Hari Ketujuh : Kiya-kiya to Seoul
Pagi hari di Sokcho terasa sejuk sekali, begitu buka pintu jendela salju sudah memenuhi jendela. Tinggi salju pun ada yang selutut sampai 1 meter. Rencananya untuk balik ke Seoul sekitar pukul 12 siang saja, jadi kita masih sempat mengunjungi beberapa tempat lain di Sokcho.
Rencananya kami mau pergi ke Biryong Waterfall dan mendaki Ulsanbawi tapi niat kami diurungkan begitu tanya informasi kami tidak diijinkan pergi ke beberapa tempat wisata di Sokcho utara karena akibat hujan salju semalam menutupi jalan sampai tinggi 2 meter. Akhirnya kami menanyakan alternatif tempat wisata dan diberikan kalau kami sebaiknya mengunjungi daerah selatan yaitu pantai.
Sokcho Beach
Berada di tepi Sokcho Beach, udara masih terasa dingin walau ada hangat matahari. Pemandangan yang bisa dilihat di pantai Sokcho adalah air yang bersih, pasir putih dan hempasan air di batu karang. Saya bayangkan kalau sedang musim semi, barangkali pantai ini akan semakin eksotis dengan banyaknya burung camar di pinggir pantai.
How to get there :
Naik bus nomer 7 atau 7-1 dari Mt. Soerak ke Terminal Bus Sokcho Beach.
Berhubung tidak ada lagi tempat yang bisa kami kunjungi maka diputuskan lebih pagi untuk pulang ke Seoul menggunakan bus. Tidak jauh dari Sokcho Beach ada terminal bus yang bisa mengarah ke Seoul. Beli saja tiket bus ke Dong Seoul dengan harga sekitar KRW 18.000.
Gyeongbukgung Palace
Sekitar pukul 12 siang kami sudah sampai ke Dong Seoul Terminal Bus. Dari sana tinggal naik subway ke Gyeongbukgung Station exit 5. Keluar dari sana kita sudah sampai ke Gyeongbukgung Palace. Istana ini merupakan salah satu istana yang dikunjungi turis. Ada aktraksi yang bisa kita lihat yaitu aktraksi pergantian prajurit penjaga istana setiap jamnya.
Selain itu setiap jam 3 sore ada upacara pergantian penjaga di dalam istana. Di istana ini juga ada booth untuk berfoto menggunakan pakaian prajurit secara gratis. Di istana ini, saya suka sekali sama arsitektur atap istana. Terbuat dari kayu dan dilukis gambar kuda. Ajib bener deh!
The National Folk Museum of Korea
Berada di dalam kawasan istana, kita akan bertemu dengan museum Korea. Cukup berfoto dari luar saja, kalau kamu punya waktu lebih boleh masuk ke dalam museum.
Gwanghwamun Square
Kalau kita keluar dari istana dan menyebrang ke jalan, maka kita akan ketemu sama sebuah patung besar. Di sana ada patung namanya Raja Se Jong. Lokasi patung itu diberi nama Gwanghwamun. Tepat saat kami kesana ternyata sedang ada acara penggalangan dana dan ada stand bazaar gratis. Kebetulan saya mencoba untuk melukis wajah saya dengan bendera Korea. Si orang Korea yang tidak bisa berbahasa Inggris, saya hanya bilang Korean Flag like this, sambil saya menunjukkan gambar bendera Korea. Alhasil saya jadi turis yang beruntung :mrgreen:.
Full House
Selesai di daerah Gyeongbukgung, kami berencana mau pergi melihat rumah tempat syuting film Full House. Ya rumah putih yang berada di pinggir pantai itu memang ada di Seoul. Namun sayangnya niat kami diurungkan setelah kami sampai di Unseo Station sekitar pukul 5 sore. Kalau kami teruskan naik ferry dan nanti setelah menyebrang harus berjalan lagi ke Full House maka kami akan kehabisan waktu bisa sampai malam dan ferry menuju Full House hanya sampai jam 6 sore. Belum lagi cuaca sore itu terasa dingin sampai menusuk tulang. Akhirnya putuskan untuk pulang dan ke Namdaemun.
How to get there :
Naik subway line airport AREX turun di Unseo Station, setelah itu naik bus no. 221 sampai station Sammok. Setelah itu naik feri ke pulau untuk menyebrang. Setelah turun jalan kaki masuk +- 10 menit atau sewa sepeda ke Full House setjjang. (biaya masuk : KRW 5000). Perjalanan ke Unseo Station sekitar 40 menit.
Namdaemun Market
Tidak bisa ke Full House, tujuan akhir hari ini ditutup pergi ke Namdaemun Market yang berada di Namdaemun Station. Kawasan Namdaemun juga terkenal sebagai tempat beli oleh-oleh. Saya sendiri berencana berfoto di depan Namdaemun Street dengan memegang sebungkus Indom*e rasa Bulgogi seperti iklan di tv.
Selama beberapa hari di Seoul, bicara tawar menawar belanja di Korea memang sulit. Kita tidak bisa meminta harga murah, mereka sudah menentukan harga sendiri dan kalaupun minta diskon hanya diberi potongan KRW 1000. Lagipula tidak ada jenis oleh-oleh yang menarik untuk dibeli selain harganya mahal. Saya kasih gambaran, untuk 1 kaos bahan tipis ada tulisan I Love Korea sekitar KRW 5000, sumpit dan sendok KRW 5000 – 15.000.
[…] 5 : Nami Island, Dongdaemun Market Day 6 : Sokcho – Soeraksan Mountain, Sinheungsa Temple Day 7 : Seoul, Gyeongbukgung Palace, Gwanghwamun Square, The National Folk Museum of Korea, Namdaemun Market Day 8 : Bukchon Hanok Village, Naksan Park & Fortress, Gangnam Day 9 : Seoul – Jeju (East […]
korea memang tempat yang paling indah
untung gak jadi ke full house mas,, karena menurut info full house udah di bongkar,,, kemren aku jg nanya ma KTO indo,, kata nya emank udah di bongkar rumah full house nya…
Wah sayang banget yaa rumah full housenya udah di bongkar. Berarti kalo kesana lagi ganti tempat tujuan.
iya.. kemaren aja kau udah nyusun itinerary, eh pas tau rumah full house di bongkar, terpaksa nyusun ulang lagi…
wah.. lumayan juga ternyata harga sendok-sumpit korea, kebetulan aku udah punya oleh-oleh dari bu Resti, plus pulpen bertuliskan ‘i love korea’ :p. nah oleh-oleh darimu mana hah? hah? *maksa*
sayang banget ya ga sempet ke rumah full house, keren padahal tuh di situ.
Ntar kalo ada rejeki mau ke Korea lagi ah…
Lain kali jangan sembarangan ganti nama org yeee…
Sapa tuu..
Mau juga dong laen kali diajak’in backpacker-an??
Info-in ya kalau mau nyasar” lagi..
=))=Dª?=))||«ª?=Dª?=))||«ª?=D=))
Weewww..
Yang pergi ke Korea, jadi envy nih guee..
Budgetnya pasti mahal :'(
Kau baseng be tulis nama raja orang, bukan Sindong tapi Se Jong King
Ciakakaaa..
HaHaha.. udah diralat…
Budget murah kok… kan bareng kawan yang suka diajak nyasar :))