Bertanya akan suatu hal yang membuat diri saya merinding dan terharu, adalah saat melihat pemandangan alam yang indah dan tersembunyi sejarah di dalamnya. Tiap saya mengulang kembali memutar video tentang indahnya sebuah pulau hampir membuat saya larut dan tak berkedip sedetik pun. Eloknya, ya Tuhan, kota yang mendapat julukan Serambi Mekkah ini.
Komponen musik, gambar, dan suara yang disuguhkan terngiang masuk ke dalam memori otak seseorang seperti saya yang belum pernah menginjakkan kaki ke negeri bak surga yang terletak di ujung barat Nusantara. Video yang dikemas sangat menarik ini berhasil membius saya. Terdiam dan berpikir. Ada harapan, mimpi, dan pertanyaan; kapan saya akan menginjakkan kaki ke sana?
Aceh, provisi yang terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia ini memiliki wilayah pariwisata yang sangat memikat. Aceh bukan hanya dikenal dengan penghasil kopi Aceh Gayo yang terkenal harum dan nikmat diseduh. Bukan juga hanya tarian Saman yang membuat saya merinding bulu kuduk saat tarian tersebut dibawakan dengan tempo cepat dan berirama. Tapi, sebagai saudara dari tempat tinggal saya yang berada di Selatan Sumatera, Aceh pun memiliki histori sejarah yang tak luput mulai dari kuatnya ilmu agama Islam dan bangkitnya rasa nasionalisme setelah tahun 2004, kota yang indah ini mengalami episentrum gempa bumi Samudra Hindia.
Sebagai kawasan yang memang sangat kaya dengan seni budaya, Aceh memiliki deretan potensial wisata yang memikat hati saya. Seperti tari-tarian, pakaian, bahasa, serta pemandangan eksotis yang disebut sebagai surganya ujung barat Nusantara. Potensi maritim yang ada di Aceh berhasil dikelola dengan baik yang akhirnya mendatangkan devisa bagi provinsi itu sendiri. Menurut Arief Yahya, Menteri Pariwisata Indonesia bahwa dua per tiga koral dunia, dengan biota super unik, ada di Indonesia.
Kota itu Bernama Sabang
Alam yang bersahabat dan sehat, menjadikan Sabang sebagai destinasi mensyukuri nikmat Tuhan di kota yang terletak di Pulau Weh. Kota ini berupa kepulauan di seberang utara Provinsi Aceh. Dengan sentral pulau paling besar yaitu Pulau Weh dari beberapa pulau yang ada, seperti Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Rubiah dan Pulau Seulako.
Ada yang berpendapat nama “Sabang” memiliki arti sama rata tanpa diskriminasi. Kata itu mengarah ke karakter penduduk Sabang setempat yang ramah, gampang menerima pendatang. Sedangkan, kata “Weh” memiliki arti pindah, kalau menurut cerita rakayat awal mula Pulau Weh merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatera. Namun oleh karena terjadinya gempa gunung berapi mengakibatkan daerah ini terpisah dengan daratan Ulee Lheue dari Banda Aceh. Seperti pulau Jawa dan Sumatera dulu yang terpisah karena letusan gunung Krakatau.
Teringat lagu nasionalisme sewaktu SD, “Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau… sambung menyambung menjadi satu … itulah Indonesia.” Lagu ini menjadi lagu wajib sewaktu saya SD dan tiap ada pelajaran kesenian, selalu digambarkan luasnya Indonesia dari ujung Barat ke ujung Timur yang dikelilingi oleh laut biru. Sabang menjadi kota pelabuhan dan pintu gerbang Indonesia di ujung barat dan paling utara di Indonesia. Pelabuhannya diminati wisatawan mancanegara, hal ini terlihat banyak kapal pesiar internasional yang singgah di Pelabuhan Sabang untuk melihat keindahan taman laut di seputar Pulau Weh.
Di kota Sabang ini, ragam seni, sejarah, petualangan alam terbuka, kegiatan diving dan snorkeling, dan kuliner bukanlah hanya sekedar terpampang lewat foto-foto dan cerita dari teman-teman saya yang sudah pernah berkunjung ke sana seperti Satya, Om Bolang, Tika, ataupun Fiona. Semuanya adalah kebanggaan dari penduduk Sabang akan harta karun yang tersembunyi di ujung barat Nusantara.
Ah, tidakkah kamu merasa ingin larut dalam Pesona Bahari Sabang?
Pastinya. Dorongan kuat harapan dan mimpi saya kuat sekali bisa menginjakkan kaki merangkum indahnya alam bahari di Sabang. Melihat hamparan langit biru, mengejar matahari terbit dan terbenam serta mendengar teriakan semangat para pelayar dari atas kapal layar mereka. Saya ingin ikut merasakan Sabang layaknya Santai Banget!
Eksotisme Sabang yang Elok
Sabang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Aceh terutama bagi para penyelam dan pelayar. Disinilah surga bagi para penyelam. Saya berkhayal akan pengalaman pertama saya snorkeling menikmati alam bawah laut bertemu dengan ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami di Pulau Rubiah, tepatnya Pantai Iboih. Walau jaraknya jauh berkisar 23 km dari Sabang menuju Desa Iboih, desa kecil yang bersebelahan dengan Taman Laut Rubiah. Bisa dibayangkan kalau tempat seindah itu, rasa untuk mengeluh capeknya perjalanan itu akan terbayar lunas.
Pulau Rubiah ini termasuk dalam kawasan pulau Weh. Nama Rubiah diambil dari nama seorang perempuan bernama Cut Nyak Rubiah yang makamnya terdapat di pulau tersebut. Pesona alam laut di Pantai Iboih sangat menakjubkan seperti sebuah kerajaan laut. Air yang tenang dan jernih. Saya bermimpi sedang berenang dan dikerubungi oleh ikan-ikan hias warna-warni. Dari sini mensyukuri nikmat Tuhan atas kekayaan alam Sabang. Bertapa indahnya wisata bahari di bumi Sabang ini.
Jika hati ini sudah puas dengan berjumpa aneka ikan hias seperti ikan Kepe-Kepe, Botana Biru, Lion Fish, dan Angle Fish. Ikan-ikan hias ini sepertinya sudah bersahabat dengan manusia. Kaki pun bisa melangkah berjalan di hamparan pasir hitam yang ada di Pantai Anoi Itam. Pantai yang kebalikan dari pantai Iboih. Pantai Anoi Itam ini satu-satunya pantai berpasir gelap di Sabang. Keunikan pantai ini sangat kontras ketika disapu oleh biru kehijauan ombak air laut.
Pantai Anoi Itam, memiliki arti pasir hitam. Keindahan pantai Anoi Itam ini bisa dinikmati pula sisa peninggalan benteng zaman Jepang. Dengan berjalan kaki di atas pasir tanpa menggunakan alas, tentunya membawa sensasi seperti terapi alam yang menyehatkan. Deburan ombak biru di antara tumpukan batu karang menambahkan kuat kesan teduh dan asri di pantai Anoi Itam. Dan dipesankan untuk mencicipi Rujak Aceh khas yang dijual di pantai Anoi Itam.
Ternyata Pesona Bahari Sabang bukan hanya sebatas berenang manja hempaskan beban oleh deburan ombak biru saja. Sabang punya cerita lain yang membuat ribuan pasang mata ikut merasakan kesegaran dari Air Terjun Pria Laot yang juga berada di Pulau Iboih.
Pesona alam yang masih alami, perpohonan hijau yang mengelilingi lokasi air terjun Pria Laot membuat atmosfer udara sekitar terasa segar dan sejuk. Saya ikut membayangkan dapat menangkap kicauan burung liar bersembunyi malu di balik perpohonan. Tanpa malu, saya akan menceburkan diri ke dalam kolam. Rasanya sudah lama sekali saya tidak bertemu air terjun. Merasakan terapi dalam kolam kena percikan air terjun, serta menginjak batu-batu kecil sebagai terapi kesehatan. Sekujur tubuh pasti akan memberikan respon positif terhadap alam semesta.
Tentunya tubuh ini juga harus dimanjakan dengan bersantai. Setelah menikmati pesona bahari bawah laut, tentunya ingin juga bersantai dirindangnya perpohonan Gapang. Pantai Gapang, pantai ini memiliki ombak yang lebih keras dibandingkan Pantai Iboih karena langsung berhadapan dengan laut lepas. Kita diajak melihat air laut yang jernih dan birunya air laut karena disinari matahari. Pastinya akan betah berlama-lama santai di Pantai Gapang. Kenapa? Bagaimana bisa saya tidak iri melihat Satya ber-swing-swing ria dengan ban bekas sebagai ayunan. Hey saya juga pengen!
Selain Pantai Gapang, Pesona Bahari Sabang masih memiliki pantai lainnya yang tak kalah elok. Seperti Pantai Sumur Tiga yang juga menawarkan panorama laut biru serta ayunan untuk kita tiduran sambil membaca buku atau tiduran di atas hangatnya pasir pantai, ide menarik bukan? Hembusan udara seolah meniup di atas kelopak mata untuk perlahan-lahan menutup kantung mata.
Objek lain yang ada di Kota Sabang yaitu Danau Aneuk Laot yang persis di tengah kota Sabang. Danau ini dikelilingi oleh pamandangan perpohonan rindang dan tinggi. Air yang jernih dan udara yang sejuk akan membuat kita betah berlama-lama. Bentuknya yang unik, memanjang sehingga terkesan seperti sungai. Menurut info yang saya rangkum, hingga saat ini Danau Aneuk Laot menjadi sumber air bagi masyarakat Sabang. Luar biasa!
Keliling Kota Sabang yang Instagramable
Puas mendapat vitamin sea dari pesona bahari Sabang, tentunya kota Sabang masih menyimpang deretan pesona lainnya. Salah satunya mengelilingi kota Sabang yang rindang dan penduduk yang ramah. Kota yang menjunjung tinggi ajaran agama Islam ini, seolah ingin memberitahu bahwa kita juga bisa menikmati alam yang indah, bersih dan tanpa kemacetan serta polusi. Bercermin dengan diri saya yang non-muslim, tentunya hal ini menjadi harmonisasi tersendiri untuk berkunjung ke kota Sabang. Sama seperti pendapat Satya, selama kita sama-sama mengerti dan menghargai. Terutama berpakaian sopan jika sedang di darat dan tempat umum. Toleransi.
Tanpanya tidak lengkap kalau berkunjung ke Sabang tidak berfoto di Monumen Kilometer Nol. Hal yang akan terbesit begitu menyebut kata Sabang, tentunya monumen yang menjadi simbol lokasi posisi Sabang berada di ujung barat Nusantara. Sama seperti menyebut kota Palembang yang terbesit adalah Jembatan Ampera dan Pempek.
Monumen Kilometer Nol ini sebagai perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua. Lewat tinggi sekitar 22,5 meter dengan bentuk lingkaran, tentu berada di Kilometer Nol Indonesia ini semacam bukti kalau saya pernah berada di Kilometer Nol Indonesia.
Selain itu, lokasi ikon kota Sabang yang terbaru adalah tulisan “I Love Sabang” yang menarik perhatian saya untuk selfie dengan latar belakang belakang instagramable. Dari lokasi ini pun, bisa dilihat sebelah kiri terdapat Danau Aneuk Laot yang dikelilingi pohon rimbun dan pemukiman warga. Kalau dari kanan, bisa melihat indahnya teluk Sabang dan pegunungan Iboih. Menurut info yang saya dapat, dari lokasi ini pun juga bisa melihat indahnya sunset di sore hari.
Kalau dari Satya yang sudah pernah ke Sabang, lokasi foto yang instagramable lainnya adalah Graffiti Stadion Sabang – Merauke. Semua graffiti tembok di Stadion Sabang – Merauke ini adalah hasil kreasi anak-anak Sabang. Jika dari foto, kesan Aceh yang menyeramkan seolah luntur menjadi Aceh itu bersahabat dan ramah.
