BerandaIdeaTingkatkan Literasi Digital Keamanan Data Lewat Galeri Privasi

Tingkatkan Literasi Digital Keamanan Data Lewat Galeri Privasi

Author

Date

Category

Seorang teman baru saja mengabarkan lewat status media sosialnya bahwa rekening tabungan adiknya baru kena bobol oleh orang tidak bertanggung jawab.

Dalam waktu sekejap, sisa tabungan ludes dikuras habis oleh penjahat.

Ini semua ternyata bermula dari bertanya langsung mengenai keluhan lewat media sosial yang bisa terlihat oleh banyak orang. Celah inilah yang diincar oleh pelaku kejahatan.

Literasi Digital Privasi Data

Kronologi kejadian kejahatan dunia maya (sumber : Grup WA sudah izin dari Mas Priyo)

Privasi data suatu hal yang seharusnya mahal, tapi kini terlihat murah karena mudah didapat. Padahal, privasi data sangat penting bagi individu karena bernilai confidential, classified dan bisa menyebabkan kerugian baik material maupun non material.

Apalagi saat data kita telah masuk ke platform media sosial, tidak jarang dapat bocor. Walau tanpa kita sadari, diri kita sendirilah yang memberikan akses terbuka akan privasi.

Kerap terjadi sekarang data kita dijadikan sebagai peminjam di platform pinjaman online. Bahkan, kita juga bisa dijadikan sebagai penjamin karena kita ada di kontak peminjam. Yang awalnya kita tidak tahu menahu, malah selalu diteror telepon oleh kolektor untuk segera membayar.

Hal lain, kita terlalu percaya karena media sosial kita yang pegang. Tapi lupa kalau setiap apa yang di-upload akan dilihat oleh orang banyak. Mereka merekam dan menggambar situasi kita dari apa yang dibagikan setiap hari.

Privasi Online dan Keamanan Data

Masih hangat dalam ingatan kita beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini. Mulai dari koleksi video pribadi artis yang menurut versi pemilik video adalah koleksi pribadi, namun terlanjut beredar luas di jagat maya.

Menjaga privasi bukan hanya dalam kehidupan atau aktifitas interaksi secara langsung saja. Tapi juga dalam setiap aktifitas.

Privasi adalah hak untuk “right to be let alone” menurut Warren & Brandeis, 1890. Hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya.

Apa itu Privasi?

arti privasi

Konsep privasi erat dengan konsep ruang personal dan teritorial. Ruang personal yang merupakan ruang sekeliling individu, selalu dibawa kemana saja dia pergi dan akan merasa terganggu saat hadirnya orang yang tidak dikenal.

Contohnya, saya pernah ditegur oleh seorang bule saat saya traveling ke Perth. Waktu itu saya hanya memotret dan tanpa sengaja anaknya ikut terpotret. Tak lama, orangtuanya mendekati saya dan meminta saya untuk segera menghapus foto karena dia keberatan. Persoalan ini sudah menganggu ruang personal seseorang. Dan, kita berhak mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Bisa disimpulkan kalau privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki oleh seseorang pada suatu kondisi.

Melihat Instalasi Seni Galeri Privasi

galeri privasi
Kunjungi situs Galeri Privasi

Kemajuan dan perkembangan internet, membuat ruang lingkup dan kecepatan komunikasi lintas batas pun ikut meningkat.

Perkembangan ini mendorong berbagai forum buat memberikan literasi pemahaman privasi data internet. Salah satu inisiasi di Indonesia dalam memberikan literasi digital adalah ICT Watch dalam internet sehat.

Persoalan privasi menjadi hal yang kerap dipertanyakan sejak adanya revolusi digital. Dalam situs ICT Watch Indonesia kita bisa mendapatkan pemahaman literasi keamanan data dengan cara sederhana.

Saya ingin mengajak kalian untuk melihat ke Galeri Privasi. Sebuah pameran instalasi seni bertema masalah privasi di jagat maya internet.

Kerjasama ICT Watch Indonesia dengan Studio Malya ini ingin mengajak kita untuk #KendalikanPrivasimu. Pameran ini tadinya digelar secara offline di sebuah ruang pamer di Jakarta. Namun karena pandemi Covid-19, pameran ini dilakukan secara online.

Ayo saya ajak kalian melihat seni instalasi privasi data!

Enam Instalasi Seni Galeri Privasi

Sebagai organisasi masyarakat yang fokus pada pengetahuan dan kemampuan literasi digital, ICT Watch memberikan gambaran penting tentang apa yang selama ini saya dan kamu kerjakan di dunia maya.

Lewat instalasi seni, kita bisa memaknai setiap instalasi sebagai pengingat diri tentang keamanan data di internet.

1. Organ Vital Keenam

Di dalam pojok Galeri Privasi, kita akan menemukan sebuah sofa empuk yang dilengkapi dengan kantung infus berisi cairan seperti darah.

Kemudian, dari kantung infus ini dialirkan selang kecil ke dalam sebuah ponsel. Seperti kalau kita sedang mengisi baterai ponsel. Lalu, di samping sofa ada meja kecil pada permukaan ada laptop yang menampilkan sosok orang sedang resah menunggu lamanya pengisian baterai.

Dewasa ini kita menyadari kalau sulit lepas dari gadget. Untuk hal-hal hiburan, pengetahuan hingga mencari uang semuanya lewat gadget.

Kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan sanggup menggantikan hakikat sandang, pangan, dan papan menjadi sandang, pangan, papan dan cas-an.

Melihat instalasi seni Organ Vital Keenam ini kita diajak berpikir secara sederhana. Bayangkan kalau gadget yang kita gunakan menjadi organ vital yang terus melekat di tubuh dan pikiran.

Oleh karena itu kita memerlukan pembatasan atau kontrol diri agar tidak mengambil alih aspek hidup kita.

Langkahnya :

  • Atur tujuan dan durasi sebelum menggunakan gadget. Hal ini bakal membantu banget untuk memastikan pekerjaanmu selesai atau tujuanmu tercapai. Apalagi di saat-saat seperti ini ketika gadget menjadi sarana belajar dan bekerja, sekaligus mencari hiburan dan terhubung dengan jejaring sosial; 
  • Hindari menggunakan gadget ketika sedang berjumpa teman atau keluarga;
  • Ciptakan me-time tanpa gadget, misalnya melakukan aneka aktivitas fisik; dan
  • Batasi penggunaan gadget menjelang waktu tidur.

2. Data Diecer

Teman-teman tahu kah dampak bahaya ketika Kartu Tanda Penduduk (KTP) kita disalah gunakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab?

Sebagai warga negara patuh, KTP menjadi akses ke berbagai fasilitas publik. Di dalamnya ada nomor dan informasi penting. Namun, kini mudah sekali tersebar tanpa izin bahkan kesadaran s pemilik.

Instalasi berjudul “Data Diecer” menjawab kabar soal kebocoran data pribadi. Menggunakan setumpuk replika kartu tanda penduduk yang mengalir dan beterbangan di layar komputer miring, identitas kita masuk ke dua kaleng kerupuk dan tumpah di meja.

Data pribadi yang harusnya dijaga kerahasiaannya itu dengan mudah beredar kemana-mana.

Berkaca diri sebagai blogger sering mendapat kerjasama dengan pihak luar yang meminta data pribadi dulu sebelum kerjasama berlangsung. Padahal ini riskan untuk disalahgunakan tanpa sepengetahuan kita.

Lalu bagaimana cara kita untuk mengamankan data agar tidak tercecer? ICT Watch sendiri memberitahu langkah untuk mengelola privasi di ranah daring:

  • Hati-hati mengunggah informasi pribadi di Internet;
  • Gunakan mode incognito pada peramban;
  • Gunakan VPN dengan bijak;
  • Amankan gadget dengan kata sandi;
  • Atur verifikasi dua langkah untuk seluruh akun di platform digital;
  • Hindari mengunduh atau memasang aplikasi sembarangan;
  • Atur akses yang diberikan pada pihak ketiga atau aplikasi terpasang.

3. Tak Semua (Obat) Mengobati

Ketika kita sakit, maka kita memerlukan obat sebagai solusi untuk menyembuhkan. Tapi tahu kah kalau tak semua obat itu mengobati apa yang dirasa.

Instalasi seni yang ada di Galeri Privasi ini diceritakan dalam bentuk wastafel yang berisi obat-obatan dan tumpukan jarum suntik. Ada air yang mengalir terus dari keran.

Suasana dibuat mirip seperti suasana di kamar mandi, ada tanaman hias, jejak karat yang bermunculan serta kotoran yang melekat pada wastafel.

Air yang mengalir dari keran menggambarkan sebagai arus informasi yang terus mengalir tanpa disaring. Bayangkan lama-lama informasi menjadi distorsi dan mengaburkan mana informasi yang benar.

Dalam suasana Covid-19, kita akan mendapatkan informasi antara obat-obatan palsu tidak terdaftar, informasi menyesatkan hingga berita virus itu sendiri. Semuanya memberikan eek samping tidak bagi pada tubuh kita.

Bayangkan kamu membeli produk pelangsing tubuh, pemutih wajah hingga obat-obat murah lainnya tanpa tahu keaslian obat, mutu hingga kadaluarsa.

