, ekspektasi saya pun tidak tinggi seperti mengharapkan kepekatan dari minuman ini.
#7 Combro
Masih berada di kawasan jalan Surya Kencana, kami mendapat dua jenis combro dari dua penjual berbeda. Saya membeli di penjual pertama yang berada di persimpangan jalan dan juga menjual pisang goreng. Satu combro dibanderol harga Rp 3000, namun sayang rasa combronya tidak begitu enak.
Namun, berbeda dengan combro yang dibeli Mas Wied persis di depan toko bakery De Paris. Harga memang tidak bisa bohong, walau lebih mahal Rp 2000 dari yang saya beli ternyata rasa combro ini lebih enak. Pada bagian luar combro ada dilapisin parutan kelapa sehingga menambah kesan crunchy. Isi dalam combro lebih berasa. Wueenakk!
#8 Pepes Sagu Pisang
Ada satu pedagang yang menjual aneka pepes. Menurut info mas Wied, dagangan penjual aneka pepes ini selalu habis diborong oleh orang-orang di luar Bogor. Kalau saya bilang, apa saja bisa dijadikan pepes sama dia. Mulai dari ikan teri, tahu, tempe, ikan dan pisang.
Pepes yang saya coba adalah sagu pisang. Cita rasa (eceileee cita rasa) pisang berbalut sagu kemudian di pepes rasanya seperti pisang yang difermentasi namun tetap nikmat. Aroma pisangnya langsung semerbak saat kita membuka bungkusnya.
#9 Asinan Sayur Gedung Dalam
Katanya belum sah kalau ke Bogor belum mencoba asinan. Akhirnya, mas Wied dan mbak Yella mengajak ke satu toko asinan yang sudah lama. Dengan berjalan kaki menuju tempat berjualan asinan ini, Mas Wied bercerita tentang sepak terjang penjual asinan yang awalnya dari berjualan buah-buahan akhirnya berpindah haluan menjadi asinan. Dari berjualan satu petak kemudian ke berubah jadi beberapa petak dengan lebih luas.
Seporsi asinan sayur yang dijual sekitaran Rp 20.000-an porsinya cukup untuk berdua. Mayoritas isi asinan sayur ini berjenis sayuran asin ditambah tauge dan kubis sehingga membuat sensasi segar bagi orang-orang yang gemar asin. Tapi kalau yang kurang begitu suka asinan, mungkin kuliner itu tidak cocok di lidah. Saya kurang rekomendasi untuk jenis kuliner ini.
#10 Es Krim Tan Ek Tjoan
Saya sempat bertanya sama mbak Yella dan mas Wied, apa di Bogor ada penjual es krim tempo dulu seperti di Jakarta dan Surabaya. Ternyata kami sendiri sedang berada persis di seberang toko kue Tan Ek Tjoan. Toko kue lama ini memang dari luar tidaklah menarik seperti toko-toko kekinian. Namun, percayalah kalian akan suka dengan suasana tempo dulu di dalam sini.
Di toko kue ini ternyata bukan hanya menjual roti yang mereka produksi sendiri, mereka juga menjual es krim yang diproduksi sendiri. Bagai menemukan harta karun, saya segera memesan satu scoop es krim rasa cokelat dan rhum raisin. Enak!
Mayoritas kuliner yang saya icip berada di jalan Surya Kencana Bogor. Tampaknya nama jalan ini sudah tersohor dan menjadi kawasan yang sering dikunjungi bagi yang mereka yang mencari kuliner enak di Bogor.
Dari sepuluh kuliner lokal yang saya icip bersama mbak Yella dan mas Wied Harry, ada sebagian yang saya suka namun ada juga yang kurang cocok. Makanan yang saya suka toge goreng dan combro. Bayangkan nikmatnya habis makan tauge goreng dan combro minumnya es bir kocok dan appertizer es krim Tan Ek Tjoan.
Kalau kamu, punya rekomendasi makanan apa dari kuliner Bogor?
Favorit saya nongkrong di Tan Ek Tjoan. Selain makan es krim, roti gambangnya legendaris banget…
[…] yang berkunjung entah untuk bekerja atau liburan. Belum lagi ditambah warga dari Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang menjadi anak kereta di […]
[…] Source […]
Kuliah 5 tahun di bogor saya malah belum pernah nyobain makanan yg mas cobain. ?
wah mas deddy ketagihan lumpia basah bandung ya:) eniwey dari daftar diatas yang paling bikin saya ngiler adalah asinan
Murah2 kok mas.. tenang ga bikin kantongmu bolong
Wah kalau jalannya sama aku, bakal aku bawa ngicipin:
– Mie Kocok Jembatan Merah,
– Nasi Tutug Oncom,
– Mie Ayam Jamur Gaya Tunggal,
– dan Es Goyobod.
Wajib banget, semua makanan ini.
Btw, dirimu kok gak nyobain Ngo Hiang? Mumpung lewat di Suryakencana padahal. Kalau aku sih jelas gak tau rasanya, dan gak bisa nyobain. Soalnya ada ‘ranjau’ nya.
Tapi ko, kalau mau nyobain itu semua sih jangan jalan sehari doang. Nanti kekenyangan, jadi rasanya malah kurang nendang 😀
Kamunya aku ajak jalan malah melaut haha.. ngo hiang itu? Pas udah dilokasi aku gak tertarik ? tiba-tiba nafsuku hilang.
Ya aku memang begitu, kalau ada yang mau ajakkin jalan, aku malah melaut hahaha.
Kenapa ko, ada yang bikin males kah pas liat Ngo Hiang nya?
Kamu mah gitu.. gak lihat porsinya mayan banyak aku ga bisa habisin sendirian haha.. sedangkan 2 teman ku kan ga bisa makan. Jadi aku memilih cari makanan laen aja.
Kalau gitu, makannya pas lagi lapar-laparnya ko 😀
Bookmark ahhh, sapa tau ntar liburan Des ga tau kemana, ya ke Bogod hehehe…
Wah bagus nih.. Hrus nyoba hee :d.. Tpi hrus persiapkan budget na dulu a.. Aduhh ;
Aku prnh ke bogor bareng keluarga 1 hatian dr pagi sampe menjelang malam hnya utk makan wkwkwkw.. Jd kita nyicip risoles mayo, trs mkn sop sumsum di rumah sumsum, toge goreng, soto kuning pak yusuf, asinan jagung pak subur, nyobain makaroni panggang, trs asinan ny yenni, trakhir pas pulang beli martabak air mancur yg enak banget :D. .. Aseliik seharian makan trs 😀
Hahaha… Wah kalo soto dan sumsum itu dua makanan yang aku hindari hehe..
Yummiii, sayang ngga sempat temani koh deddy ya, baru nyampe Bogor pas itu teleer..aku blom nyoba bir kotjok..toge goreng emang yummii..
Toge goreng bogor emang juaraaaa :)))
Toge nya gemuk-gemuk mbak April.
Nomor 1 langsung nonjok! Hahaha.. Bikin kangen Bandung, dulu jaman SD sering banget jajan lumpia basah depan sekolah.
Nice post, Koh.
Pas weekend baliklah.. aku tuh kangen lumpia basah bandung yang beli di karapitan itu 🙁
Penasaran ama toge gorengnya deh..kayaknya seger..hhmmm
bikin subur mas :p
kuwi panganan enak kabeh mas, aku seneng kabeh..hahha terutama bir kocok..di kocok muncrat gerrr…wkwkw
hahaha…
toge gorengnya menggoda sekali,,
Togenya gemuk di sini.
Kebayang kalau selama di sana pasti melibas segitu banyak makanan hahahahahha. Enak-enak pulak rasanya
Selama perut masih bisa nampung mas sitam.. cuma kuliner yang saya icip ada yang enak, ada juga gak enak.
pengemukan badan mas sitam :p
Yakin tuh 1980 belum lahir koh? Hahaha.
Wah es cendolnya bikin ngiler bgt.
Es cendolnya kurang fresh pas aku icip 🙂
Udah 2 tahun belakangan ini ga pulkam lama kangenn sama makanan enak-enak disana. Liat postingan ini jadi pengen pulang trus datengin tempat jajanan pinggir jalan
Hayok balik.. eh emang sekarang tinggal di mana mbak ria?
Saya belum kesampaian kulineran Bogor naik Kereta Api dari Jakarta. Hahahaha. Eh , nggak nyobain Soto Kuning ???? yang dagingnya dipotong-potong ? kalau dari list ini favoritku adalah Asinan Sayur. enak beneer
Aku udah jarang makan daging mas, makanya gak coba soto 🙂
Asinan itu favoritku bangeeeet! Tapi aku lebih suka asinan buah sih daripada asinan sayur. Dan aku jadi penasaran ama asinan jagung.. ?