Sabang Marine Festival 2016
Selalu ada kejutan dari acara yang selalu diselenggarakan tiap tahunnya oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Aceh, tahun ini Sabang kembali mengadakan Sabang Marine Festival 2016 yang akan dilangsung dari 26 – 30 April 2016. Tentunya acara ini akan menyedot perhatian masyarakat, termasuk wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Terlebih sejak dipermudahnya perizinan untuk masuk wilayah Indonesia dengan dikeluarkannya peraturan Presiden No 104 tahun 2015 tentang free visa untuk wisatawan yang datang dari 90 negara yang masuk ke Indonesia, termasuk wisatawan yang menggunakan kapal yacht. Acara besar ini akan dihadiri puluhan pelayar-pelayar dunia dengan kapal yacht mewah mereka yang ingin melihat rangkaian acara seperti cerita anak bangsa dan pagelaran seni budaya. Termasuk saya, saya ingin ikut merasakan pesona wisata yacht yang berlabuh di pinggir Lhok Weng, Sabang. Bisa dirasakan kemeriahan barisan kapal yacht dari seluruh penjuru dunia yang akan singgah ke Sabang. Seperti mengembalikan sejarah Sabang tempo dulu saat berjaya di Selat Malaka dan Selat Hindia.
Harapan dan mimpi saya pergi ke Sabang, setelah membaca tulisan-tulisan pengalaman orang yang sudah pernah ke Sabang tentunya tetap ada. Mungkin, saya bukanlah orang pertama tapi saya juga bukan orang terakhir yang akan berkunjung ke Sabang. Lewat gambar dan video saya merasakan ada beberapa alasan daya tarik kita perlu berkunjung ke Sabang, inilah yang dirangkum:
Sabang Segalanya Ada
Mau cari wisata seperti apa? Mulai dari wisata laut, pantai, gunung, air panas, air terjun, menikmati flora dan fauna, mengenal budaya, kuliner atau belanja souvenir. Semuanya ada di Sabang. Saya mengakui kalau Laut Sabang sudah tidak perlu diragukan lagi. Seperti yang saya tanyakan kepada Om Bolang mengenai apa yang bikin dia jatuh hati ke Sabang. Jawabannya alam dan pantai. Dunia bawah laut di Sabang telah diakui dunia sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di dunia.
Masyarakat yang Ramah
Dari sumber yang saya rangkum, dikatakan penduduk Sabang sangat ramah kepada pendatang. Kita tidak perlu takut apabila mengalami kesusahan mencari lokasi tempat wisata karena orang-orang Sabang suka membantu. Saya ingin merasakan sikap gumeh dari warga Sabang. Kosakata baru yang saya dapat, gumeh yang berarti tersenyum ramah dan tulus karena muliakan tamu sebagai adat penduduk setempat.
Aman
Kota Sabang ini menurut hasil penelusuran saya dengan kata kunci “tindak kejahatan di Sabang” ternyata saya tidak menemukan berita yang menyeramkan. Contohnya, ada turis asal Malaysia yang kehilangan tas berisi barang berharga, lalu dengan sigap Wali Kota Sabang mengatakan bahwa barang akan aman dan kembali. Dua jempol untuk pemerintahan Sabang!
Tempat yang Paling Indah Melihat Sun Rise dan Sunset
Saya tidak meragukan kalau Sabang punya semua, termasuk bagi pengejar matari terbit dan tenggelam. Dengan topografi Sabang yang luar biasa, ada yang mengatakan lokasi terbaik untuk melihat sun rise di Benteng Anoi Itam karena benteng tersebut dulunya digunakan tentara Jepang untuk mengintai musuh. Sedangkan untuk melihat sunset tempat terbaik berada di lokasi Paradiso – Sabang Fair.
Kilometer Nol Indonesia
Semoga saya tidak norak kalau berada di monument Kilometer Nol Indonesia. Boleh dikatakan, lokasi ini adalah awal-nya Indonesia.
Kuliner
Adalah teman saya, Nana “Pink Traveler” yang sedang merencanakan travelling ke Sabang bulan Juni 2016 nanti. Saya pun bertanya alasan kuat dia mau ke Sabang karena ingin melihat indahnya pantai dan terutama mencicipi langsung Mie Aceh dari kotanya sendiri, karena dia pencinta mie. Ragam pesona kuliner nusantara yang mau saya coba adalah merasakan segar, manis, asam, dan pedasnya dari Rujak Aceh sambil melihat suasana pantai. Amboi… enaknya. Termasuk Mie Jalak yang menjadi kuliner wajib bagi kita berkunjung ke tanah Sabang.
Belajar Sejarah dan Budaya
Saya termasuk yang senang mengeksplor bangunan bersejarah. Dengan berkunjung ke suatu tempat seperti museum atau tempat sejarah itu saya ikut merasakan pengalaman zaman dulu. Pastinya, saya bisa tahu sejarah kerajaan Aceh, Hindia Belanda, Jepang sampai zaman kemerdekaan untuk dipelajari. Rasanya sayang sekali bagi orang yang travelling tapi tidak berbagi pengalaman ke orang sekitar.
Saat ini tidak lah sulit menuju ke Sabang. Transportasi sudah memadai, walau dari Palembang belum punya penerbangan direct menuju Bandar Aceh tapi tentunya hal itu bukan menjadi alasan bagi orang yang ingin menikmati Pesona Bahari Sabang. Kota Sabang dapat dijangkau dengan kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lhue di Kota Banda Aceh sekitar 14 mil laut. Tersedia dua armada kapal cepat dengan waktu tempuh 45 menit dan feri biasa dengan waktu tempuh 90 menit. Jadi, sudah tidak ada hambatan transportasi menuju Sabang kan?
Sebab itu, dengan histori sejarah kisah perjuangan dengan Tsunami dan masalah dalam negeri Aceh, Sabang masih menyimpan warisan alam yang indah sampai sekarang, bagi kita, untuk menikmati mereka. Sekarang, Sabang muncul sebagai salah satu dari 11 tujuan laut terbaik di Indonesia. Petualangan apa yang ingin kamu rasakan, teman? Sabang memiliki segalanya. Ayo kita nikmati Sabang di Sabang Marine Festival 2016!
Ayo Koh Ded, Sabang itu indah lho 🙂
Menarik mas.. mantap artikel nya
Keren benar ya Sabang. Selama ini cuma dengar-dengar dan liat foto. Tapi akhir pekan ini mimpi saya akan terwujud 🙂
Tapi saya juga belum pernah ke Sabang mas.
ayo ke sabang bang.. nanti kita snorkeling di pulau klah.. saya juga belum soalnya hehe
Hehehe semoga ada rejeki ke sana bang. Salam kenal bang Yudi.
salam kenal juga bang Deddy.. semoga bisa bersua di aceh ya bang
Iya mas. Semoga bisa ke Aceh buat liat pantai2 di sana
Kak … kalo kita dah kerja mmg sudah ngakboleh inget lagi yaa lagu dari sabang sampai merauke ??? apa cuman zaman SD aja ???
Untung ingetin diri kalo aku pernah SD kak.. Bukan masuk kelas akselerasi. Nanti aku malah jadi duta Sabang… Kayak duta Pancasila..
Makin makin deh kangen Sabang! 😀
Emang cakep banget sih Sabang itu. Masih penasaran sama bawah lautnya.
Saya sendiri juga ingin coba pengalaman snorkeling karena memang belum pernah. Semoga ada kesempatan ke Sabang.
Ayo ke sabang kak, aku aja udah ke palembang walaupun belum ke pulau apa itu kak, kemaro ya?
Bener pulau Kemaro. Hehehe iya lagi kurang piknik nih mbak.
semoga menang kando ye…
saya ke sabang cuma sekali, tahun 2010 dan saya menyesal udah kesana…
soalnya cuma sehari dan cuma nongkrong cantik di gapang sama iboih, belum mandi2 apalagi snorkeling -_-
Wah.. Mokaseh kando buat doa nyo. Semoga bae biso ke Sabang dan snorkeling yang pertama kali hehe..
Aminnn… sip kando… ini nak melok jugo, tapi belum kelar tulisannya… 😀
btw, aku masih 17taun kakak #disiram cuko samo yayan 😀
semoga menang kak.. aku juga kangen sabang. berharap tahun ini bisa kesana mumpung ada penerbangan langsung dari batam
Wah makasih mas Danan buat support doanya. Lebih enak dari Batam ya lebih dekat. Kalau Palembang mau dua kali penerbangan. Kalo misal menang, kamu ikutan ke acara Sabang Marine Festival juga gak? Hehehe…
Ya Allah Sabang cantiknya gak ketulungan. Pantasan banyak benar wisatawan yang bermimpi datang ke sini. Sukses ya Koh Kakak hehehe..Semoga menang
Benar mbak Evi. Pesona indahnya Sabang bikin para traveller pengen berkunjung. Dari foto saja udah cantik banget, apalagi kita bisa berkunjung ke sana ya. Mbak evi, ikutan juga lomba nya? Amin di doain yang baik hehe..