
It’s my first trip to go Surabaya. Soeroboyo itu kota terbesar kedua tentunya setelah Jakarta. Unbelievable dengan rencana yang memang nggak ada rencana untuk ke Surabaya. Awalnya saya hanya berniat untuk pergi liburan akhir tahun sendiri ke Jakarta, tapi waktu lagi kumpul bareng teman ternyata ada yang mau ke Surabaya. Pikir saya, kenapa nggak ikut aja? Toh nanti baliknya juga ke Jakarta.
Banyak hambatan yang saya dapetin, mulai dari booking tiket yang belum tahu fixed tanggal keberangkatan dan jumlah orang yang akan ikut berangkat. Perjalanan ini diibaratkan ‘orang buta nuntun orang buta’, tahu maksudnya? Dari yang mau berangkat ini sama sekali peta buta alias nggak tahu bentuk kota Surabaya dan Jakarta itu gimana. Gila kan? Dengan modal nekad dan berani… petualanganpun dimulai…
23 Desember 2008
Deg-deg-an juga rasanya. Thank’s God, saya punya kesempatan untuk menikmati penerbangan pakai Garuda Indonesia, first trip using aeroplane. Amazing!

Perjalanan kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam, berangkat dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II (Palembang) menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta) dan dipakai untuk transit lebih kurang 1 jam. Barulah dari Soekarno Hatta saya berangkat lagi dengan maskapai yang sama menuju Bandara Juanda (Surabaya).
Selamat datang di kota panas…

Setibanya di Surabaya kita udah dijemput sama keluarga teman. Keluarga Ko Johan dan Ce Henny. Saya sendiri belum kenal dengan keluarga Ko Johan tapi teman-teman yang lain udah kenal, karena Ce Henny dulunya tinggal di Palembang dan jadi guru sekolah minggu.
Sampai di Surabaya udah jam 7 malam, perut juga udah mulai kerasa lapar. Tapi saya masih excited aja waktu sampai di Surabaya, terpesona sama bangunan-bangunan tinggi (soalnya di Palembang nggak ada bangunan yang tinggi). Sampai di tempat makan, saya coba lihat daftar menu, pikir saya makanan Surabaya cocoklah di lidah. Akhirnya saya pesan ayam penyet, dan saya baru tahu kalau Surabaya itu terkenal dengan penyetan. Apa aja bisa dibuat jadi penyetan, misalnya tahu, tempe, ayam, ikan dan kamu juga boleh kalau mau dipenyet? Hehehehe…
Tiba-tiba pelayannya nanya ke saya, mau lomboknya yang sedang atau pedas?
Tunggu bentar… lombok? apa itu lombok? Saya baru tahu kalau lombok itu cabe, sama halnya petis yang belakangan saya baru tahu artinya.
Ya udah, saya pesan yang sedang saja. Saya termasuk orang yang nggak bisa makan makanan yang pedas, lagian di Palembang jarang cabe dikategoriin sedang atau pedas. Tapi kalau cuko a.k.a cuka buat cocolan pempek ada yang pedas dan manis. Ternyata setelah dimakan… wuuuuuuu… PEDAS!! Otomatis sambil makan saya harus menahan nangis saking pedasnya. Gila kan.. malu banget!
FYI yang saya simpulin sendiri. Rasa ‘sedang’ di Surabaya itu sama dengan ‘pedas’ di Palembang. Sementara kalau ‘pedas’ di Surabaya itu sama dengan ‘paling pedas’ di Palembang.
Selesai makan, Ce Suwid beli rujak cingur di samping rumah makan. Cingur? Katanya nggak ke Surabaya kalau belum coba cingur. Cingur itu apa? Cingur itu hidung sapi. Geli ya? Ya.. kamu jangan bayangin hidung sapinya kalau makan… hehehe.. awalnya emang geli sih waktu saya coba, tapi setelah digigit kok rasanya kayak soto tulang muda yang biasa saya makan. ENAK!! Apalagi rujaknya itu ditambahin petis, jadi rasa bumbunya manis.
24 Desember 2008
Cuaca pagi di Surabaya beda banget sama di Palembang. Teriknya panas itu mungkin bisa buat silikon meleleh 😀
Hari itu nggak ada kegiatan mau kemana. Waktu ko Johan tanya kita cuma bilang pengen ke mall yang terdekat dari rumah dan gampang dijangkau dengan taksi. Akhirnya sekitar jam 10.30 dengan taksi yang udah ditelepon kita ke Galaxi Mall.
Mall isinya sama saja, dari satu mall ke mall lain. Bedanya hanya suasana dan barang yang dijual didalamanya. Bosen juga sih, tapi bosen bukan karena capek jalan tapi bosen karena barangnya cuma bisa dilihat tapi nggak bisa dibeli. Hahahaha.. ya iya doms… harga-harganya hampir setara gaji saya satu bulan 😀
Pulang dari mall, saya coba beli bakpao Hongkong yang ada di depan rumah ko Johan. Ah saya masih pengen makan bakpao kacang hitamnya. 2 biji!

Sorenya, di gereja Ce Henny lagi ada acara natal sekolah minggu bersama di GBT Kristus Raja Damai. Banyak anak-anak kecil. Ada yang nangis terus lari ke baby-siternya, ada juga yang adem ayem ngelonan sama mamanya.
Pulang dari gereja, kita diajak makan di WAPO a.k.a Warung Pojok dekat UNAIR (Universitas Airlangga). Suasananya cozy, menu makannya murah dan banyak! Saya aja nggak habis makan nasi gorengnya 😀 Oh ya… Rawonnya itu sedep!! Kuah rawonnya lebih kerasa gurih. Beda sama rawon Palembang yang pernah saya cicip.
FYI. Di Wapo saya sempat kopdar dengan kenalan saya di dunia maya. Awalnya saya mau kopdar sama mbak Audy, tapi berhubung ayahnya lagi sakit ya nggak bisa.
25 Desember 2008
Bangun pagi!!
Soal ne mau ke Malang! Soal ne pengen ke SAAT Malang (Sekolah Alkitab) tapi ternyata waktunya nggak cukup untuk ke sana 🙁

Sebelum ke SELECTA, kita sempatin ke toko oleh-oleh khas Malang di Wicaksono. Disana banyak jual cemilan mulai dari keripik, jenang, dodol, pisang sale, dan lainnya. Barulah dari sana menuju ke SELECTA, tempat rekreasi yang benar-benar kerasa liburannya.
Selesai dari SELECTA, diajak ke tempat pemandian air hangat. Lokasinya mungkin di dataran rendah, tapi cukup terhibur dengan pemandangan sawah dan pengunungannya. Sayangnya tempat pemandian ini sedang ramai jadi nggak asik aja kalau mandinya rame-rame. Tempatnya juga nggak dipisah antara cewek sama cowok.

Akhirnya ko Johan ajak kita ke tempat pemancingan ikan ‘Agung’. Dan punya kesempatan buat nyicip duren Surabaya, sate kelinci dan jagung bakar. Selesai dari situ ya balik lagi kita ke Surabaya.
FYI. Duren Surabaya nggak legit kayak duren Palembang.
26 Desember 2008

Kita diajak sama Ce Meri jalan-jalan ke Pasar Atom dan ITC Surabaya. Saya pakai kaos oblong, ditutupin jaket, celana 3/4, dan sendal jepit dengan pedenya saya jalan. Nggak ada yang dibeli di Pasar Atom, bentuk pasarnya kalau di Palembang mungkin gabungan Pasar Raya Megahria dan Pasar 16 ilir.
Keluar dari Pasar Atom, diajak ke ITC Surabaya yang kebetulan jaraknya nggak begitu jauh. Nah.. kalau ITC ini mirip kayak PTC Palembang :D. Di sana saya sempat nonton 3D Movie yang puterin film 3D pendek berdurasi 20 menit seharga Rp 20.000. Murah??? MAHAL!! Tapi ya anggap aja hiburan… 😀 filmnya juga nggak terlalu menarik, pikirnya sama kayak 3D yang ada di Jakarta. Tahu kan? *belum nyoba juga sih.. cuma tahu-tahu aja… hahaha*


Sempat juga nyoba makan ‘Madampai’, pai dengan beraneka rasa mulai dari rasa telur, blueberry, keju, dan lemon. Dan Ce Mery beli roll keriting rambut dan lucunya waktu mau test-driver alat itu, Ce Levi jadi korban. Hahahaha… rambutnya dijadiin bahan uji coba dan salut aja dia mau.

Malamnya, kita diajak jalan lagi ke Tunjungan Plaza di jalan Tunjungan. Benar katanya, mall besar ini nggak cukup dihabisin dalam waktu 1 hari. Soalnya mall ini punya 4 gedung yang besar dan bakalan betah banget buat shopping!
Saya sempat ke toko buku Gunung Agung, dan waktu lihat raknya ada novel The Blings of My Life-nya mbak Lala Purwono yang saya kenal dari blog. Mbak.. barangnya belum saya dapet nih… :D. Ada juga Rectoverso-nya Dee yang saat itu Palembang belum ada setelah saya sms ke Triana.
FYI. Tanjungan Plaza 4 (TP 4) paling sering dikunjungi buat high society. Soalnya banyak barang branded dan rumah makan yang mahal.
27 Desember 2008

Siangnya saya diajak ke Gramedia Expo yang letaknya depanan Tunjungan Plaza. Gramedia Expo ini toko buku yang paling besar di Surabaya, mulai dari gedungnya dan isi buku didalemnya.
Keluar dari Gramedia Expo, kita diajak ke Pantai Ria dan Pantai Kenjeran. Di Pantai Ria, ada semacam kelenteng yang ada patung Dewi Kwan In terbesar se-Asia Tenggara. Kemudian depannya ada semacam kuil yang kalau masuk kedalam seolah kita ke negeri Thailand! Asik kan..
Tapi sayangnya, image kedua pantai ini jadi negatif karena sering disalahgunakan, misalnya untuk berbuat mesum di depan umum. Heran, kayak nggak punya ‘modal’ aja buat nyewa motel kek, daripada digrebek sama satpol pp. Sering dilihat ada ‘mobil bergoyang’, padahal semua kacanya ketutup. Nah lho… ya.. sama di Palembang juga suka ditemuin ‘mobil bergoyang’ kalau suka jalan ke BKB (Benteng Kuto Besak) atau kadang satpol pp juga suka gebrek pasangan mesumnya disemak-semak.
Dari pantai Kenjeran, saya coba makanan khas Surabaya lagi dan namanya kupang dan sate kerang. Rasanya manis dan pengen makan lagi.
28 Desember 2008
Last but not least…
Ya ini hari terakhir saya di Surabaya. Paginya saya ikut kebaktian umum di GBT. Kristus Raja Damai. Selesai dari kebaktian, kita diajak makan lontong kupang lagi! Asik.. asik.. kupang yang kali ini rasanya lebih enak dari kupang di pantai Kenjeran. Terus pesan sate kerang 70 tusuk! Hahaha.. nambah lagi rujak cingur dan kupang goreng!
Asli.. neh emank nggak mau lepas dari Surabaya kayaknya..

Agak siangnya, kita diajak jalan untuk lihat ‘kota Singapura’. Iya… yang ada patung singanya itu lho.. yang terkenal dari kota Singapura. Emang ada di Surabaya?
Hohohoho… ternyata ada! The Singapore of Surabaya yang menjadi perkotaan sendiri dibangun sama Ciputra Group. Gila keren abis!! Saya sempat berkhayal seandainya punya satu perumahan di Citra Land 😀
Tinggal beberapa jam lagi kereta api saya akan berangkat..
Sebelum pulang keinginan saya terkabul lagi… saya diajak makan es krim Zangrandi di jalan Yos Sudarso. Harganya emang mahal, semangkok kecil itu aja bisa 25 ribu. Tapi kalau soal rasa… uuh… pasti ketagihan!