Mirip aja sih, cuma dikasih jagung aja.. tapi asinan gak cocok di lidahku 🙂
Waduh, banyak juga yang disantap.. Harus mengosongkan perut dulu sebelum melahap semuanya ahaha..
Lumpia tumis dan toge goreng terlihat lezaaat.
-Traveler Paruh Waktu
Toge gorengnya enak, kalau lumpia tumisnya aku kurang gitu suka. Belum ketemu yang pas.
Lhooo Tan Ek Tjuan punya es krim toh? Aku selama ini cuma coba rotinya, karena mamaku suka. Hehehehe.
Next ke sini kamu cicip lah es krim buatannya, enak.
Aku penasaran banget pengen makan toge goreng, beberapa kali ke Bogor belum berhasil nyicip makanan itu. Kalo asinan, combro dan lainnya udah pernah nyobain
Next datang jangan lupa cobain ya mbak Ika..
Wah, abis jembatan penyeberangan stasiun bogor itu kohh
Enak semua kulinernya disana
Tapi ada juga yang nggak khas-khas banget sih
Anehnya enaknya beda sama yang pernah kita coba di tempat lain wkwkwk
(Pengalaman ku sbg anak Padang hihi)
Betull. di jembatan penyebarangan stasiun bogor aku mulainya :p
aku penasaran sama asinan jagung bakar deh belum pernah ada neh di Cimahi :p kayaknya aneh gitu sama pepes sagu pisang keknya dipikiranku ini makyos ga tau deh cocok pa ga sama lidah ahahaha
Pepes sagu pisang ini juara deh! aku suka mbak.
Bir Kocok? Baru tau ane Gan :’)
abang mau dikocok? *eh
HEH! hahahaha
rileks biar gak galau bang :p
Roti unyil mana? hehehe, itu fav aku cemilan Bogor *alagh. Yang pepes pisang penasaran Ded liat bentuknyo menggugah.
Aku dak icip, pas ke tempatnyo antrian mengular.. jadi keluar dari toko haha…
Koh, kalau mau roti unyil, memang strategisnya datang pagi. Kira-kira jam 6-7 gitu deh supaya bisa milih varian rasa. Sesudah jam 12, udah ngantre, varian rasa yang tertinggal hanya yang nggak laris.
Seru banget!
Dari daftar di atas, br nyoba toge goreng aja, tp saya sih kurang cocok sm bumbunya…
coba yang punya si bapak Raisan, bumbunya enak mbak.
Aku ke Bogor cuma numpang nonton konser Shah Rukh Khan doang ahaha. Gak sempet eksplore. Jajanan di atas jarang sekali ditemui di Jawa Timur. Yaiyalah.
Tapi klo disuruh nyicip tentu saja saya mau asinan dan yang kecut-kecut seger itu. Maklum bawaan jabang bayi.
Siapa yang melakukan padamu ?
Wah..pengen rasa bir kocoknya hahah
mau dikocok gitu?
rujak ulek enakk…
entah kenapa kok menikmati buah lebih enak dibuat rujak…
mungkin karena ada bumbunya mas.
aku penasaran kira-kira lumpia rebungnya berapa ya harganya ? kalo singgah ke Semarang koh deddy wajib nyobai lumpia Semarang juga, isinya juga pake rebung rata-rata harganya per lumpia 10-15k kalo di Semarang.
ah aku paling suka kalo ke Bogor itu jajan asinannya, apalagi asinan pake buah pala, meski rasanya aneh tp kalo di Jatim susah carinya,.
harga lumpianya yang kering itu 7 ribu kalo yang tumis 12 ribu.. tapi both of them gak enak 🙂
ah semoga bisa nyampe ke semarang yaa pengen jelajah kota sana juga.
Dan aku baru pernah nyobain yang nomor 9 doang horee *tepuk tangan 😀
makanan yang lain kayaknya emang biasa aja sih, lokal. cuma asinan kayaknya emang khas.
tahun lalu saat berada di indramayu, saya pernah di bawain combro ini mas, sama teman disana.. enak dan kres gitu rasanya
combro yang sama di tempat penjualnya?