Tayangan kedua ‘Rossy’ malam ini mengangkat tentang ‘Terimakasih Gusdur’. Tentang gusdur dan orang tionghoa.
Seperti yang kita tahu, gusdur lah yang meniadakan diskriminasi etnis tionghoa. Selama 3 dekade orang tionghoa nggak peroleh kebebasan untuk merayakan imlek, bersembahyang di klenteng ataupun memajang ornamen-ornamen tionghoa.
Aku masih mengingat dulu merayakan imlek masih harus sembunyi. Namun sejak ada gusdur, perubahan itu ada. Cuma sekarang aku masih saja merasakan diskriminasi karena kamu tionghoa. Aku tionghoa. Dan kita bukan tionghoa.
Sama kayak temanku tadi pagi bilang sebel karena terlahir sebagai batak dan nggak bisa dapat angpao.
Bukan karena diskriminasinya, tapi tentang tayangan ini memberi inspirasi dari seorang gusdur. Inspirasi tentang bersyukur dan ikhlas.
Kita kalau dipinjam barang oleh teman, setelah dibalikin bisa bilang terima kasih. Tapi kita sulit bilang terima kasih sama Tuhan karena Dia berikan pinjaman buat kita.
Dan hidup menjadi manusia belum hidup kalau kita tidak menghasilkan dan bermanfaat.
Dua poin inspirasi di atas sederhana dari gusdur.
p.s : Selamat malam kawan.
?Coffee Oriental?
It’s mobile blogging
maap huang, baru bisa mampir sekarang..
Bicara soal Gusdur, dia emang istimewa, tidak hanya penampilan dan gayanya yang eksentrik.. tapi dia berani ‘berbeda’ dalam berpendapat..
wah, sayang sekali saya kelewat acara Rossy.
padahal episode pertama yag menghadirkan Sri Mulyani saya nonton..
salam
btw, saya sempat nonton acara itu, tapi ndak sampai selesai
Walopun telah Gong Xi Fat Chai ya ko….
heemm… abis imlekan ya mas huang? dapet angpao berapa? 😀 *aduh kok OOT*
selamat HR Imlek mas…
kakak ku fans fanatik Gusdur, sampe sampe ikut pesawat Hercules ke Surabaya pas acara pemakaman beliau. Kakak yang membuka mata saya betapa sosok Gusdur begitu terhormat. Let’s send our prayer to him.
Nonton tayangan ini semalam. Sambil terkantuk kantuk. Big lost for this country since it is hard to find another Gusdur.
Diskriminasi ada di banyak aspek kehidupan sosial, kadang jika bukan kita sendiri yang mengubahnya, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan…