BerandaIdeaMenjaga Makanan Ramah Iklim, Menjaga Bumi Lebih Baik

Menjaga Makanan Ramah Iklim, Menjaga Bumi Lebih Baik

Author

Date

Category

Cuaca dingin di Gurabunga bisa membuat perut mudah lapar. Aroma harum mie instan dan berkuah hangat sangat menggoda.

Tapi, saya disadarkan oleh teman-teman lainnya karena nanti bakal icip makanan khas gunung.

Makanan khas gunung berasal dari makanan ramah iklim yang disajikan oleh warga Gurabunga, Tidore berasal dari kaki Gunung Kie Matubu.

Saya kagum sekali dengan makanan ramah iklim dari masyarakat Tidore sewaktu pertama kali menyambut kami.

***

Memilih Makanan Ramah Iklim

Melihat beragam makanan ala hutan di Gurabunga

Beragam aneka makan pegunungan khas Tidore yang saya lihat ini ada yang hampir punah dan juga jarang dijumpai oleh warga Tidore. 

Aneka sayuran yang digunakan semuanya diambil dari kaki gunung Kie Matubu. Para laki mendaki untuk mengambil bahan masak untuk menyambut momen Hari Jadi Tidore.

Saya kesulitan untuk mengingat beberapa nama makanan, karena bisa lebih dari 20 macam masakan yang ramah iklim.

makanan khas tidore
Kurang lebih 40 jenis makanan khas Tidore

Tidore sangat cocok menjadi model percontohan yang masyarakat setempat telah menerapkan makanan ramah iklim.

Kemarin saya mengikuti webinar tentang “Memilih Makanan Ramah Iklim” yang dilakukan oleh Omar Niode Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, budaya dan kuliner nusantara, khususnya Gorontalo.

Menjaga Pangan, Menjaga Bumi

makanan ramah iklim

Sistem pangan kita saat ini bisa menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.

Hal ini menjadi inisiasi Omar Niode Foundation yang diwakilkan oleh Terzian Ayuba Niode selaku sekretaris di tengah peluncuran e-book berjudul “Memilih Makanan Ramah Iklim 39 Resep Gorontalo” karya Amanda Katili Niode dari Climate Reality Indonesia bersama Ahli Teknologi Pangan, Zahra Khan.

Saya senang ketika Terzian mengatakan cara kita menyikapi krisis lingkungan dengan mengurangi konsumsi daging serta makanan yang diproses, untuk kemudian mengarah ke makanan yang lebih berbasis nabati.

Sistem pangan berkontribusi besar terhadap krisis iklim saat ini. Salah satunya hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.

Terlebih dengan terjadinya Pandemi COVID-19 semakin membuktikan adanya kebutuhan mendesak untuk mengubah sistem pangan dunia, 

Sikap seperti ini baru saya lakukan dengan mengurangi konsumsi daging dan lebih memperbanyak sayuran segar.

Makanya, saya langsung mengingat dengan kuliner hutan Kie Matubu yang menggunakan serba sayuran cocok tanam.

Dampak Negatif dari Kerusakan Ikllim

makanan ramah iklim

Bu Amanda menjelaskan tahun 2020, sekitar 51.6 juta orang di seluruh dunia terkena dampak banjir, kekeringan, badai dan Covid-19.

Kegiatan manusia yang berlebihan merusak bumi seperti proses industri, tambang batu bara, pembakaran tanaman, transportasi, hingga produksi minyak dan lainnya dapat merusak atmosfer bumi.

Apabila sistem pangan mengalami kerusakan dan tidak benar dalam ekosistem. Dapat menyebabkan krisis-krisis yang tidak diinginkan.

makanan ramah iklim

makanan ramah iklim

Krisis iklim yang jelas kita rasakan, lalu ada krisis kelaparan dan krisis pandemi.

Makanan adalah benang merah yang bisa mencapai hidup lebih layak. Pilihan-pilihan untuk menyikapi adalah dengan hemat air dan energi, perbanyak nabati kurangi daging, dukung petani, nelayan hingga menghindari plastik.

Gastronomi Kuliner Nusantara

makanan ramah iklim

Dalam webinar ini hadir salah satu tokoh favorit saya dalam dunia kuliner yaitu Om William Wongso.

Om Will termasuk tokoh kuliner yang sering memperkenalkan kuliner Nusantara hingga ke mancanegara. Salah satunya yang terbaru adalah saat membawa Gordon Ramsay untuk memasak rendang dalam tayangan 45 menit di National Geographic.

Sebagai pakar kuliner, setiap tayangan live dari Om Will sering saya lihat. Termasuk dalam webinar kali ini, Om Will bercerita tentang kebanggaannya terhadap kuliner Nusantara yang dituliskan dalam buku “Flavours of Indonesia”.

makanan ramah iklim

makanan ramah iklim

Buku yang berisi tentang cerita masakan Indonesia yang belum begitu banyak diketahui.

Padahal, cita rasa Nusantara memang mendominasi dari kekayaan rasa dan bahan yang masih dapat digali.

Om Will menampilkan beberapa jenis kuliner plant based seperti kenikir yang dibuat menjadi sup untuk dihidangkan dijamuan fine dining. Sambil tersenyum, om Will bilang mengenai manfaat kenikir yang bisa membuat tubuh menjadi lebih harum.

Keahlian dari Om Will dalam memadukan rasa dan presentasi makanan bukan isapan jempol.

Kuliner Khas Gorontalo di Olamita Resto

Keunikan kuliner Nusantara khususnya Gorontalo bisa dipresentasikan dengan baik oleh Olamita Resto yang dikelola Ihsan Averroes Wumu.

Di rumah wilayah Tebet, menu makanan yang dihidangkan adalah makanan khas Gorontalo dan Maluku. Seperti

Tuna Bala Rica, Nasi Kuning Cakalang, Kangkung Bunga Pepaya, Popolulu, dan Sabongi. 

Pilihan menu makanan yang bisa membuat para pecinta kuliner Gorontalo berkumpul.

Kuliner Ramah Iklim dari Segala Penjuru

Makanan nusantara adalah istimewa bagi saya. Keistimewaan yang digambarkan lewat berbagai hal dalam keseharian tak lepas dari unsur tradisi.

Seperti beberapa nama makanan yang pernah saya jumpai, ternyata ada makna melekat di balik namanya. Ada juga yang memiliki bentuk yang unik hingga warna. Akhirnya, pada saat kita menyantap makanan, kita akan selalu mengingat pada nilai-nilai saat menyantapnya.

Kekayaan ragam jenis masakan Nusantara Indonesia sangat luas. Lebih dari 6000 pulau berpenghuni dan masing-masing tentunya memiliki peran penting dalam budaya kuliner nasional.

Sejauh ini pengalaman kuliner saya mengunjungi ke beberapa kota di Indonesia. Hampir seluruh masakan Nusantara kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti jahe, pala, kemiri, temu kunci, kunyit, kelapa, kayu manis hingga gula aren.

Tentunya semua ini juga diikuti dengan teknik-teknik memasak sesuai bahan dan tradisi yang dipengaruhi.

Omar Niode Foundation

Apa yang perlu kita lakukan sekarang?

Membangun kesadaran diri tentang makanan ramah iklim memang tidak mudah.

Selama ini saya juga berusaha untuk menjaga asupan makanan, seperti mengurangi makan daging sapi dan memperbanyak ikan dan sayuran. Sadar kalau usia sudah tidak muda tentunya membuat pencernaan pun perlu dijaga.

makanan ramah iklim

Gerakan yang dilakukan oleh Omar Niode Foundation turut berperan dalam menjaga makanan ramah iklim. Apalagi pada kesempatan ini pun juga sekaligus berbagi buku gratis mengenai kuliner ramah iklim dari Gorontalo.

Kamu bisa mendapatkan e-book kuliner Gorontalo di sini.

Aksi yang dilakukan oleh Omar Niode Foundation termasuk upaya-upaya dalam pelestarian budaya kuliner Nusantara.

Menyelamatkan lingkungan bisa dengan memilih jenis Green Jobs atau makanan lokal juga bisa membantu perekonomian daerah.

Di era media sosial dan pandemi seperti saat ini sayangnya kita belum bisa mencoba langsung. Namun, informasi digital bisa kita bagikan sejak sekarang.

Pemetaan kuliner Nusantara ini tentunya masih akan berlanjut. Namun, pilihan menyantap kuliner ramah iklim menjadi bentuk dukungan kita untuk iklim lebih baik.

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

6 KOMENTAR

  1. Aku juga sebisa mungkin pesen makanan lokal sekarang, supaya sekalian bantu2 UKM atau ekonomi daerah. Dan rasanya juga gak kalah bersaing sekarang ya. banyak juga yg makanan lokal mix western atau korean juga.

  2. wah makanannya gak ada yang gak enaak…
    saya pribadi sebenarnya lebih suka makan makanan ala ala ndeso, alami banget tanpa bumbu instan..
    solo banyak lhoo mas makanan ala mbok2 joss gandos

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru