BerandaIdeaSok Tahu dan Tahu Tapi Tidak Mengerti

Sok Tahu dan Tahu Tapi Tidak Mengerti

Author

Date

Category

Sok tahu bisa disebabkan oleh keinginan untuk dianggap tahu atau paling tahu, penting dan berpengaruh. Sering kali orang seperti itu bertingkah laku menyebalkan dan agak memaksakan pendapat mereka kepada orang lain.
Sedangkan kelompok orang yang hanya sekedar tahu tetapi tidak mengerti adalah kelompok yang mungkin hanya ingin tahu tanpa ingin mengerti atau tahu tetapi tidak dapat mengerti. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh kurang luasnya wawasan pemikiran yang disebabkan oleh ruang lingkup pergaulan yang terbatas, akses pengetahuan yang terbatas juga, dan sebagainya.
Kelompok orang yang tahu tetapi tidak mengerti, bisa menjadi kelompok orang yang sok tahu, atau bahkan yang lebih berbahaya lagi adalah membangun asumsi/pengertian dari pengetahuan yang terbatas tersebut, dan mungkin saja pengertian itu salah atau malah menyesatkan.
Baik kelompok sok tahu maupun kelompok tahu saja tetapi tidak mengerti, sama berbahayanya. Karena itu, carilah, bukan hanya pengetahuan, tetapi juga pengertian, karena dalam pengetahuan terdapat kepintaran, tetapi dalam pengertian terdapat kebijaksanaan.

Kemarin sidang laporan akhir siswa bimbingan aku. Aku terkejut aja waktu dia keluar dari ruangan sidang dan mimik mau nangis, setelah aku tanyain dia ngomong kalo judul laporan dan projek akhir yang dia buat itu beda. Sontak aku terkejut dong, mana saat itu aku juga lagi jadi penguji. Judul laporan siswaku tentang desain katalog, sedangkan yang dia buat dikatakan hasilnya sebagai brosur. Oke, mungkin sebagai pembimbing aku kurang mengawasi masalah judul, karena kemarin yang aku lihat gimana si siswa ini selesain projeknya. Bukankah biasanya orang menulis sesuatu judul baru belakangan? Atau kalau dalam membuat laporan akhir: mencari masalah yang akan diselesaikan/dibahas kemudian judul belakangan?

Dua penguji sidang siswaku ngomong kalo siswaku nggak lulus, dikarenakan judul sama projeknya beda. Dan itu menurut mereka fatal. Dan itu juga bagi mereka kalau meluluskan siswaku akan dipertanyakan kredibilitas mereka sebagai penguji! Okelah.. i could understand, lagipula aku nggak bisa bilang sama si penguji: Lu lulusin aja siswa gue. Soalnya hakimnya kan si penguji, aku sih terima aja keputusan dari penguji. Hingga akhirnya mereka bilang kasih kesempatan buat revisi laporan dan projek siswaku.

Hanya ada dua opsi:

  1. Siswaku TIDAK LULUS dan TURUN ANGKATAN. Otomatis dia harus membayar sekitar 500 ribu untuk mengulang lagi.
  2. Siswaku REVISI dan diberi waktu 1 minggu untuk rombak semuanya. Yang jadi pertanyaan apa siswa ini sanggup buat merombak desain yang dikatakan brosur jadi katalog?

Cuma dari dua opsi yang ditawarkan, tentu pilih yang nomor 2, karena masih ada harapan 1 minggu lagi dan aku bilang bakalan bantu dia sepenuhnya.

Aku balik lagi ke ruangan sidang dan melanjutkan tugasku jadi penguji. Cuma aku masih kepikiran sama siswaku, aku coba googling untuk cari referensi apa sih yang membedakan katalog sama brosur? Sebenernya yang jadi inti masalah adalah bentuk dan informasi di dalamnya. Siswaku membuat dalam bentuk kertas A4 yang dilipat 3, dengan informasi yang detil. Sementara persepsi dari kedua penguji itu kalau katalog itu bentuknya buku.

Puji Tuhan, akhirnya aku dapat referensi dari hasil googling dan bertanya sama orang yang berkompeten yang memang lulusan desain komunikasi visual. Hasil googling ku mengatakan kalau katalog itu bentuknya selain buku juga ada bentuknya lembaran kertas A4 yang dilipat 3. Dan jawaban dari orang yang berkompeten itu kalau memang boleh katalog berupa lembaran kertas A4 yang dilipat 3 atau 4. Hanya yang membedakan di sini antara brosur dan katalog adalah dari sisi informasi. Informasi untuk brosur singkat saja, katalog lebih spesifik/detil.

Lho!! berarti siswaku nggak salah dong kalau dia buat begitu! bzzAku merasa harus berjuang buat siswaku karena memang dia benar, di samping untuk mengembalikan kredibilitas aku sebagai pembimbing. Segera aku telepon siswaku mengatakan kabar baik ini, kalau projek yang dia buat nggak harus dirombak total. Palingan hanya menambahkan 1 lipatan lagi dari 3 lipatan yang dia buat.

Fiuh… baru bisa bernafas lega?

Ternyata belum!!pif

Aku ingat seandainya siswa ini lulus, tentu dia akan lulus dengan nilai pas-pas-an. Kenapa? Dari awal dua penguji itu udah punya persepsi kalau katalog itu bentuknya buku, sementara siswaku buat dalam bentuk lembaran A4 yang dilipat 3. Sangat disayangkan bukan? Dua penguji itu menilai secara tidak keseluruhan hanya dikarenakan mereka orang dalam kelompok sok tahu dan tahu tapi tidak mengerti. babi_geram2

Aku pikir udahlah… kemarin aku terlalu banyak berpikir, sampai aku capek sendiri pas balik rumah. Aku ambil hikmahnya saja dari kejadian ini, kalau bersyukur siswaku masih ada kesempatan untuk revisi dan berharap lulus.  Selain itu aku belajar untuk berani bicara karena memang posisiku benar, disamping aku jadi tahu karakter orang sok tahu dan tahu tapi tidak mengerti.

p.s : Eh aku dapat sms dari siswaku yang satunya lagi. Dia kabarin aku kalau sidang laporannya lulus. Aaahh.. leganya dapat berita begitu bukan? Juga thank’s buat sahabatku, Jim atas SIM (SMS Inspirasi Motivasi) kemarin pagi.

Deddy Huang
Deddy Huanghttps://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

16 KOMENTAR

  1. Lho…
    pak dosen ternyata ya?
    baru tau 😉

    anw.. persepsi orang bisa beda akan suatu hal simply because they get used to with one thing.
    Ya seperti itu, bahwa katalog itu buku…

    anw.. yg penting lulus 🙂
    amiiin
    ikut seneng..

  2. kadan9kaLa sok tau ituh hanya menutupi dirinya a9ar terlihat pinter dimata oran9,padahal yaitu tadi dia tidak men9erti apa2..
    biar nda dibilan9 9auL mun9kin be9itu kasarnya..

    untuK kasus diaTas san9 pen9uji tampakna kuran9 memahami betul bahan dari siswanya *apa aku yan9 sotoy ya huan9..
    sehin99a ia men9aLihkan pembicaraan seperti ituh..

    saLut for u bro,kerja keras yan9 nda sia sia.. 🙂
    senan9nya punYa dosen seperti dirimu
    **kedibkedib
    hehe

    Huang : ha-ha… matamu kemasukan pasir ya wi3nd 😀

  3. brosur katalog, brosur katalog… (*clingak clinguk pura-pura mikir) siswa yg tersandung mslh kan ada 2.. satunya gmn kang?!?!?!? lolos juga?!?!? atau…….

    Huang : Yang satunya lagi lolos kang 🙂

  4. yaaa terkadang untuk tidak lebih kelihatan bodoh didepan oramg laen ada kalanya secara personal orang menjadi sok tahu padahal gak tahu atau bahkan nebak2 aja menurut persepsi mereka….

    so jadiin pelajaran biar kita semakin terpacu untuk mencari berbagai hal yang kita tidak tahu biar gak jadi orang yang sok tahu…

    Huang : hehehe… yup 🙂

  5. Wah kalau menghadapi norang kayak gitu ya repot dan jumlahnya banyak lagi. Saya juga punya guru ( dulu) yang salah persepsi terhadap suatu hal. Saya jelaskan malah mukanya jadi aneh.
    Guru kan tidak selalu tahu semuanya.
    Ya sabar mas.

    Salam hangat dari pakde di Surabaya

    Huang : Makasih pakde, saya sendiri juga nggak selalu tahu semuanya. Salam hangat dari Huang di Palembang.

  6. waduh kok gitu ya.. kalo katalog nya isinya emang gak banyak masa iya tetep maksa mesti berupa buku? rasanya aneh ya kalo cuma diliat dari bentuknya, harusnya yang membedakan brosur dan katalog ya isi informasinya itu yang kayak lu bilang kalo katalog lebih detil dari brosur…

    well gua bukan orang design, tapi sebagai orang awam ya pengertian katalog dan brosur ya seperti itu. dari isinya… bukan dari bentuknya..

    Huang : Nah, kamu kan punya usaha bakery gitu bro.. ada bikin katalog/brosur juga gak?

    • hehe belum bisa dibilang bakery lah… 🙂

      ada bikin brosur. ya cuma selembar dan isinya cuma gambar2 beberapa contoh kue dan kontek kita aja. tanpa spec yang detil kayak harga dll…

      harusnya kalo udah ada jenis2 kue dan harga dan ukuran itu jadi katalog.. ya gak?

      Huang : Kalo dari referensi yang aku baca, katalog produk itu contohnya kayak katalog dari Hypermart atau Carefour 🙂

  7. Wah kalau menghadapi norang kayak gitu ya repot dan jumlahnya banyak lagi. Saya juga punya guru ( dulu) yang salah persepsi terhadap suatu hal. Saya jelaskan malah mukanya jadi aneh.
    Guru kan tidak selalu tahu semuanya.
    Ya sabar mas.

    Salam hangat dari pakde di Surabaya

    Huang : Makasih pakde, saya sendiri juga nggak selalu tahu semuanya. Salam hangat dari Huang di Palembang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at deddy.huang@yahoo.com

Artikel Populer

Komentar Terbaru