BerandaReviewEventKonten Hoax Makin Merajalela

Konten Hoax Makin Merajalela

Author

Date

Category

Saya kenal Dina sebagai watak yang nyablak karena masih berdarah Sumatera. Setiap cuitan dia lewat Twitter memang bisa bikin kita tersenyum dengan sendirian.

Kali ini cuitan dia lewat Twitter menggambarkan dengan jelas kondisi dia kesal sekali dalam keluarganya yang berbagi berita palsu atau hoax.

***

Hoax Beredar, Siapa yang Senang?

Siapa yang tidak kesal kalau orang terdekat kita sendiri juga ikut menyebarkan berita palsu. Apalagi informasi yang bisa membuat psikis tiap orang menurun seperti berita palsu mengenai Covid-19.

Saya pun kaget bercampur bahagia ketika membaca cara Dina merespon ke keluarga besarnya.

Dimasa pandemik seperti saat ini banyak sekali hoax yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang ingin menambah kisruhnya kondisi saat ini.

Hoax sebenarnya informasi yang tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Kenyataannya tingkat literasi orang Indonesia memang rendah yang tidak bisa dipungkiri. Baru membaca judul clickbait langsung sekejap mengirimkannya ke grup.

Sehingga senjata paling ampuh untuk membodohkan masyarakat adalah dengan berita yang menyesatkan, informasi yang dimiliki tidak memiliki landasan faktual.

Saya merasakan berita-berita palsu ini makin berkembang sejak mendekati piilpres 2014 lalu. Bagaimana sebuah potongan video bisa dipotong lalu diubah skenarionya.

Apa Tujuan Berita Hoax?

Empat hari yang lalu, di malam hari saat saya hendak beristirahat. Ada seseorang yang mengirimkan pesan Whatsapp menanyakan apakah saya bisa membantunya untuk mengembalikan akun Instagramnya yang diblokir.

wa hoax

Saat saya tanya mengapa bisa diblokir? Dia menjawab kalau dia sengaja membuat akun palsu hanya untuk memberikan sentimen negatif.

Orang-orang dengan kecenderungan membuat pesan ujaran kebencian pada orang atau kelompok tertentu. Berita palsu yang mereka sebar mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu.

Didukung dengan tingginya penetrasi internet dapat menyebabkan sirkulasi hoaks makin cepat. Siapapun bisa memproduksi dan mendistribusikan informasinya sendiri.

Dan, seperti Dina yang berani memarahi keluarganya karena terus menerus menyebarkan informasi palsu. Tentunya untuk membatasi penyebaran hoax harus dimulai dari diri sendiri.

Jenis Informasi Hoax yang Beredar

webinar hoax

Banyaknya jenis informasi yang beredar, tanpa kita sadari hoax hadir dengan berbagai jenis varian. Seperti rasa indomie dengan berbagai rasa, hoax pun demikian.

  1. Fake news (Berita bohong). Berita yang berusaha menggantikan berita yang asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan atau memasukkan ketidakbenaran dalam suatu berita. Penulis berita bohong biasanya menambahkan hal-hal yang tidak benar dan teori persengkokolan, makin aneh, makin baik. Berita bohong bukanlah komentar humor terhadap suatu berita.
  2. Clickbait (Tautan jebakan). Tautan yang diletakkan secara stategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca.
  3. Confirmation bias (Bias konfirmasi). Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
  4. Misinformation (Informasi yang salah atau tidak akurat). Informasi yang salah dan tidak akurat dibuat terutama dengan tujuan untuk menipu.
  5. Satire. Sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk mengomentari kejadian yang sedang hangat. Berita satir dapat dijumpai di pertunjukan televisi seperti “Saturday Night Live” dan “This Hour has 22 Minutes”.
  6. Post-truth (Pasca-kebenaran). Kejadian di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik.
  7. Propaganda. Aktivitas menyebar luaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik.

Penyebaran Hoax

Diperlukan sikap bijak dan niat untuk kita bisa mengingatkan orang-orang di sekitar kita. Saya mendapat banyak sekali pengalaman baru ketika mengikuti webinar dari Tempo Institute dan Komunitas ISB. Selama dua hari berturut-turut, saya diajarkan bagaimana cara cek fakta berita dan cek fakta kesehatan.

Ada dua jalur yang paling mudah disusupi oleh berita palsu atau hoax. Melewati jalur situs abal-abal atau pesan singkat seperti Whatsapp.

Mengenali Situs Abal-Abal

webinar hoax

Menurut Menkominfo ada 900 ribu situs penyebar hoax. Setiap hari selalu ada muncul situs-situs baru yang bertujuan untuk menyebarkan berita palsu. Oleh karena itu penting untuk kita mengidentifikasi situs abal-abal, diantaranya:

  • Cek alamat situsnya. Apakah alamat yang digunakan menggunakan alamat resmi atau situs gratisan.
  • Cek data perusahaan media di Dewan Pers. Apakah berita yang diterbitkan berasal dari sumber media yang valid.
  • Cek detail visual.
  • Waspada bila terlalu banyak iklan
  • Bandingkan ciri-ciri pakem media mainstream
  • Cek About Us. Media abal-abal biasanya tidak mencantumkan halaman dengan detil.
  • Waspada dengan judul judul sensasional. Baca beritanya sampai selesai. Jangan cuma baca judul lalu komen di medsos.
  • Cek ke situs media mainstream. Verifikasi untuk memastikan sumber pertama dan melihat konten aslinya.
  • Cek google reverse image search pada foto utama. Situs abal-abal biasanya selalu mencuri foto dari tempat lain.

Mengenali Pesan Singkat Abal-Abal

Di dalam pesan singkat yang semakin mudah dijangkau. Kita tentu akan mudah sekali menerima pesan broadcast. Maka diperlukan langkah pencegahan:

  • Pastikan membaca setiap kalimat yang dikirimkan. Cerna kembali berita yang telah dibaca.
  • Periksa lewat internet mengenai informasi berita palsu.
  • Tegur sopan orang yang menyebarkan berita palsu.
  • Keluar dari grup yang dirasa menjadi toxic.

Pilihan terakhir adalah yang terbaik karena jika dalam satu grup chat yang isinya sudah terlalu banyak orang yang senang menyebarkan berita palsu tentu akan banyak menguras energi kita.

Kemampuan Dasar Cek Fakta Kesehatan

webinar hoax
Mengecek jurnal ilmiah lewat Google Scholar

Disinformasi berita kesehatan termasuk hal yang paling sering beredar. Masih ingat cuitan Presiden Amerika yang menyuruh warganya untuk meminum desifektan agar mencegah Covid 19?

Atau ketika sejumlah orang yang mengatakan vaksinasi merupakan upaya penanaman microchip di lengan sebagai bentuk perlawanan. Pernah mendengar isu palsu ini?

Vaksinasi diharuskan agar tubuh kita setidaknya memiliki antibodi dari ganasnya varian-varian baru yang saat ini beredar.

hoax vaksin

Bahayanya ketika orang yang mendengar dan mempercayai ucapan itu akan langsung mencoba. Oleh karena ini kita bisa menerapkan langkah-langkah berikut :

  • Cek sumber aslinya. Cek siapa yang membagikan informasi dan darimana mereka mendapatkan informasi tersebut. Bahkan, jika informasi tersebut berasal dari teman atau keluarga, tetap periksa sumbernya. 
  • Jangan hanya baca judulnya. Judul mungkin sengaja dibuat sensasional atau provokatif untuk mendapatkan jumlah klik yang tinggi.  
  • Identifikasi penulis. Telusuri nama penulis secara online untuk melihat apakah penulis adalah seseorang yang nyata dan kredibel. 
  • Cek tanggal. Periksa apakah informasi tersebut merupakan informasi terbaru, apakah sudah up to date dan relevan dengan kejadian terkini. Periksa apakah judul, gambar atau statistik yang digunakan sesuai konteks. 
  • Cek bukti pendukung lain. Cerita yang kredibel mendukung klaim dengan fakta. 
  • Cek bias. Pikirkan bahwa bias pribadi Anda akan mempengaruhi penilaian Anda terhadap hal yang dapat dipercaya atau tidak.  
  • Cek organisasi pemeriksa fakta. Cek berita yang ditemukan dengan tulisan atau temuan yang sudah diverifikasi oleh  organisasi pemeriksa fakta baik dalam lingkup nasional, seperti Cek Fakta Tempo atau media nasional lainnya maupun pemeriksa fakta internasional seperti AFP factcheck, dan Washington Post factcheckers.  

Bijak Dalam Menelan Berita

Ketika hoaks menjadi sebuah bahaya dan bencana, hal ini mengindikasikan rendahnya kemampuan literasi. Kemampuan literasi adalah kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi makna melalui membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Secara struktural, pemerintah dan otoritas kesehatan harus lebih serius mengatasi informasi yang kini beredar.

Secara indvidual, salah satu cara menghadapi penyebaran hoaks seputar Covid 19 dengan bijaksana dan kritis terhadap informasi yang kita terima. Kurangi bias informasi dengan telaah sumber berita yang masuk. Utamakan dapatkan informasi dari organisasi dan media massa yang kredibel.

Apa kamu pernah marahi keluarga yang sering menyebarkan berita palsu di grup keluarga?

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru