Era globalisasi membuat bisnis produk halal menjadi sektor yang berkontribusi besar pada perekonomian dunia. Sektor produk halal bukan hanya diperuntukkan bagi para muslim, melainkan bisa merangkul semua kalangan.

Bahwa, produk halal bisa juga berarti sebuah kenyamanan dan higienitas dari produk yang masyarakat konsumsi.

Seberapa penting sih peranan produk halal saat ini?

Halal Bukan Sebatas “No Pork, No Lard”

Sebagai yang senang makan dan berbagi informasi mengenai kuliner. Dulunya saya merasa kehalalan itu tidak begitu saya pedulikan. Kenapa? karena saya bukan seorang muslim. Bagiku ya itu urusan kalian lah yang bertanggungjawab atas hidup dan tahu mana yang perlu dan tidak dimakan.

Namun, makin ke sini saya sadari bahwa halal itu bukan hanya sebatas tulisan “No Pork, No Lard” saja. Melainkan ada banyak sekali komponen-komponen lainnya.

Potensi pasar produk halal sangat besar, dimana muslim dunia saat ini sudah melebihi 1,6 miliar.

“Tren gaya hidup halal ini sangat memperhatikan standar kelayakan, kebersihan dan efek fungsionalnya bagi manusia,” cerita Jetti Rosila Hadi, Vice Chairwoman Indonesia Halal Lifestyle Center dalam webinar bertema “Gaya Hidup Halal Fondasi Indonesia Sehat dan Kuat” bersama Danone Indonesia.

Produk halal telah memberikan kebaikan bagi yang mengonsumsinya, juga memberikan nilai ekonomi bagi pelaku bisnis produk halal. 

Halal sendiri bergandengan dengan Thayyib yang artinya baik, bersih, sehat, dan aman dikonsumsi serta menyehatkan dan bermutu.

Sehingga Indonesia dengan jumlah masyarakat muslim terbesar, berpeluang dominan mengambil peran dalam bisnis produk halal global.

Halal Untuk Semua Orang

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” Al-Baqarah-168

Islam mengatur semua hal tentang kehidupan manusia. Semuanya tertuang dalam al-Qur’an, sebuah pedoman menjalani kehidupan bagi umat Islam.

Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam secara jelas menetapkan bahwa ada ketentuan halal dan haram bagi umat Islam. Pangan, obat dan kosmetik, sebagian ada yang halal dan ada pula yang haram dikonsumsi atau digunakan. Begitu pula dengan produk kimia biologis dan rekayasa genetik, dan/atau produk lainnya, sering dijumpaikeraguan mengenai halal-haramnya. Al-Qur’an dan Hadits adalah panduan bagi umat Islam untuk senantiasa mengkonsumsi makanan dan barang yang halal. 

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, industri halal di Asia Tenggara menjadi salah satu sektor perekonomian dengan perkembangan yang dinamis. Kesadaran akan kebutuhan produk-produk bersertifikat halal terus meningkat dari tahun ke tahun. Dibarengi dengan adanya pandemi Covid-19 yang menjadi pemicu utama di balik timbulnya kesadaran masyarakat untuk menjadikan kebersihan sebagai prioritas.

Setiap orang memiliki selera dan pilihan gaya hidup. Dua hal ini yang akan membangun strategi branding mengenai halal.

Halal tidak lagi hanya murni urusan agama. Dalam kehidupan masyarakat, halal menjadi simbol global yang mencerminkan jaminan kualitas dan pilihan gaya hidup. Karena dalam bisnis, produk berlabel halal dapat membuat keuntungan yang signifikan bagi produsen.

Dalam hal ini produsen dan pedagang menggunakan sertifikat halal dan logo sebagai cara untuk menginformasikan dan meyakinkan konsumen bahwa produk mereka berkualitas dan layak dikonsumsi sesuai aturan agama. 

Tren Gaya Hidup Halal

“Makanan dan minuman yang halal diyakini tidak hanya bersih dan sehat tetapi juga membawa keberkahan yang mendatangkan manfaat besar bagi kualitas hidup,” papar Rosila.

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yaitu 229 juta atau sekitar 87,2 persen dari total populasi , Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan seluruh aspek halal.

Bisnis produk halal dalam negeri saat ini sebagian besar masih didominasi oleh impor. Dalam hal ini perlu adanya upaya optimal dari semua pihak terkait, baik pemerintah maupun swasta untuk membuat iklim segar bagi pengembangan produk halal dalam negeri.

Agar industri produk halal di negara kita dapat tumbuh dan berkembang pesat sehingga mampu mengimbangi perdagangan produk halal global, maka perlu kerja keras mendorong bangkitnya industri produk halal Indonesia. Kita perlu produk halal yang dapat diterima dan diminati masyarakat sendiri sehingga mampu menggerakkan sektor riil dan menumbuhkan perekonomian nasional. 

Ruang Lingkup Produk Halal

Produk halal yang sebelumnya dilihat hanya sebagai kebutuhan bagi masyarakat muslim, kini berkembang menjadi bagian gaya hidup dengan nilai kebaikan dan menjadi tren perdagangan global.

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) adalah sebuah badan yang terbentuk dibawah naungan Kementerian Agama. Undang – undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal mengamanatkan agar Produk yang beredar di Indonesia terjamin Kehalalannya oleh karena itu Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal mempunyai tugas dan fungsi untuk menjamin kehalalan produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia.

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal juga didukung oleh tugas dan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang – Undang No. 33 Tahun 2014 yaitu tentang Registrasi Halal, Sertifikasi Halal, Verifikasi Halal, Melakukan pembinaan serta melakukan pengawasan kehalalan produk, Kerjasama dengan seluruh stakeholder terkait, serta menetapkan standard kehalalan sebuah produk.

“Adanya lembaga yang mengatur proses sertifikasi halal, dalam hal ini BPJPH, mempermudah masyarakat untuk mengakses produk-produk halal,” ungkap Rosila.

Sertifikasi halal pada produk juga dibutuhkan bukan untuk sekedar label, tapi mempermudah masyarakat memilih produk-produk yang sesuai dengan akidah agamanya. Seakan menjadi barometer untuk memilih produk yang baik, tak jarang konsumen non-muslim pun ikut beralih ke produk bersertifikasi halal dengan ekspektasi mendapatkan produk dengan kualitas terbaik di kelasnya.

Biaya Sertifikasi Halal

Ketidaktahuan dari para UMK mengenai proses sertifikasi halal ini adalah mengenai cara dan biaya sertifikasi halal.

Tarif sertifikasi halal pun sekarang kian dipermudah. Bagi kelas UKM biaya sertifikasi produk halal di BPJPH sekitar Rp 300.000 sampai dengan Rp 5 juta. Biaya tersebut di antaranya adalah untuk sertifikasi halal proses reguler, perpanjangan sertifikat halal, penambahan varian atau jenis produk, serta registrasi sertifikat halal luar negeri.

Sementara untuk pelaku usaha mikro dan kecil, atau UMK, tarif layanan pernyataan halal, tarif layanan perpanjangan sertifikat halal, dan tarif layanan penambahan varian atau jenis produk dikenai tarif Rp 0 atau digratiskan.

Untuk info lebih lanjut kalian bisa kunjungi website BPJPH.

Danone Perkuat Ekosistem Halal

Sertifikat dan logo halal tidak hanya menjamin terhadap apa yang mereka konsumsi atau gunakan menurut hukum Islam tetapi juga mendorong manufaktur untuk memenuhi standar halal. 

Saat ini banyak perusahaan pangan dan kosmetik di berbagai negara seperti salah satunya Danone Indonesia telah menjadikan produknya dengan brand sebagai produk halal yang telah memiliki sertifikat halal.

Perusahaan yang menyediakan produk hidrasi dan nutrisi tersebut berupaya menyediakan kehidupan yang sehat dengan mengikuti standar mutu halal, keamanan pangan dan lingkungan.

Dalam hal ini, Danone Indonesia pun patuh pada Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

“Mulai dari proses pengolahan, pengemasan produk yang dihasilkan, hingga aktivitas pendistribusian produk juga dilakukan dengan memenuhi standar kehalalan.” terang Head of Regulatory Affairs Danone Indonesia, Prima Sehanputri.

Danone Indonesia berperan aktif untuk mengembangkan ekosistem halal, baik dalam memenuhi kebutuhan akan gaya hidup halal konsumen, mendukung kegiatan kampanye yang berkaitan dengan kehalalan yang dilakukan BPJPH, maupun mendorong masyarakat dalam menerapkan gaya hidup halal yang bersih dan sehat.

Adapun yang dimaksud dengan bahan adalah unsur yang digunakan untuk membuat atau menghasilkan produk. Kualitas menjadi hal utama dalam aktivitas bisnis Danone Indonesia.

Proses Aktivitas Halal untuk Produk Danone Indonesia

Proses panjang dalam aktivitas produk Danone Indonesia dilakukan mulai dari pemilihan material. Tersedia SOP yang memastikan pemilihan material untuk produk halal terjamin kehalalannya.

Pengecekan material datang dilakukan tahap mulai dari memeriksa nama material, nama produsen dan asal negara produsen.

Untuk bagian produksi tersedia SOP yang memastikan produksi produk halal hanya dilakukan di line bebas pork dan bebas kontaminasi haram/najis. Sehingga telah tersedia fasilitas pencucian yang menjamin proses menghilangkan najis.

Barulah setiap proses peluncuran produk harus tersertifikasi halal agar dapat dengan aman dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Gaya Hidup Halal untuk Lebih Aman

Gaya hidup halal ini dapat dimulai dari keluarga yang merupakan lingkungan terdekat. Di lingkungan keluarga, orang tua menjadi decision maker dalam pemilihan produk-produk halal yang akan dikonsumsi keluarga.

Melalui sertifikasi halal, status kehalalan suatu produk dapat diketahui secara pasti sehingga kepentingan konsumen untuk memilih produk sesuai syari’ah Islam akan terjamin. Sertifikasi halal juga merupakan bentuk perlindungan Pemerintah dalam memberikan ketentraman batin bagi masyarakat.

Selain itu, sertifikat halal akan membuat produk industri semakin diterima dan dikonsumsi masyarakat sehingga mampu menggerakkan sektor riil dan menumbuhkan perekonomian nasional.