Berikut ini cara untuk kamu memasukan produk yang dibeli di internet adalah tepat

  • Mendapat izin edar dari BPOM.
  • Dijual oleh apotik/perusahaan yang jelas, cek: alamat, nomor telepon, dan apoteker;
  • Dikemas dengan baik dan memiliki label yang informatif tentang tanggal kadaluarsa dan bahan-bahan penyusunnya;
  • Tidak memberi klaim bombastis;
  • Selalu berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter berizin.

4. Keranjang Hoaks

Setiap detik kita akan bertemu dengan informasi hoaks yang menyesatkan. Simbol tempat sampah yang membucah penuh merupakan gambaran nyata kalau kita sudah tidak bisa lagi menampung informasi hoaks setiap harinya.

Imaji kita pada tulisan “Waspada Internet Hoax” langsung menyadarkan kalau hoax adalah sampah yang memang harus dibuang dan dimusnahkan, bukan untuk disebarluaskan.

Berita hoaks ini dapat kita minimalkan mulai dari diri sendiri. Masing-masing dari kita punya peran penting menghentikan hoaks. Apalagi di masa pandemi ketika ketakutan dan ketidaktahuan membuat orang lebih percaya hoaks.

Kamu pun bisa bantu agar kita terbebas dari berita hoaks, caranya

  • Selalu periksa kembali asal kabar yang diterima dan pastikan berasal dari sumber terpercaya. Ingat, walaupun kabar tersebut disebar oleh banyak orang, belum tentu benar.
  • Hati-hati dengan pesan berantai. Jika tidak yakin sumber aslinya, mohon lakukan cek fakta.
  • Jika menemui kabar yang memantik emosi negatif, seperti ketakutan, kemarahan, kebingungan, dsb. Stop membaca, apalagi menyebarkannya. Hoaks memang dirancang untuk mengundang pembacanya cepat bereaksi.

5. Bahagia di Balik Layar

Kita semua bagai akuarium yang diisi dengan perabotan. Setiap akuarium memiliki imajinasi sendiri ingin mendesain seperti apa.

Instalasi seni yang dibuat oleh ICT Watch berjudul “Bahagia di Balik Layar” ini berasal dari monitor bekas dilupas menjadi akuarium yang diisi oleh ikan cupang.

Ikan cupang tengah menjadi trend selama pandemi. Kita berada di dalam ruang pribadi sambil tetap mengintip dunia luar lewat monitor gadget.

Bertolak belakang dengan yang dialami, ada perasaan terbelenggu tidak bisa kemana-mana sekaligus terhubung lewat cara lain.

Walau kita tetap berada dalam ruang. Ada etika dalam internet yang perlu kita jaga.

Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan 8 jam di internet setiap harinya.

Cara kita berinteraksi dapat antar sesama menunjukkan siapa kita.

Lalu, apa saja sih etika di internet? 

  • Menghormati privasi, waktu, dan martabat orang lain;
  • Meyakini bahwa sopan santun di internet sama saja dengan di dunia nyata;
  • Berpikiran terbuka terhadap beragam perspektif;
  • Menghargai kekayaan intelektual;
  • Memahami bahwa apa yang sudah ditulis atau diunggah di internet akan menjadi jejak digital yang melekat;
  • Menyeimbangkan interaksi sosial di internet dengan interaksi sosial di dunia nyata.

6. Kamu Mengintip Aku Mengintip

Masuk ke instalasi seni terakhir, ICT Watch kali ini benar-benar menampar kita mengenai topik besar dari privasi yang disusun dalam bentuk kata sandi dalam layar ponsel.

Sebagai pengguna internet kita dapat mulai membangun imunitas masing-masing untuk meminimalkan potensi risiko keamanan data.

Gambar-gambar dengan berbagai gestur menunjukkan kalau kita semua bisa saling mengintip perilaku teman kita tanpa disadari. Pola perilaku yang sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat majemuk saat ini.

Ranah privasi menjadi wilayah yang rentan disusup demi hasrat menuntaskan rasa penasaran.

Dan, ternyata pasang kata sandi di ponsel saja tidak cukup. Kita punya hak untuk memilih bagaimana dan kepada siapa hendak berinteraksi di dunia maya.

Cara berikut ini layak ditiru untuk mengamankan aktivitas kita saat online.

  • Hanya gunakan aplikasi dan layanan yang menyediakan fitur enkripsi data;
  • Waspadai permintaan akses yang tidak relevan dari layanan yang disediakan oleh aplikasi terpasang;
  • Pasang perangkat lunak dan sistem operasi yang original dan memperbaruinya secara berkala;
  • Buat kata sandi yang kuat;
  • Keluar dari akun ketika menggunakan gadget milik orang lain/umum;
  • Hindari menyambungkan gadget pada sembarang WiFi publik.

Keenam instalasi seni hasil kolaborasi ICT Watch dan Malya ini tidak akan berhasil jika tidak dari kita yang ingin mengedukasi kembali orang-orang di sekitar kita.

Apa yang Menarik dari Galeri Privasi?

Keamanan informasi dan privasi data menjadi tanggung jawab kita bersama.

Apabila kalian sudah selesai menelusuri keenam instalasi pada Galeri Privasi, maka kita bisa mendapatkan sertifikat digital sebagai tanda kalau kita ikut berpartisipasi dalam mengendalikan privasi kita di internet.

Kemudahan akses situs serta waktu loading yang cepat membuat kita lebih mudah untuk berpindah antar navigasi. Kita pun diajak untuk educate yourself dari menu Materi Edukasi. Penjelasan menggunakan video seolah kita pun ikut berada di dalam instalasi.

sertifikat privasi data
Sertifikat tanda sudah mengunjungi Galeri Privasi

Galeri Privasi ini juga memberikan tayangan edukasi lewat video tampilan 360 derajad. Sehingga kita bisa langsung melihat instalasi dari berbagai sudut. Menarik ya!

Situs ini akan jadi lebih menarik, kalau diperbanyak infografis yang akan mempermudah kita untuk menyimpan lalu membagikan kembali di media sosial. Sehingga kita bisa ikut menggaungkan gerakan positif ini dari ICT Watch.

Ancaman Privasi Di depan Mata

Kita sama-sama merasakan ancaman terhadap keamanan informasi dan dampak yang ditimbulkan menjadi sangat beragam. Seperti kejadian teman saya, tentu kita tidak terjadi pada kita bukan?

Saya mencoba melakukan social experiment tentang bahayanya kita saat menghubungi pihak perbankan melalui media sosial.

Bukti kalau tidak boleh sembarang mengumbar data privasi

Ketika saya melakukan mention ke akun perbankan resmi, tidak berapa lama akun-akun kloning untuk penipuan langsung membalas. Akun kloning ini dibuat sedemikian rupa mulai dari kalimat hingga gambar menyerupai akun asli.

Kalau kita sedang tidak waspada, tentu kita bisa langsung memberikan data diri kita. Padahal, baiknya jika ada keluhan akan lebih baik langsung menghubungi ke telepon atau email karena bersifat pribadi. Daripada melalui media sosial yang bisa dilihat oleh banyak orang.

Hal-hal yang Baiknya Tidak Ditampilkan Di Internet

kendalikan privasimu

Saat kita berbicara privasi, tentu tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua orang. Kita sebagai pengguna bisa memilih setelan privasi yang tepat.

Saya sendiri melakukan cara ini untuk menjaga keamanan data pribadi :

  • Memberikan akses data pada platform yang dirasa yakin aman.
  • Mengubah pengaturan privasi atau keamanan.
  • Sering mencari nama sendiri melalui mesin pencari Google.
  • Merahasiakan password yang dimiliki sendiri.
  • Melakukan untag diri sendiri apabila merasa tidak mengenali siapa yang mengambil foto.
  • Selalu keluar dari akses media sosial setelah digunakan, apalagi kalau menggunakan komputer fasilitas umum.

Selain itu, untuk beberapa hal saya juga menyarankan beberapa hal yang tidak perlu ditampilkan di media sosial, seperti :

  • Masalah pribadi dan keluarga
  • Memberikan data pribadi seperti alamat rumah, isi rumah, anak
  • Berbagi informasi kalau kita sedang sendirian di rumah
  • Foto tidak pantas
  • Foto dengan Geotag
  • Komentar kasar

Dengan beberapa hal ini, kita menjaga diri kita sendiri untuk tidak mempublikasikan data pribadi. Harapannya pencurian identitas data kita tidak terjadi.

Kendali Privasi Data Ada Pada Diri Sendiri

Jangan terlalu polos di internet. Semua mata bisa melihat dan kuping mendengar.

Seperti yang telah dijelaskan di atas. Isu privasi memang sangat krusial. Maka perlindungan privasi dalam berbagai bentuk perlu ditingkatkan kewaspadaan.

Walau perkembangan dimasyarakat sering menimbulkan tantangan akibat minim literasi digital, setidaknya kita sudah mencoba seperti yang dilakukan oleh ICT Watch dan kawan-kawan membuat enam instalasi seni sebagai bahan edukasi.

Di zaman siber seperti ini,data merupakan hal yang sangat berharga. Karena itulah sangat penting untuk selalu menjaga keamanan data apapun tentang diri kita pribadi.

Media sosial dan internet seperti swalayan. Siapa pun bisa mengakses dan menyebarluaskan informasi. Kita tetap harus bijak dalam menggunakan internet.

Semoga informasi ini bermanfaat ya! Kalian bisa langsung kunjungi Galeri Privasi untuk mendapatkan info lebih lengkap.

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru