Sempat viral foto gerombolan orang yang tidak tertib saat naik MRT Jakarta beberapa waktu lalu bukan hal yang bikin kaget. Waktu LRT Palembang pertama kali diresmikan juga sama. Bahkan ada gerombolan orang yang mengira di dalam kereta bisa piknik sambil tidur-tiduran. Bagi saya, hal ini seperti shock culture karena ini adalah “wajah” baru.
Setiap orang pasti punya pengalaman pertama, saya dan kamu pun juga.
Tapi tulisan saya ini sepertinya pengalaman yang saya rasakan “sempurna” ini sangat aneh, kata teman saya ketika melihat saya posting foto di Instagram. Padahal inilah yang saya rasakan.
***
Dua malam berturut di Jakarta kemarin, selepas meeting dengan klien saya mencoba untuk naik MRT Jakarta. Siapa yang tidak antusias untuk mencoba moda transportasi baru ini. Bukan hanya warga Jakarta saja, tapi saya yang calon orang Jakarta ini hahaha juga pengen buat mencoba.
MRT atau Mass Rapid Transit bukan isapan jempol ternyata. Malam pertama di Jakarta saya mengajak Uwan dan Said buat kopdar sekaligus menemani saya naik MRT. Ketika saya berjalan kaki ke Stasiun Setiabudi lalu turun tangga ke bawah tanah, lalu melihat sudah ada mesin tiket, petugas dan bunyi kereta datang. Apa ini nyata? Ya, tentu saja!
MRT Jakarta baru beroperasi akhir Maret 2019 dengan jalur yang masih terbatas. Untuk rute MRT yang dilalui adalah : Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Benhil, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Bundaran HI.
Baca juga : Melihat proses pembangunan LRT Palembang mulai dari tahap awal.
Kalau kemarin saya mencoba naik mulai dari Stasiun Setiabudi, persisnya depan Astra untuk pergi ke Blok M. Buat kamu, setelah tahu rute mana yang mau dituju, tentunya sekarang perlu tahu bagaimana cara menggunakan MRT.
Cara Naik MRT dan Cara Membeli Tiket MRT
Jalur bawah tanah memang unik, apalagi bagi kita yang baru pertama kali mencoba transportasi kereta. Ketika saya hendak membeli tiket, saya sudah melihat pemandangan anak-anak kecil didampingi oleh orangtua mereka dan petugas. Si anak antusias sekali untuk membeli tiket kereta. Saya merasa wisata MRT Jakarta cukup menarik untuk dilakukan sekaligus memberikan edukasi dan experience. Seperti jalur LRT Palembang yang melewati ke beberapa titik wisata Palembang.
Setelah berada di depan mesin tiket atau Ticket Vending Machine, kalian tinggal pilih mau tiket per perjalanan (Single Trip Ticket) atau tiket multi perjalanan (Multi Trip Ticket). Bedanya kalau multi trip bisa digunakan untuk beberapa kali perjalanan selama saldo masih mencukupi. Saldo juga bisa diisi ulang. Sedangkan tiket per perjalanan artinya hanya untuk satu kali perjalanan saja.
Pada mesin tiket, kita cukup memilih jalur kereta yang akan dituju. Untuk saat ini mesin tiket baru menerima uang pecahan kelipatan Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000 dan Rp 50.000 yang nantinya uang akan dikembalikan apabila lebih. Tiket berbentuk kartu akan keluar dan siap digunakan.
Sederhana sekali. Namun, akan lebih sederhana apabila kalian punya e-money yang bisa langsung siap digunakan. Tidak perlu antri di mesin tiket.
For your information, tiket yang sudah dibeli bisa di-refund di loket khusus. Untuk tiket per perjalanan, kita akan kena deposit kartu sebesar Rp 15.000 jadi bagi kalian yang ingin mengambil kembali uangnya bisa ke loket. Hanya perlu sabar kalau antrian sedang banyak.
Informasi yang saya dapat mengenai jam operasional MRT Jakarta dimulai dari jam 05.00 WIB hingga 22.00 WIB setiap hari. Kalian yang menjadi “spartan” mengejar waktu datang ke kantor tentu lebih tahu dalam mengukur waktu. Beda dengan saya yang bukan tinggal di Jakarta.
Seperti yang saya ceritakan di awal, kalau dua kali pengalaman saya naik MRT Jakarta ini boleh jadi merupakan gambaran ideal yang seharusnya. Saya naik dari stasiun depan BEJ menuju stasiun depan Manulife. Kemudian dari stasiun depan Astra menuju Blok M.
Tertib dan Nyaman
Para pengguna didalamnya tahu cara antri yang tertib. Memberikan kesempatan untuk pengunjung yang mau keluar terlebih dahulu. Di dalam kereta, saya bisa dapat kursi yang nyaman bersama pengguna lainnya. Saat menunggu di peron, saya melihat petugas mengingatkan pengunjung yang masih sibuk berfoto mendekati kereta. Bahkan yang lebih ajaib adalah ketika melihat para pengunjung yang tertib berbaris di eskalator bagian kiri agar orang yang ingin langsung berjalan bisa mengambil jalur kanan.
Saya sebagai orang yang pertama kali datang, langsung berdecak kagum. Ini benar sudah tertib apa karena ada efek viral tempo lalu?
Ada anak kecil mengingatkan ke orang tuanya, “Ma, tertib kalau nggak hati-hati loh difoto terus viral,” seru si anak.
Ini pasti gara-gara zaman Jokowi. Ya ela… apa-apa Jokowi.
Saya yang bukan orang Jakarta aja senang banget adanya transportasi umum yang bisa membantu banyak orang. Transportasi umum murah menjadi minat bagi rakyat jelata seperti saya dan kamu. Setali tiga uang, MRT Jakarta sama seperti LRT Palembang, saya antusias untuk mencoba.
Tak perlu saling mencibir, dengan kelakuan pengguna lain yang misalnya duduk lesehan pas di lorong MRT atau tidak memberikan jalur bagi orang yang ingin berjalan di sisi kanan. Cukup saling mengingatkan demi kenyamanan bersama. Atau jika tidak ya seperti anak kecil itu yang bilang, hati-hati lho difoto terus viral.
Saya juga bukan SJW, pada dasarnya lebih cuek saja karena saya lebih senang fokus pada pengalaman saya untuk bisa dibagikan kepada kalian. Memang benar, sepertinya di dalam stasiun MRT ini kurang sentuhan seni, sepanjang jalan kita bisa melihat branding dari sponsor yang membuat foto kurang instagenic
Harapannya pasti semoga jalur MRT ini bisa lebih diperluas sehingga menjangkau para kaum urban ibukota. Selain itu, untuk beberapa provider telepon juga bisa menjangkau sinyal sampai ke bawah tanah. Saya menggunakan provider biru dan merah, namun baru provider merah yang masih bertahan sinyalnya.
Sekali lagi selamat ya, MRT mengubah wajah Jakarta saat ini.
MRT akan mengubah kebiasaan orang2 jakarta. Yg tadinya naik kendaraan pribadi, bs jadi naik MRT ya. Kata org2 yg udah pernah naik sih jd hemat waktu. Cuma aku blm sempet coba naik MRT 🙂
sebagai orang indonesia yang meskipun nggak tinggal di jakarta,, ikut bangga akhirnya Indonesia punya MRT. Kalo pas ke jakarta mau nyobain versinya MRT indonesia ahh
Semoga masyarakat bisa menjaga fasilitas2 & transportasi ini dengan baik
keren semoga semakin lama para pengguna MRT semakin tertib dan semakin disiplin supaya para penumpang lainnya bisa nyaman dan aman saat bepergian naik MRT ini.
wah kalah cepat sama dirimu koh..
aku warga tetangga ibukota belum sempat juga nyobain MRT nih..
senenglah kalau lihat kita bisa tertib begini ya, semoga memang ini yg terjadi setiap hari
Koh, kalo ke palembang temenin keliling pake LRT dong hehehe… btw, kapan resmi jadi warga jakarta?
Haha… duh kapan ye resmi jadi warga Jakarta. Belum tahu neh… tapi lagi kepengen nomaden gitu sih.
baiklah 🙂
Baca judulnya sudah bikin senyum. Betul juga kata anak kecl itu, takut melanggar tata tertib soalnya takut diviralin, hihi. Walau bukan warga Jakarta turut senang adaya MRT semoga bisa membantu mengurangi kemacetan di ibu kota.
Hehehe.. pokoknya enak deh naik MRT ini 😀