Surabaya… i miss you… hahaha… lebay..
Tapi jujur emang saya kangen sama kota Surabaya, kalau ditanya kenapa? jawabannya kangen dengan situasi yang saya dapetin selama liburan disana. Ibarat baterai yang baru abis di-charge. Beberapa pengalaman spiritual saya alami selama liburan. Hal-hal yang kayaknya mustahil, tapi tiba-tiba muncul begitu saja yang diluar akal kita sekalipun. Nggak ada kata lain selain saya bersyukur dan bersyukur sama Tuhan.
[…] penerbangan pesawat Garuda GA 117 dari Jakarta menuju Surabaya. Kira-kira memakan waktu 1 jam penerbangan untuk sampai ke bandara Djuanda. Penerbangan sore itu […]
Saya sudah beberapa kali ke Surabaya tapi gak pernah sampe explore Surabaya selengkap ini 🙂
Nicely written, Huang
Surabaya emang is the best……
ditunggu cerita yang laen ya…………
[…] penerbangan pesawat Garuda GA 117 dari Jakarta menuju Surabaya. Kira-kira memakan waktu 1 jam penerbangan untuk sampai ke bandara Djuanda. Penerbangan sore itu […]
duuuh lengkap banget ni cerita tournya hihihi bisa dijadiin ebook d hehehe…siiip ded….thanks yaah dah ngenalin kota surabaya..
Wah ternyata sudah datang ke Surabaya yang bagus. Selamat datang…Kapan-kapan kalau ke Surabaya lagi koar-koar di Blog ya. Hebat jauh oew…
wajib dong..!! wakakakak,,,
wuaaa..!! pengen ke surabaya lagi..!!
kmaren pas ke surabaya cuman sempet ke House of Sampoerna,, Masjid Cheng Ho,, ama mana lagi yak..? lupa.. pokoke cuman beberapa tempat kok.. secara city tour nya juga cuman di beberapa tempat.. kalo city tour ilegal-nya lumayan lah… muter2 surabaya jam 1 malem..! wakakaka,,
mo tau lengkapnya…? baca di blog ku aja yak.! wahahahah,,,
ditunggu part 2 nya 😀
ditunggu part 2 nya 😀
waah!abis dari surabaya ya!! hihi.. beruntung banget pas ke citraland, patung singanya keluar aer 😀
Oh ya? saya nggak tahu kalo biasanya aernya gak muncul 😀
durennya bikin ngilerrrrrrrrrrrrrrrrrrr
hehehe… enak kali ya kalo dibuat jus duren?
duh…serunya bisa jalan2 gitu. Tapi kalo tau surabaya panas gitu, hm… mikir2 juga kesana, ntar sayah nambah item lagih…xixixixi…
Jangan dipikir panasnya mbak 🙂 pokoknya asal mbak bisa nikmati holidaynya aja.. rasa panas itu nomer sekian deh 😀
seru buangettttttttttttt. aku serius menyimak kisahmu dari awal sampe akhir. sama halnya dengan pengalamanku saat pertama kali menjejakkan kaki di kota padang. memang buat orang lain mungkin biasa, tapi kerna dari kecil aku udah sering membayangkan bepergian ke kota padang, jadinya excited banget ketika berhasil kesana… 🙂
iyah bener mbak, mungkin karena kita wisatawan luar jadi merasa excited gitu sama pengalaman yang belum pernah kita rasain 🙂 makasih ya mbak ^^
Whoaaa, seruuu bgt!! jd pengen, tp kapan ya bisa jalan2 kesana??
btw, ngapo dak dibeli tuh bukuny mbak Lala?
Kapan mau ke Bandung? soalnya buku yang aku menangin belum dapet 🙁
Yup, begitulah surabaya. Salam kenal ya.
Iya salam kenal balik 🙂
Hoah… semoga tahun ini bisa balik lagi ke Surabaya 🙂
*i wish*